Anda di halaman 1dari 13

ISTHMUS AORTA

ISTHMUS AORTA
• Diameter aorta ascending sekitar 28 mm, dimana diameter arkus aorta
akan mengecil pada percabangan arteri kolateral. Pada perbatasan ini,
terbatas striktus kecil (aortic isthmus) yang diikuti dengan dilatasi.
• Isthmus aorta umumnya digunakan untuk menandakan suatu bagian dari
aorta, yang berada dari distal arteri subklavia sinistra. Tempat duktus
arteriosus berada.
• Isthmus menandakan suatu daerah yang merupakan daerah bertemunya
dua bagian yang terpisah.
• Isthmus aorta merupakan suatu daerah yang menyempit pada bagian distal
dari arteri subklavia sinistra. Pada janin isthmus menyempit sekitar 70-80%
dari ukuran aorta normal. Merupakan suatu mekanisme yang membatasi
aliran darah dari ventrikel kanan dan ventrikel kiri agar tidak bertemu atau
bercampur.
• Pada trauma aorta 80% terjadi kelainan pada isthmus aorta. Untuk
dapat menilai suatu isthmus aorta yang mengalami trauma paling
baik adalah melalui CT- angiografi. Karena dapat melihat keseluruhan
aorta thorakalis.
Coarcation Aorta
Rita Yuliana
DEFINISI
• Aortic coarcation merupakaan keadaan menyempitnya aorta yang
umumnya muncul dari daerah distal arteri subklavia sinistra.
Melformasi vascular ini menyebabkan bagian dari tunika media
mengalami penebalan, sehingga dapat mempertebal cincin dari aorta.
Aortic coarcation di bagi menjadi tiga bagian yaitu preductal (infant)
atau postductal (dewasa).
Etiologi
• Genetik : sering terjadi pada orang kulit putih dibandingkan
Asian.
• Lingkungan : variasi lingkungan dan musim telah terbukti
berhubungan dengan terjadinya coarcation aorta. Penduduk yang
lahir pada akhir musim gugur dan dingin lebih tinggi kemungkinan
mengalami koarkasio aorta.
• Mutasi gridlock : mutasi pada manusia berupa kegagalan formasi
dari vascular dimana terjadi penggabungan antara aorta dorsal
dengan aorta medial.
patofisiologi
• Defek pada tunika media berperan dalam terbentuknya koarkasio
aorta. Pada aorta yang mengalami koarkasio terlihat penebalan dari
tunika intima dan media di belakang lumen dari aorta. Duktus atau
ligamentum arteriosus menuju ke anterior medial dari lokasi yang
sama terjadinya koarkasio. Infeksi dapat saja terjadi pada daerah ini.
• Koarkasio terjadi akibat perkembangan abnormal embriologi yang
dapat dijelaskan lewat dua teori berikut ini :
• Ductus tissue theory (Teori jaringan duktus)
• Hemodynamic Theory
Gejala Klinis
• Early life – gagal jantung kongestif, asidosis berat dan rendahnya
perfusi ke tubuh bagian bawah.
• Beyond infancy – jarang muncul kelainan. Hipertensi, nyeri kepala,
mimisan, kram pada kaki, kelemahan otot, akral dingin atau
perubahan neurologic sering terjadi.
Diagnosis
• Early presentation : defek biasanya disertai dengan anomaly pada
arkus aorta, patent duktus aorteriosus, resistensi pembuluh darah
vascular. Gejala selalu berhubungan dengan waktu kedatangan
penyakit. Pasien umumnya datang dengan keluhan susah makan,
takipnea dan lethargi disertai tanda tanda dari gagal jantung kongestif
dan shock. Ekstremitas atas masih memiliki vaskularisasi yang baik.
• Late presentation : umumnya pada pasien diperoleh hipertensi dan
murmur. Umumnya pasien tidak mengalami gagal jantung kongestif
karena sudah terbentuk pembuluh darah kolateral. Diagnosis
ditegakan jika didapatkan hipertensi tanpa disertai kelaianan lain yang
jelas. Gejala lain yang dapat muncul berupa nyeri kepala, nyeri dada,
kelelahan atau bahkan perdarahan intracranial.

Anda mungkin juga menyukai