072 11 100
Holosenadalahkaladalamskala waktu
geologiyang berlangsung mulai sekitar
10.000tahun radiokarbon, atau kurang lebih
11.430 130 tahunkalenderyang lalu
(antara 9560 hingga 9300 SM). Holosen
adalah kala keempat dan terakhir
dariperiodeNeogen. Namanya berasal
daribahasa Yunani ("holos") yang berarti
keseluruhan dan ("kai-ne") yang berarti
baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut
juga sebagai "Kala Alluvium".
Berdasarkan pembagian/urutan
waktu.
Kala Holosen pernah dibagi-bagi dan terutama berlaku di Eropa
Utara.Pembagiannya terutama didasarkan kepada perubahan
iklim, suatu pembagian berdasarkan endapan gambut di
Scandinavia misalnya membaginya menjadi : pre-Boreal, Boreal,
Atlantik, sub-Boreal, dan sub-Atlantik. Ada juga yang
membaginya berdasarkan analisis serbuk sari seluruh Eropa,
ada juga yang berdasarkan kronologi absolut karbon-14.
Sebenarnya, dengan mengkombinasikan perubahan iklim,
pentarikhan absolut karbon-14, tefrakronologi (kronologi
endapan volkanik klastik), dendrokronologi (kronologi
lingkaran/cincin batang pohon), arkeologi, dan sejarah, maka
kala Holosen dapat dibagi ke dalam bagian-bagian dengan
resolusi sangat tinggi. Misalnya, saat ini diketahui bahwa
perubahan iklim berdurasi 200 tahun dapat dibedakan dan
ekivalen dengan pengendapan satu sekuen gambut.
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Penemu : Von Koeningswald tahun 1941
Lokasi Penemuan : Sangiran, daerah Surakarta
2. Pithecanthropus Erectus
Penemu : Eugene Dubois tahun 1890
Lokasi Penemuan : Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
3. Homo Soloensis
Penemu : Ter Haar dan Ir. Openoorth,
tahun 1931-1934
Lokasi penemuan : Desa Ngandong, Solo
4. Homo Wajakensis
Penemu : Eugene Dubois tahun 1889
Lokasi penemuan : Desa wajak dekat
Tulungagung, Jawa Timur
Kepunahan Keenam
Beberapa organisme pada periode Holosen ini telah mempengaruhi lebih
banyak dari periode sebelumnya, sebagian besarnya memang telah
mengubah kondisi dunia. Lebih jauh lagi, para ilmuwan berpendapat
bahwa sebanyak 20% jumlah tanaman dan juga hewan pada periode ini
kemungkinan akan punah atau hilang pada tahun 2025 Masehi dan 30%
akan punah pada tahun 2100 Masehi. Informasi ini belum final,
setidaknya perlu lebih banyak lagi informasi untuk menyimpulkan apakah
kepunahan yang akan terjadi nantinya atau yang sekarang sudah terjadi
itu berada dalam kategori alami; sebagai bagian dari pergantian spesies,
atau proses kepunahan ini justru dipercepat karena kegiatan dari
manusia, misalnya; berburu, polusi udara, kebakaran hutan, dan
penebangan liar (deforestasi) karena jika hal ini benar maka apa yang
disebut sebagai kepunahan massal keenam akan benar-benar terjadi.
Yang mencengangkan adalah hal ini seperti menjadi rahasia umum, ya
kita semua tahu bahwa perusakan habitat alami yang dipercaya menjadi
penyebab utama banyaknya kepunahan spesies lain itu disebabkan oleh
ulah satu spesies yang bernama manusia.