Anda di halaman 1dari 42

Laporan kasus

KOLANGITIS
Disusun oleh : dr. Nurcahyo Tri Utomo
Pembimbing : dr. Anggilia Stephanie, Sp.PD
Pendamping : dr. Afriady Effendy
Identitas Pasien
ANAMNESIS

• Dilakukan autoanamnesa ke
Anamnesis pasien pada tanggal 02 Agustus
2017 09:30

Keluhan • Nyeri Perut


Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan nyeri perut
pada bagian ulu hati hingga ke perut kanan
atas. Nyeri perut yang dirasakan pasien
sudah berlangsung selama ± 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri perut tidak bisa
dideskripsikan oleh pasien. Nyeri perut
berangsur – angsur memburuk sejak
pertama kali nyeri perut.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Nyeri perut dirasakan terus menerus.
Awalnya pasien merasakan nyeri perut
tidak begitu sakit tetapi semakin hari nyeri
perut yang dirasakan semakin sakit
hingga akhirnya dibawa ke RSUD Encik
Mariyam. Pasien belum meminum obat
apapun untuk mengatasi keluhan yang
dialami.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluhkan adanya demam,
terdapat mual muntah tetapi tidak disertai
darah, buang air kecil seperti teh pekat,
buang air besar seperti dempul, tidak
mengeluhkan adanya rasa panas/terbakar
di dada, penurunan berat badan secara
signifikan disangkal, pasien tidak nafsu
makan.
Riwayat Penyakit terdahulu
• Riwayat maag sudah sejak lama, riwayat
mengalami penyakit seperti ini disangkal,
riwayat hepatitis disangkal, riwayat nyeri dada
sebelumnya disangkal, riwayat trauma di
bagian perut disangkal, riwayat HT disangkal,
riwayat DM disangkal, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat terkena tumor disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat di keluarga yang mengalami penyakit seperti
ini disangkal, riwayat hepatitis disangkal, riwayat HT
disangkal, riwayat DM disangkal, riwayat penyakit
jantung disangkal, riwayat terkena tumor disangkal.
Riwayat Kehidupan Pasien
• Riwayat minum alkohol
disangkal, riwayat kurang
minum air putih disangkal,
riwayat merokok disangkal,
riwayat suka makan berlemak
(+).
PEMERIKSAAN FISIK 02 Agustus 2017 09:38

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

RR: 20 x/menit

Tekanan Darah: 120/70 mmHg

Suhu: 39,2 oC

Nadi : 86 x/menit
STATUS GENERALIS
Mata :
• Konjungtiva tidak anemis
• Sklera ikterik +/+

Gigi/Mulut:

• Mukosa tidak kering, caries -

Leher :

• KGB teraba tidak membesar


Paru :

• Ins : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri


• Pal : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
• Per : Sonor/sonor
• Aus : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/+

Jantung :

• Aus : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),


gallop (-)
Abdomen

• Ins : Perut tampak mendatar


• Aus : BU (+) meningkat
• Per : Timpani, NK (+), pekak beralih
• Pal : Nyeri tekan (+)
• Hepar : Teraba membesar 2 jari di bawah Arkus
kosta, tepinya lancip, tidak berbenjol benjol,
nyeri tekan (+)
• Lien : Tidak teraba membesar

Ekstremitas

• CRT < 2”, Akral hangat, Edema


Assesment
• Kolangitis

Planning
• Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit
• Neurobion 5000 (iv) 2 x 20 ml drip dalam RL
• Ranitidin bolus (iv) 2 x 50 mg
• Ondancetrone bolus (iv) 2 x 4 mg
• Parasetamol tablet (po) 3 x 500 mg
• Curcuma tablet (po) 2 x 20 mg
Hasil Laboratorium 20 Agustus 2017
Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 10,2 g/dl 12-14
Leukosit 6,2 ribu/ul 5-10
Eritrosit 3,37 juta/ml 4,5-5,5
Hematokrit 29,4 % 37-43
Trombosit 153 /fl 150-400
SGOT 189 mg/dl L<40, P<32
SGPT 82 mg/dl L<41, P<31
Bilirubin Total 10,0 mg/dl <1,2
Bilirubin Direct 1,7 mg/dl ≤0,3
Bilirubin Indirect 8,3 mg/dl ≤0,8
HbsAg Non reaktif
02 Agustus 2017
Pukul 09.30
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.30 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolangitis -IVFD : RL 20 tpm


