Anda di halaman 1dari 21

ANEMIA

OLEH : KELOMPOK 7 & 8


APA ITU ANEMIA ??????
PENGERTIAN

Menurut WHO (1997) seseorang dinyatakan anemia bila kadar


hemoglobin pada laki-laki dewasa < 13 g/dl, pada anak umur 12-13
dan wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl, pada umur 6 bulan sampai
5 tahun dan wanita hamil < 11 g/dl. Pada anak umur 5-11 tahun
dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11.5 g/dl.
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb),
hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal,
sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur
makanan yang esensial. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi
zat besi, asam folat, dan/atau vitamin B12.
Klasifikasi Anemia
– Anemia Defisiensi Besi  timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh sehingga pembentukan hemoglobin
berkurang
– Anemia hipoplastik sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru  infeksi berat (sepsis),
keracunan dan sinar rontgen atau radiasi
– Anemia Megaloblastik  defisiensi vitamin B12 dan asam
folat
– Anemia Hemolitik  penghancuran atau pemecahan sel
darah merah sebelum waktunya
Penyebab Anemia

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia adalah sebagai


berikut:
– Kurang gizi/malnutrisi.
– Kurang zat besi dalam zat makanan.
– Malabsorpsi.
– Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid, dan
Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
Batas Nilai Kadar
Hemoglobin
Kelompok Umur Hemoglobin(gr/dL Hematokrit(%)
)
Anak 6 Bulan – 5 Tahun 11,0 33
5 Tahun – 11 Tahun 11,5 34
12 Tahun – 13 12,0 36
Tahun
Dewasa Wanita 12,0 36
Wanita Hamil 11,0 33
Laki-Laki 13,0 39
Sumber : WHO/UNICEF/UNU, 1997
Epidemiologi Anemia

Distribusi dan Frekuensi


– Menurut Orang  Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2008, prevalensi anemia pada tahun
1999-2005 di dunia masih tinggi dimana prevalensi pada
balita 47,4%, anak usia sekolah 25,4%, wanita tidak
hamil 30,2%, wanita hamil 41,8%, pada lansia 23,9%
dan terendah pada laki-laki 12,7%.
Lanjutan……..

Menurut Tempat
– Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di
Negara sedang berkembang ketimbang Negara yang sudah
maju. Prevalensi anemia ibu hamil pada tahun 2005 di
beberapa Negara terbelakang sangat tinggi seperti di Kongo
adalah 67,30%, di Nigeria 65,51% dan di Eithopia 62,68%.
Prevalensi ini mulai berkurang di Negara berkembang seperti
di India 44,33% dan Indonesia 44,33%
Lanjutan….
Berdasarkan Waktu
– Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III
sebesar 70%.4
– Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
tahun 1986 proporsi ibu hamil yang menderita anemia adalah
73,3% menurun pada tahun 1992 menjadi 63,5%, pada tahun
1995 menurun menjadi 50,9%, tahun 2001 menurun lagi menjadi
40,1%. Hasil Riskesdas 2007 proporsi ibu hamil yang anemia
adalah 24,5% . Hal ini menunjukkan keberhasilan program
pemerintah dalam hal penanggulangan anemia pada ibu hamil
Determinan
– Faktor factor yang mempengarui kejadian Anemia :
– Jenis Kelamin
– Besar Keluarga
– Pendidikan
– Pekerjaan
– Status Gizi
– Gaya Hidup
– Konsumsi Alkohol
– Riwayat Penyakit Infeksi dan Parasite
Prevalensi Anemia

Kelompok Jumlah
Ibu Hamil 63,5%
Anak Balita 55,5%
Anak Usia Sekolah 24%-34%
Wanita Dewasa 30%-40%
Pekerja Berpenghasilan Rendah 30%-40%
Pria Dewasa 20%-40%
(Sumber supariasa dkk, 2002)
Lanjutan…

– Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),


prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil sebesar
63,5% tahun 1995, turun menjadi 40,1% pada tahun 2001,
dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007).
Angka anemia defisiensi besi ibu hamil di Indonesia
masih tergolong tinggi walaupun terjadi penurunan pada
tahun 2007. Keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia
defisiensi besi menjadi masalah kesehatan masyarakat
(Depkes, 2010).
Tanda dan Gejala Anemia

– Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi


tiga golongan besar yaitu sebagai berikut:
– Gejala Umum anemia
– Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
– Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
– Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
– Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis
dan halus.
Gejala Khas Masing-masing
anemia
– Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis.
– Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)
– Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
– Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tandatanda
infeksi
Gejala Akibat Penyakit Dasar

– Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia. Gejala ini timbul
karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya
anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang
berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak
tangan berwarna kuning seperti jerami.
Pencegahan Anemia

– Pencegahan primer  Edukasi, Suplementasi Fe (Tablet


Besi), Fortifikasi Makanan dengan Zat Besi
– Pencegahan Sekunder  Skreening, Pemberian Tablet
Fe
– Pencegahan Tersier memeriksa ulang secara teratur
kadar hemoglobin, mengeliminasi faktor risiko.
Dampak dan Komplikasi Anemia

– Anemia pada remaja dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan dan


konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal, menurunkan kemampuan fisik olahragawan dan
olahragawati, dan mengakibatkan muka pucat, serta dapat menurunkan daya
tahan tubuh sehingga mudah sakit (Grantham et al. 2001),
– Anemia pada kelompok dewasa dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga
mudah sakit, menurunkan produktivitas kerja, dan menurunkan kebugaran
(Hass & Brownlie 2001).
komplikasi

– Menurut Reksodiputro (2004) yang dikutip oleh Tarwoto,


dkk (2010), komplikasi dari anemia yaitu: Gagal jantung
kongesif; Parestesia; Konfusi kanker; Penyakit ginjal;
Gondok; Gangguan pembentukan heme; Penyakit infeksi
kuman; Thalasemia; Kelainan jantung; Rematoid;
Meningitis; Gangguan sistem imun.
ANEMIA
MODEL TIMBULNYA
MASALAH ANEMIA
KURANG GIZI

Makan Tidak Penyakit Infeksi


Seimbang

Tidak Cukup Pola Asuh Anak Tidak Sanitasi dan air


Persediaan Pangan Memadai bersih/Pelayanan kesehatan
dasar tidak memadai

Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Ketrampilan

Kurang Pemberdayaan Wanita dan Keluarga, Kurang Pemanfaatan


Sumber Daya Manusia

Pengangguran, Inflasi, Kurang Pangan, dan Kemiskinan

Krisis Ekonomi , Politik dan Sosial


UMUR, SEX, IMUNOLOGI, KEBIASAAN

HOST

Epidemiologi
Segitiga

ANEMIA

AGENT ENVIRONMENT

1. Gizi(Unsur gizi dapat menyebabkan Fisik : cuaca, tanah, air.


defisiensi zat gizi) Biologis : Kependudukan
2. Kimia dari Luar (Obat-obatan, bahan Tumbuh-tumbuhan
kimia dalam makanan, zat aditif)
Hewan
3. Kimia dari dalam (Agens berasal dari
kimia dalam yang dihubungkan dengan Sosial ekonomi: Pekerjaan
metabolisme dalam tubuh seperti
Urbanisasi
malabsorbsi)
Fisik : cuaca, tanah, air.
4. Faktor Faali (Kehamilan)
Biologis : Kependudukan
5. Penyakit Kronik : TBC, paru, cacing usus,
malaria, dan lain-lain Tumbuh-
tumbuhan
6. Faktor Psikis
Hewan

Sosial ekonomi:

Anda mungkin juga menyukai