Data tersebut tidak mewakili komposisi magma primer sebagai asal dari
batuan beku, maupun magma lain. Meskipun begitu, magma tersusun atas
multi elemen dominan ( O, Si, Al, Fe, Mg, Ca, Na, K ) dan elemen-elemen
lainnya.
Dari hasil analisis 5000 contoh batuan beku segar oleh Richardson &
Sneesby, terlihat bahwa kadar dominan SiO2 sebesar 52,5% & 73% adalah
granit & basalt.
KOMPOSISI MINERALOGI BATUAN BEKU
Ada > 1000 mineral, tetapi yang dijumpai di dalam sebagian besar batuan
beku ( > 99% batuan beku yang ada ) sangat sedikit.
Mineral lain yang sering dijumpai meskipun dalam jumlah sedikit adalah:
Kwarsa felspar piroksin & hornblenda biotit mineral titanium
12% 59,5% 16,8% 3,8% 1,5%
Apatit mineral ikutan
0,6% 5,8%
Kwarsa, tridimit & kristobalit memiliki kestabilan yang tidak sama dan
menunjukan fenomena enantiotropisme
Pada p atmosferik,
• Kwarsa stabil pada t s.d. 8670C
• Tridimit stabil pada t 8670 – 14700C stabil
• Kristobalit stabil pada t 14700 – 17130C
> 17130C larutan silika stabil (fasenya).
Larutan silika yang mengandung air akan membentuk kwarsa pada p > 1400
kg/cm2 dan t 11250C
larutan
kristobalit
T
tridimit
High Quartz
Low Quartz
P
Ke-3 polimorf silika tersusun atas tetrahedral Si-O di mana pada kwarsa
atom-atomnya lebih berdekatan dibandingkan dengan 2 mineral silika
yang lain tersebut (yang lebih terbuka) sehingga kwarsa memiliki d yang
lebih besar.
d d
kwarsa 2,65 tridimit 2,26
kristobalit 2,32 lechatelierit 2,20
Masing-masing dari ke-3 polimorf memiliki modifikasi bentuk ”high &
low”. Perubahan bentuk modifikasi dari ”high” ke “low” berjalan dengan
cepat pada temperatur transisi dan bersifat bolak-balik. Sedangkan
perubahan polimorf dari satu ke lain bentuk berjalan lambat.
Ada 2 fenomena penting sebagai berikut:
1) Apabila kristalisasi berlangsung dengan cepat (ada gas panas) meskipun
temperatur < 8670, maka kristalobalit dan /atau tridimit bisa mengkristal walaupun
di situ kwarsa berada pada fase stabil.
1) High & low quartz hanya terbentuk pada daerah kestabilan, tidak pernah pada
temperatur yang lebih tinggi.
- high quartz terbentuk pada temperatur > 5730 dalam batuan beku sebagai
mineral pembentuk batuan
- low quartz terbentuk pada temperatur < 5730 dalam vein kwarsa &
pegmatit
2, GRUP FELSPAR: struktur TEKTOSILIKAT
Adalah grup alkali-aluminium silikat yang terbentuk dari suatu magma yang
kaya alkali kekurangan silika. Grup ini tidak pernah berasosiasi dengan
kwarsa primer.
Mineral utamanya adalah :
Leucite KAlSi2O6 Sodalit Na8Al6Si6O24(Cl2)
Kaliofilit KAlSiO4 Nosean Na8Al6Si6O24 (SO4)
Kalsilit KAlSiO4 Cancrinit Na8Al6Si6O24 (HCO3)2
Nefelin NaAlSiO4
Felspar berstruktur tektosilikat dan dikelompokan berdasarkan kesamaan
petrografis.
leucit umum ditemukan dalam batuan volkanik, tidak dalam batuan plutonik
nefelin umum ditemukan dalam batuan volkanik dan plutonik.