Compos Mentis -Diet lunak tidak
+ • TD : 120/70
merangsang
• Belum BAB • RR : 20
• S : 39,2 -MM/
• BAK • N : 86 Neurobion 5000
seperti teh • Mata : ikterik +/+ 2x20 ml drip
• Abdomen : dalam RL
• Demam + • I : Datar
• Belum • A : BU(+)
Ranitidin bolus

Kentut • P : NK(+) 2x50 mg
• Muntah + • P : NT(+)
Hepar : Teraba Ondancetron
membesar 2 bolus 2x4mg
jari di bawah
arkus kosta,
Paracetamol
tepinya lancip,
tidak berbenjol tablet 3x500 mg
benjol, nyeri
tekan (+) Curcuma tablet
Lien : tidak 2x20 mg
membesar
03 Agustus 2017
Pukul 09.00
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.00 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolangitis dd/ -IVFD : RL 20 tpm


Compos Mentis -Diet lunak tidak
+ • TD : 100/70 Hepatitis A merangsang
• Sudah • RR : 20 -MM/
• S : 36,2 Neurobion 5000 2x20
BAB • N : 80 ml drip dalam RL
• BAK • Mata : ikterik +/+
• Abdomen : Ranitidin bolus 2x50
seperti teh • I : Datar mg
• Demam - • A : BU(+)
↑ Ondancetron bolus
• Sudah • P : NK(+) 2x4mg
Kentut • P : NT(+)
Hepar : Teraba Paracetamol tablet
• Muntah + membesar 2 3x500 mg
jari di bawah
arkus kosta, Curcuma tablet 2x20
tepinya lancip, mg
tidak berbenjol
benjol, nyeri Liver care 2x1 tablet
tekan (+) (tidak tersedia)
Lien : tidak
membesar
04 Agustus 2017
Pukul 09.00
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.00 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolangitis dd/ -IVFD : RL 20 tpm


Compos Mentis -Diet lunak tidak
+ • TD : 110/70 Hepatitis A merangsang
• Sudah • RR : 20 -MM/
• S : 36,8 Neurobion 5000 2x20
BAB • N : 74 ml drip dalam RL
• BAK • Mata : ikterik +/+
• Abdomen : Ranitidin bolus 2x50
seperti teh • I : Datar mg
• Demam - • A : BU(+)
↑ Ondancetron bolus
• Sudah • P : NK(+) 2x4mg k/p muntah
Kentut • P : NT(+)
Hepar : Teraba Paracetamol tablet
• Muntah - membesar 2 3x500 mg
jari di bawah
arkus kosta, Curcuma tablet 2x20
tepinya lancip, mg
tidak berbenjol
benjol, nyeri Liver care 2x1 tablet
tekan (+) (tidak tersedia)
Lien : tidak
membesar Omeprazole tablet
2x20 mg
05 Agustus 2017
Pukul 09.00
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.00 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolesistitis Dilakukan USG


Pankreas dalam batas
Compos Mentis normal
+ • TD : 80/50 Penebalan dinding vesica

• Sudah • RR : 24 fellea
Mild splenomegaly
• S : 36,8 Kesan Kolesistitis
BAB • N : 86
• BAK • Mata : ikterik +/+ IVFD : RL 20 tpm
Diet lunak tidak merangsang
• Abdomen : MM/
seperti teh • I : Datar Neurobion 5000 2x20 ml

• Demam - • A : BU(+) drip dalam RL



• Sudah • P : NK(+)
Ranitidin bolus 2x50 mg

Kentut • P : NT(+) Ondancetron bolus 2x4mg


k/p muntah
Hepar : Teraba
• Muntah - membesar 2 Paracetamol tablet 3x500
jari di bawah mg
arkus kosta, Curcuma tablet 2x20 mg
tepinya lancip,
tidak berbenjol Liver care 2x1
tablet(tidak tersedia)
benjol, nyeri
tekan (+) Omeprazole tablet 2x20 mg
Lien : tidak
Ceftriaxone injeksi 1x2 g
membesar
06 Agustus 2017
Pukul 09.00
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.00 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolesistitis IVFD : RL 20 tpm


