Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN TANAMAN

DAN BAGIAN TANAMAN

I Made S. Utama
Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Stadia Perkembangan Khusus
• Dormansi
• Pembungaan
• Pemasakan buah
• Absisi
• Senescence
Dormansi
• Merupakan suatu periode terjadinya hambatan pertumbuhan
• Secara alami merupakan sinkronisasi pertumbuhan dan
perkembangan dengan kondisi lingkungan yang diinginkan (seperti
tanaman atau bagian tanaman yang dorman selama periode dingin
atau kering)
• Dalam periode pascapanen kondisi dormansi sering dimanipulasi
• Ada tiga macam dormansi berdasarkan tempat atau penyebab
hambatan pertumbuhan:
– Ekodormansi: jika satu faktor lingkungan tidak mendukung
– Endodormansi: Terdapat mekanisme internal yang mencegah
pertumbuhan walaupun faktor eksternal ideal. Terdapat persepsi
khusus dari suatu signal lingkungan atau endogenous dimana
reaksinya terjadi pada struktur dimana dormansi dimulai.
– Paradormansi adalah sama dengan endodormansi namun signal yang
diterima oleh suatu struktur diluar dari terjadinya tempat dormansi.
Definition: Dormancy is a state of temporary metabolic
inactivity or minimal activity. Plants generally go dormant in
response to adverse growing conditions. For example:
perennial plants going dormant for the winter or grass going
dormant in intense heat. They stop growing and conserve
energy until better cultural conditions present themselves. This
happens naturally as seasons and weather changes. It can also
be artificially controlled to store plants for shipping or to get
them to flower for particular holidays. Forcing bulbs and
flowering branches in the spring is a way of artificially breaking
dormancy.
Pembungaan
• Berbagai spesies tanaman yang mengalami pembungaan penting
untuk keberhasilan reproduksi.
• Keindahan bunga sering digunakan oleh manusia untuk maksud
aesthetic
• Sehingga mengendalikan bunga dari inisiasi, antesis dan pelayuan
adalah penting.
• Oleh ahli fisiologi, pengendalian tersebut menjadi perhatian
penelitian
• Banyak penelitian telah dilakukan untuk memperpanjang masa
hidup dari bunga potoang baik selama penyimpanan dan
setelahnya.
• Pada beberapa kasus, pembungaan justru mulai diinduksi selama
penyimpanan sehingga bunga muncul setelah penyimpanan (bulb
Tulip atau Easter Lilies.
Induksi Pembungaan
• Proses Fisiologis Pembungaan: 1) Induksi dan 2)
perkembangan.
• Induksi dikendalikan oleh 4 mekanisme: 1) vernalisasi,
2) fotoperiodisme, 3) termoperioderisme, dan 4)
perkembangan morfologis.
• Vernalisasi: promosi terjadinya pembungaan karena
adanya prekondisi suhu rendah tanaman. Jadi
membutuhkan periode dingin untuk menginduksi
pembungaan. Seperti bulb Tulip atau lili.
• penyimpanan dingin dapat berfungsi SEBAGAI periode
vernalisasi, panjang periode beragam tergantung
spesies.
Induksi Pembungaan
• Fotoperiodisme: Panjang hari terang dan gelap dan
dibagi menjadi a) short day plant, b) long day plant and
c) day-neutral plant.
• Termopeioderisme: pembungaan tergantung fluktuasi
suhu. Adanya fluktuasi suhu ini dapat mengakibatkan
tanaman lebih banyak berbunga dibandingkan
pertumbuhan vegetatifnya.
• Stadia perkembangan berpengaruh terhadap respon
pembungaan. Terjadinya pembungaan beragam
kaitannya dengan stadia perkembangan, seperti bambu
membutuhkan waktu 50 tahun stadia perkembangan
untuk dapat berbunga dan hanya terjadi sekali.
Perkembangan Bunga
• Setelah menerima ransangan pembungaan akan
mengakibatkan konversi dari meristem vegetatif menjadi
suatu bunga.
• Konversi di atas melalui suatu seri perubahan atau
perkembangan.
• Stadia perubahan tersebut: pembelahan sel yang intens
menuju pada perkembangan menjadi bagian-bagian
individu bunga, seperti sepala -- petala --- stamen --
pistil
• Induksi pembungaan dan pembelahan sel diikuti oleh
ekspansi sel dan kecepatannya tergantung pada spesies dan
faktor lingkungan
• Ekspansi sel dan stadia pembukaan bunga penting untuk
penanganan pascapanen dan penyimpanan dan masih
sedikit diteliti.
Antera
Stamen

Stigma

Style
Ovarium
Pemasakan Buah
• Mendekati akhir fase pertumbuhan buah, terjadi
suatu seri transformasi qualitatif maupun
qauntitatif pada proses pemasakan.
• Buah dapat diklasifikasikan berdasarkan dinding
buah: 1) Parenkimatik atau fleshy fruits dan 2)
sklerenkimatik atau dry fruits.
• Pada fleshy fruits pemasakan merupakan transisi
antara pematangan dan pelayuan.
• Selama pemasaknnya mengalami suatu seri
perubahan kondisi fisik dan kimia
• Pemasakan pada fleshy dan dried fruit berbeda.
Perubahan pada pemasakan
Fleshy fruits
• Terdapat Tiga Kategori Perubahan:
–Perubahan Tekstur
–Perubahan Pigmen
–Perubahan Flavor
Perubahan Fisk dan Kimia selama Pemasakan Fleshy fruits

1 Pematangan Biji 4 Prub. Komp. K.hidrat


2 Perubahan Pigmen a. Konv. Pati--Gula
a. Degradasi Klorofil b. Interkonv. gula Flavor
b. Pembukkan pigmen Warna 5 Prod. Aromatik Vltl
c. Sintesis karotenoid 6 Perub Asam Organik
d. Sintesi antosianin 7 Absisi buah
3 Pelembekan 8 Perub Laju Respirasi
a. Perub. Komp. pektin 9 Perub sintesis Etilen
b. Perub. Dinding sel Tekstur 10 Perub Permeabilitas
Jaringan
c. Hidrolisis bhn Simp 11 Perub Protein
a. Quantitatif
b. Qualitatif
12 Perkemb. Wax Perm.
Perubahan Laju Respirasi
• Selama pemasakan terjadi peningkatan laju respirasi
dramatis disebut respirasi klimakterik
• Respurasi klimakterik tidak terjadi pada semua buah
• Banyak buah nonklimakterik tidak mempunyai banyak
energi respirasi cadangan yang dapat dihidrolisis
menjadi substrat respirasi selama pemasakan.
• Energi substrat disuplai oleh tanaman induk dari proses
pemasakan secara keseluruhan dalam tanaman. Buah
non-klimakterik juga dapat melaksanakan pemasakan
• Yang dijadikan dasar pembedaan masih tetap adalah
laju respirasi.
• Kenapa pembagian di atas menjadi perhatian para ahli?
Pengendalian Pemasakan
• Menghambat laju respirasi
• Menghambat reaksi ensimatik

Menginisiasi Pemasakan
• Hormon tanaman “etilen” ….disebut ripening
hormone

Anda mungkin juga menyukai