4. GRUP PIROKSEN : struktur INOSILIKAT TUNGGAL
Dikelompokan berdasarkan kesamaan sifat kristalografik dan sifat fisik lain, serta
komposisi kimiawinya. Piroksen mengkristal dalam 2 sistem:
• ortorombik
• monoklin
Rantai tetrahedral Si – O yang memiliki ratio 1 : 3 (inosilikat tunggal) paralel dengan
sumbu vertikal kristal dan terikat secara lateral dengan ion logam, sehingga pada
umumnya kristalnya berbentuk prismatik. Jenis Piroksen antara lain adalah:
Enstantit MgSiO3 Piroksen ortorombik
Hiperstene (Mg,Fe)SiO3
Klino Enstantit MgSiO3
Klino Hipersten (Mg,Fe)SiO3 Piroksen monoklin
Diopsid CaMgSi2O6
Hederbergit CaFe2+Si2O6
Augit
Pigeonit
Aegirin NaFe3+Si2O6 Piroksen monoklin
Jadeit NaAl Si2O6
Spodumene LiAl Si2O6
Johannsenit CaMn Si2O6
Piroksen ortorombik yang umum berada dalam batuan beku semua kaya akan Mg
5. GRUP AMFIBOL : struktur INOSILIKAT GANDA
Berstruktur ortorombik dan monoklin, terdapat kesamaan sifat fisik, kristalografi dan
komposisi kimiawi dalam grup ini.
• Amfibol memiliki grup paralel dengan piroksen
• Perbedaannya adalah: Amfibol memiliki kandungan OH yang cukup dalam struktur.
Ratio Amfibol adalah Si : O = 4 : 11 (inosilikat ganda) sedangkan Piroksen 1 : 3
Komposisi kimiawi antara senyawa Amfibol dan Piroksen tidak jauh beda, sehingga
yang memiliki komposisi sama disebut polimorf.
Contoh:
MgO SiO2 H2O
MgSiO3 ( piroksen ) 40,0 60,0 –
Mg7(Si4O11)2(OH)2 (amfibol) 36,2 61,5 2,3
Jenis Amfibol :
Seri Antofilit: (Mg,Fe)7(Si4O11)2(OH) 2 Mg > Fe ----------------- Ortorombik
Seri Cummingtonit: (Fe,Mg)7(Si4O11)2(OH)2 Fe > Mg
Seri Hornblenda Monoklin
Seri Alkali Amfibol: Na > Ca : Glakofan, Riebeckit, Arfvedsonit
Amfibol diduga lebih banyak terdapat dalam batuan plutonik daripada batuan
volkanik. Adanya OH dalam struktur akibat kristalisasi dengan tekanan atau mungkin
karena komposisi magmanya.
6. GRUP OLIVIN: strukktur NESOSILIKAT
Grup Mika memiliki belahan basal sempurna dengan struktur filosilikat. Beberapa
jenis yang berlainan membentuk isomorf. Terdapat 2 anggota grup yang sering
mengkristal bersama dengan posisi paralel :
– Biotit dan Muskovit
– Muskovit dengan Lepidolit
Jenis Mika:
Muskovit --------------------------- KAl2(AlSi3O10)(OH)2
Paragonit --------------------------- NaAl2(AlSi3O10)(OH)2
Phlogopit --------------------------- KMg3(AlSi3O10)(OH)2
Biotit --------------------------- K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2
Lepidolit --------------------------- KLi2Al(Si4O10)(OH)2
Jenis mika yang umum terdapat alam batuan beku adalah biotit. Muskovit ada dalam
granit. Lepidolit selain terdapat dalam beberapa granit, terutama ada di dalam granit
pegmatit. Phlogopit kadang-kadang ditemukan dalam batuan yang kaya Mg, miskin Fe
seperti Peridotit tetapi umumnya dalam batuan gamping malihan dan pegmatit.
Paragonit jarang ditemukan, biasanya terdapat dalam batuan sekis.
Stabilitas:
•Phlogopit (dan Biotit) dapat terbentuk langsung dari magma pada t kristalisasi normal
•Muskovit terdapat dalam granit pada p rendah, dengan uap air yang tinggi dengan
kedalaman yang cukup besar
Dalam magma terdapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat
volatile / gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan
lainnya), dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang
umumnya terdapat pada batuan beku.