Compos Mentis Diet lunak tidak
+ • TD : 100/70 merangsang
• MM/
• Sudah •
RR : 24
S : 36,5 Neurobion 5000 2x20
ml drip dalam RL
BAB • N : 80
• BAK • Mata : ikterik +/+ Ranitidin bolus 2x50
• Abdomen : mg
seperti teh • I : Datar
• Demam - • A : BU(+) Ondancetron bolus
↑ 2x4mg k/p muntah
• Sudah • P : NK(+)
Kentut • P : NT(+) Paracetamol tablet
Hepar : Teraba 3x500 mg
• Muntah - membesar 1
Curcuma tablet 2x20
jari di bawah
mg
arkus kosta,
tepinya lancip, Liver care 2x1
tidak berbenjol tablet(tidak tersedia)
benjol, nyeri
tekan (+) Omeprazole tablet
Lien : tidak 2x20 mg
membesar
Ceftriaxone injeksi 1x2
g
07 Agustus 2017
Pukul 09.00
Jam Subjektif Objektif Assessment Plan

09.00 • Sakit Perut • Kesadaran : Kolesistitis IVFD : RL 20 tpm


Compos Mentis Diet lunak tidak
- • TD : 100/70 merangsang
• MM/
• Sudah •
RR : 24
S : 36,5 Neurobion 5000 2x20
ml drip dalam RL
BAB • N : 80
• BAK • Mata : ikterik +/+ Ranitidin bolus 2x50
• Abdomen : mg STOP
seperti teh • I : Datar
• Demam - • A : BU(+) Ondancetron bolus
↑ 2x4mg STOP
• Sudah • P : NK(+)
Kentut • P : NT(+) Paracetamol tablet
Hepar : Teraba 3x500 mg
• Muntah - membesar 1
Curcuma tablet 2x20
jari di bawah
mg
arkus kosta,
tepinya lancip, Liver care 2x1
tidak berbenjol tablet(tidak tersedia)
benjol, nyeri
tekan (+) Omeprazole tablet
Lien : tidak 2x20 mg OBAT
membesar PULANG

Ceftriaxone injeksi 1x2


g
Kolangitis
Etiologi

Segala kondisi yang


menyebabkan statis
atau obstruksi

Batu duktus Penyebab


biliaris Tumor lain
komunis

Striktur Infeksi
Steanosis Ascaris
Kanker lumbrikoides
Pankreas
10-15%
memiliki batu
Kolangiokarsinoma AIDS
duktus biliaris
komunis Cholangiopathy

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall.
Diakses tanggal 14 September 2017
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi batu empedu di dunia sekitar 20-35%
dan resiko terjadinya kolangitis akut simtomatik
dilaporkan sekitar 0.2%. kolangitis akut dapat pula
disebabkan adanya batu primer di saluran bilier,
keganasan dan striktur

Kimura Y, Takada T, Strasberg SM, Pitt HA, Dirk J. Gouma,et al. TG13 current terminology, etiology, and epidemiology of acute cholangitis and cholecystitis.
J Hepatobiliary Pancreat Sci (2013) 20:8–23

Fauzi A. Kolangitis Akut.Dalam:Rani A,Simadibrata M,Syam AF,Editor. Buku ajar Gastroenterohepatologi. Edisi-1. InternaPublishing;2011:579-90.
Kolangitis akut adalah sindrom klinis yang ditandai
dengan demam, sakit kuning, dan nyeri perut yang
berkembang sebagai akibat dari stasis/sumbatan dan
infeksi di saluran empedu.

Fauzi A. Kolangitis Akut.Dalam:Rani A,Simadibrata M,Syam AF,Editor. Buku ajar Gastroenterohepatologi. Edisi-1. InternaPublishing;2011:579-90.
Patofisiologi

Sumber : http://www.nytimes.com/health/guides/disease/gallstones/print.html
Penghalang
mekanis
sfingter oddi Sistem
Pembilasan Protektif
kontinyu
empedu Empedu
Bakteriostatik
garam
empedu
Sekresi Ig A
dan sekret
empedu

Batu Obstruksi
bilier

Tumor
Menyebabkan
Lainnya disfungsi sistem ↑ tekanan
protektif intraduktal
empedu

↑ permeabilitas
Ascending
membran di
Infection
sistem bilier

Perkembangbiakkan
Kolangitis pada batu empedu /
kantung empedu Septikemia

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
Diagnosis

Kirayama S, Takada T, Strasberg SM, et al. TG13 guidelines for diagnosis and severity grading of acute cholangitis (with videos). J Hepatobiliary Pancreat
Sci. 2013. 20:24–34
Grading

Kirayama S, Takada T, Strasberg SM, et al. TG13 guidelines for diagnosis and severity grading of acute cholangitis (with videos). J Hepatobiliary Pancreat
Sci. 2013. 20:24–34
Tatalaksana

