Dewi Nurhayati
Miftahuljannah S
Pembimbing:
dr. Diane M. Supit, Sp. A
Definisi
O Gizi buruk
Gizi buruk akut atau malnutrisi akut berat
(MAB) menurut WHO adalah keadaan dimana
seseorang tampak sangat kurus, ditandai dengan
BB/PB < - 3 SD dari median WHO child growth
standard, atau didapatkan edema nutrisional, dan
pada anak umur 5-59 bulan lingkar lengan atas
(LLA) < 110 mm.
Klasifikasi Status Gizi Anak
Indeks Simpangan Baku Status Gizi
2 SD Gizi Lebih
-2 SD sampai +2 SD Gizi Baik
BB / U <-2 SD sampai -3SD Gizi Kurang
<-3 SD Gizi Buruk
-2 SD sampai +2 SD Normal
TB / U
< -2 SD Pendek
2 SD Gemuk
-2 SD sampai +2 SD Normal
BB / TB < -2 SD sampai -3 SD Kurus
< -3 SD Sangat Kurus
Klasifikasi Gizi Buruk
O Marasmus
O Kwasiorkor
O Marasmik Kwasiorkor
Marasmus
O Malnutrisi Energi-Protein (MEP) adalah defisiensi
yang disebabkan oleh ketidakcukupan asupan
protein, sumber energi, atau keduanya
Marasmik Kwasiorkor
O Gambaran klinis merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus.
O Pada penderita demikian disamping menurunnya
berat badan < 60% dari normal memperlihatkan
tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan
rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan
biokimiawi terlihat pula
Epidemiologi
O Malnutrisi Energi-Protein (MEP) merupakan salah satu
dari empat masalah gizi utama di Indonesia di samping
anemia gizi, defisiensi vitamin A, dan gangguan akibat
kekurangan Iodium (GAKI)
O Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak dibawah
usia 5 tahun (balita).
O Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi
buruk yang paling sering ditemui pada balita
Etiologi
Patogenesis
Manifestasi klinis
Marasmus Kwasihorkor Obesitas
Pertumbuhan Perubahan mental Wajah bulat dengan
berkurang/ berhenti sampai apatis pipi tembem dan
Terlihat sangat kurus Anemia dagu rangkap
Penampilan wajah Perubahan warna dan Leher relatif pendek
seperti orangtua tekstur rambut, Dada membusung
Perubahan mental mudah dicabut / dengan payudara
Cengeng rontok membesar
Kulit kering, dingin, Gangguan sistem Perut membuncit dan
mengendor, keriput gastrointestinal striae abdomen
Marasmus Kwasihorkor Obesitas
Tranfusi darah :
O Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
O Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red
cells untuk transfusi dengan jumlah yang sama.
O Beri furosemid 1 mg/kgBB secara i.v pada saat
transfusi dimulai
Pencegahan KEP
Penganekaragaman makanan dan pendidikan gizi
Pendidikan gizi ini berfokus pada :
O Mengubah pola pikir ibu yang salah tentang pemberian makan dan
proses menyusui
O Memperbaiki kesalahan pembagian jatah makanan di rumah antara
anggota keluarga yang dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
O Menumbuhkan kesadaran terhadap status gizi
O Pentingnya ASI eksklusif.
O Meningkatkan higiene (hygiene personal, makanan, dan
lingkungan).
O Pentingnya imunisasi.
O Pentingnya menanam buah-buahan dan sayur-sayuran yang bisa
dikonsumsi oleh anggota kelarga di pekarangan rumah.
O Pentingnya memantau pertumbuhan anak dengan membawanya ke
pusat pelayanan kesehatan.
Pendekatan Ekonomi
O Food for work
O Food subsidy
O Income generating project
Komplikasi
O Masalah pada mata
O Anemia berat
O Lesi kulit pada kwashiorkor
O Diare persisten (giardiasis dan kerusakan
mukosa usus, intoleransi laktosa, diare
osmotik)
Prognosis
Prognosis tergantung dari stadium saat
pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa
hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat,
bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat
dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang
irrever-sibel dari set-sel tubuh akibat under
nutrition maupun overnutrition.
Kesimpulan
O Gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di
banyak negara di dunia, terutama di negara-negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia.
O Manifestasi klinis marasmik-kwashiorkor yang sering
ditemui antara lain hambatan pertumbuhan, hilangnya
jaringan lemak bawah kulit, atrofi otot, perubahan tekstur
dan warna rambut, kulit kering dan memperlihatkan alur
yang tegas dalam, pembesaran hati, anemia, anoreksia,
edema, dan lain-lain.
O Diagnosis marasmik-kwashiorkor ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis dan abnormalitas
pada pemeriksaan antropometrik) dan laboratorium yang
memperlihatkan penurunan kadar albumin, kolesterol,
glukosa, gangguan keseimbangan elektrolit, hemoglobin,
serta defisiensi mikronutrien yang penting bagi tubuh.
TERIMA KASIH