MOLA HIDATIDOSA
Preseptor
dr. Susanti Apriyani, Sp.OG
BAB I
LATAR BELAKANG
Mola hidatidosa atau yang dikenal juga dengan hamil anggur adalah
kehamilan abnormal yang terjadi akibat perubahan histologi dari plasenta,
terutama di vili korion, dimana terjadi proliferasi trofoblas dan edem pada
stroma.
Pada kehamilan mola janin tidak bisa tumbuh dan berkembang, akan
tetapi pada beberapa kasus (1 dari 100 janin), dapat berkembang bersama
kehamilan mola.
Prevalensi mola hidatidosa bervariasi di setiap negara
Eropa dan Amerika Utara 0,6 – 1 dari 1000 kehamilan.
Jepang terdapat 2 dari 1000 kehamilan mengalami hamil mola.
Indonesia, dilaporkan terdapat 1 : 85 kehamilan dengan mola.
RS Dr.Cipto Mangunkusomo Jakarta angka kejadian mola hidatidosa 1 : 31
persalinan dan 1 : 9 kehamilan. Molahidatidosa salah satu penyebab
perdarahan yang menjadi salah satu penyebab kematian ibu terbesar.
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidropik.
Makroskopik Histologi
1 • Mola Hidatidosa
Komplek
• Mola Hidatidosa
2 Parsial
Mola Hidatidosa Komplek
Mola hidatidosa parsial terjadi apabila 2 sel sperma membuahi 1 sel telur
normal. Pada mola hidatidosa parsial terdapat jaringan janin, tetapi sering
bergabung dengan jaringan trofoblas, sehingga janin tidak dapat tumbuh dan
berkembang.
2. Teori Neoplasma
Sel trofoblas dikatan abnormal apabila mempunyai fungsi abnormal pula,
dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan kedalam vili sehingga timbul
gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian
mudigah.
PATOFISIOLOGI
2. Teori Neoplasma
Anamnesis
•Amenorea dan mengalami perdarahan pervaginam
•Keluhan muntah berlebihan, kehilangan berat badan, dan tampak sakit
•Tanda-tanda hipertiroid dan tanda-tanda preeklampsia.
Pemeriksaan Fisik
•Uterus lebih besar dari usia kehamilan normal (kadang-kadang uterus
berukuran lebih kecil dari usia kehamilan normal, terutama jika mola mati)
•Konsistensi uterus seperti adonan
•Tidak ditemukan bagian dari fetus, tidak ada ballottement
•Tidak ditemukan gerak janin dan denyut jantung janin.
•Keluarnya vesikel mola pada perdarahan uterus merupakan bukti yang
menyimpulkan suatu mola hidatidosa
•Pembesaran kedua ovarium yang teraba pada 25-50% kasus
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan hCG
Pemeriksaan kadarHuman Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah
atau rutin dapat membantu menegakkan diagnosis mola hodatiodsa.
Peningkatan kadarhCG terutama pada hari ke-100 sangat sugestif untuk
mendiagnosis mola hidatidosa.
2. USG
Merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat dipercaya dan sensitif
dalam mendiagnosa mola hidatidosa komplek. Hal ini disebabkan karena
vili korion memperlihatkan pembengkakan hidrofik yang difus
(snowstorm). Mola hidatidosa komplek juga memberikan gambaran
vesikular pada pola USG yang bahkan sudah dapat terlihat pada trimester
pertama.
Gambar 2. USG mola hidatidosa komplek yang memperlihatkan gambaran
perubahan vesicular yang difus pada jaringan korion
Gambar 3. USG mola hidatidosa parsial yang menunjukkan adanya fetus
dan gambaran focal cystic space di plasenta
TATALAKSANA
1. Histerektomi
2. Suction Kuretase
• Tindakan kuret cukup dilakukan satu kali saja, asalkan bersih. Kuret kedua
biasanya dilakukan jika ada indikasi.
Follow Up
1. Pemeriksaan hCG
IDENTITAS
Nama : Ny. SD
Usia : 32 tahun
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
No. RM : 243342
Alamat : Indrapuro
Status : Menikah
Tanggal masuk : 21 Desember 2017
ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan usia 32 tahun datang ke RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
tanggal 21 Desember 2017 dengan keluhan utama keluar darah dari kemaluan sejak 11
hari sebelum masuk rumah sakit.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentik Cooperatif
Tekanan Darah : 140/90mmHg
Nadi : 80x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 36,7⁰C
Kulit : Tidak tampak pucat
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
Kepala : Normocephal
Rambut : Hitam tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis. Sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Tenggorok : Tidak ada kelainan
Gigi dan Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak teraba pembesaran tiroid
Dada :
Paru :
Inspeksi :Simetris kiri=kanan
Palpasi :Fremitus kiri=kanan
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Vesikuler, wheezing (-/-), ronchi (-/-).
Jantung :
Inspeksi : Iktus terlihat 1 jari lateral LMCS RIC VI
Palpasi :Iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI
Perkusi :Batas jantung kanan: LSD, atas: RIC II, kiri: 1 jari lateral
LMCS RIC VI
Auskultasi : Irama reguler, bising (-)
Abdomen:
Inspeksi : tampak sedikit membuncit linea mediana hiperpigmentasi, striae (+)
Palpasi : FUT teraba dipertengahan pusat dan simfisis pubis, ballottement (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi BU (+) N
Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang
Inspekulo:
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (-)
Portio : Multipara, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, Tumor (-), laserasi (-
), fluksus (+) tampak darah menumpuk pada forniks posterior, OUE terbuka
Rencana Pemeriksaan
Cek β HCG, TSH , FT4
Tatalaksana
IUFD RL 20 tpm
Injeksi Ceftriaxon 2x1 gram
Drip oksitoksin 2 amp
Injeksi Asam Traneksamat 3x1 gram
Rencana Tindakan
Kuretase kedua
Follow Up (21 Desember 2017, pukul 23.00)
S/ Dilakukan kuretase kedua dalam general anestesia (TIVA),
didapatkan jaringan mola ± 25 gram, dan perdarahan ± 50 cc
O/ Tekanan Darah: 140/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 37o C
Genitalia : PPV (-)
A/ Post Kuretase mola hidatidosa kedua
P/ Kontrol KU, VS, PPV
IUFD RL + drip oksitoksin 2 ampul 2 tpm
Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
Misoprostol 400 mg/6 jam per rektal
Asam Mefenamat 3x500 mg
Follow Up (22 Desember 2017)
O/
Status Ginekologi :
Abdomen :
Inspeksi : tampak membuncit tidak sesuai dengan usia kehamilan, linea
mediana hiperpigmentasi, striae (+)
Palpasi : FUT setinggi pusat, ballottement (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : BU (+) N, BJA : (-)
Genitalia :
Inspeksi :V/U tenang
Inspekulo :
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (-)
Portio : Multipara, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, Tumor (-), laserasi (-), fluksus
(-) OUE tertutup
VT bimanual : tidak dilakukan
Status Ginekologi :
Abdomen :
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di atas simfisis pubis
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Genitalia :
Inspeksi :V/U tenang, PPV (-)