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31
Agustus 2017
Antibiotik

Gomi H, Solomkin JS, Takada T, et al. TG13 antimicrobial therapy for acute cholangitis and cholecystitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci. 2013. 20:60-70
Antibiotik

Gomi H, Solomkin JS, Takada T, et al. TG13 antimicrobial therapy for acute cholangitis and cholecystitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci. 2013. 20:60-70
ERCP
• Prosedur ERCP ini dapat melakukan visualisasi
pada region ampula dan akses langsung ke
duktus biliaris komunis distal dengan
kemungkinan melakukan intervensi terapi.
• Pada dokter yang ahli dalam menggunakan
ERCP, rasio sukses untuk melakukan kanulasi
duktus biliaris komunis dan cholangiography
adalah > 90%. Komplikasi akibat penggunaan
ERCP yaitu pankreatitis dan kolangitis muncul di
angka < 5%.
Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, et al. Scwartz’s PRINCIPLES OF SURGERY. Edisi ke 10. New York: McGraw-Hill Education; 2015; 32: 1315-17.
ERCP
Komplikasi
• Gagal hepar, Abses hepar
• Sepsis
• Acute Renal Failure

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
Prognosis (1)
• Prognosis tergantung kepada beberapa
faktor, termasuk :
1.Deteksi dini dan pengobatan kolangitis
2.Respon terhadap terapi
3.Kondisi medis pasien

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
Prognosis (2)
• Rasio mortalitas pasien berkisar antara 5-
10%, rasio mortalitas meningkat jika
pasien memerlukan penanganan operasi.
Pada pasien dengan berespon dengan
pengobatan antibiotik, prognosisnya akan
baik

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
Prognosis (3)
• Usia lanjut, riwayat penyakit yang
memperburuk, dan keterlambatan
dekompresi meningkatkan angka
kematian akibat operasi (17-40%). Rasio
mortalitas pada operasi elektif setelah
distabilkan kondisi medisnya < 3%

Scot MT, Rosh AJ, Talavera F, et al. Acute Cholangitis. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/774245-overview#showall. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
KESIMPULAN
• Saat pasien datang keluhan nyeri perut menjalar
ke perut kanan atas yang dirasakan terus
menerus sepanjang 3 hari ini disertai dengan
demam, buang air kecil seperti teh pekat, buang
air besar seperti dempul, dan nafsu makan
mengindikasikan bahwa pasien memiliki
kecendrungan ke arah penyakit yang
berhubungan dengan sistem bilier baik apakah
itu kolelitiasis, koledokolitiasis, kolangitis
ataupun hepatitis.
KESIMPULAN
• Pasien mengalami konjungtiva ikterik disertai
dengan pembesaran hati. Dari triad charcoat
didiagnosis kolangitis tetapi jika ditinjau dari
Tokyo Guideline 2013 didiagnosis suspect
kolangitis grade II namun pasien seharusnya
melakukan pemeriksaan CT-Scan pada saat itu
untuk mengetahui penyebab dari kolangitis yang
diderita. Selain menggunakan CT-Scan
berdasarkan guideline bisa juga dilakukan
tindakan ERCP, selain sebagai alat diagnosis
juga bisa sebagai terapi.
KESIMPULAN
• Selama perawatan di bangsal pasien dilakukan
pemeriksaan usg yang dilakukan oleh dokter spesialis
penyakit dalam sebagai pemeriksaan untuk mencari
etiologi dari penyakit yang diderita pasien. Hasil yang
didapat yaitu pankreas dalam batas normal, penebalan
dinding vesica fellea, mild splenomegaly yang
disimpulkan kolesistitis tetapi dalam pemeriksaan tidak
dihitung berapa tebal dinding vesica fellea yang
mengalami penebalan karena bisa mempengaruhi dari
penentuan diagnosis.
• Setelah dirawat kurang lebih selama lima hari, klinis dari
pasien mengalami perbaikkan dan diperbolehkan
pulang.
SARAN
1. Untuk Masyarakat
Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai
pentingnya memeriksaan diri ke faskes tingkat satu agar dapat
diupayakan upaya preventif dan early diagnosis.

2. Untuk Pihak Rumah Sakit


Diharapkan bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan fasilitas
kesehatan yang dimiliki agara dapat memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasien karena tanpa fasilitas kesehatan yang
memadai akan mengurangi tingkat ketepatan diagnosis dan terapi
yang diberikan oleh petugas kesehatan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai