Anda di halaman 1dari 32

MASYARAKAT MADANI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anggota Kelompok : Anti Yulianti


Deni Kurniawan
Erlinda Nur Gumilang
Nissa Aida Rahmana
Rike Roselawati
Soni
Yayu Trisnawati
MASYARAKAT MADANI
PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI

Masyarakat Madani ini, merupakan wacana yang telah


mengalami proses yang panjang. Ia muncul bersamaan
dengan proses modernisasi, terutama pada saat terjadi
transformasi dari masyarakat feodal menuju masyarakat
Barat Modern, yang saat itu lebih dikenal dengan istilah
civil society.
Beberapa definisi masyarakat madani dari
berbagai pakar di berbagai negara yang
menganalisa mengkajinya, yaitu :

 Zbigniew Rau dengan latar belakang kajiannya


pada kawasan Eropa Timur dan Uni Sovyet. Ia
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
masyarakat madani merupakan suatu
masyarakat yang berkembang dari sejarah, yang
mengandalkan ruang di mana individu dan
perkumpulan tempat mereka bergabung,
bersaing satu sama lain guna mencapai nilai-nilai
yang mereka yakini.
 Han Sung-joo dengan latar belakang kasus
Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa
masyarakat madani merupakan sebuah
kerangka hukum yang melindungi dan
menjamin hak-hak dasar individu,
perkumpulan sukarela yang terbebas dari
negara, suatu ruang publik yang mampu
mengartikulasikan isu-isu politik, gerakan
warga negara yang mampu mengendalikan
diri dan independen, yang secara bersama-
sama mengakui norma-norma dan budaya
yang menjadikan identitas dan solidaritas
yang terbentuk serta pada akhirnya akan
terdapat kelompok inti dalam civil society ini.
 Kim Sunhyuk, dalam konteks Korea Selatan.
Ia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
masyarakat madani adalah suatu satuan yang
terdiri dari kelompok-kelompok yang secara
mandiri menghimpun dirinya dan gerakan-
gerakan dalam masyarakat yang secara relatif
otonom dari negara yang merupakan satuan-
satuan dasar dari (re) produksi dan masyarakat
politik yang mampu melakukan kegiatan politik
dalam suatu ruang publik, guna mengatakan
kepedulian mereka dan memajukan
kepentingan-kepentingan mereka menurut
prinsip-prinsip pluralisme dan pengelolaan yang
mandiri.
Masyarakat Madani
“Sistem sosial yang subur yang didasarkan
kepada prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan
perorangan dengan kestabilan masyarakat.
Masyarakat mendorong daya usaha serta
inisiatif individu baik dari segi pemikiran,
seni, pelaksanaan pemerintahan mengikuti
undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu menjadikan keterdugaan
atau predictability serta ketulusan atau
transparency sistem”.
Masyarakat Sipil
Prasyarat masyarakat dan negara dalam rangka proses
penciptaan dunia secara mendasar baru dan lebih baik.

Masyarakat Kewarganegaraan
Konsep yang merupakan respon dari keinginan untuk
menciptakan warga negara sebagai bagian integral
negara yang mempunyai andil dalam setiap
perkembangan dan kemajuan negara (state).
Civil Society
”Wilayah-wilayah kehidupan sosial
yang terorganisasi dan bercirikan
antara lain kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self generating),
dan keswadayaan (self supporting),
kemandirian tinggi berhadapan dengan
negara, dan keterkaitan dengan
norma-norma atau nilai-nilai hukum
yang diikuti oleh warganya”.
SEJARAH PERKEMBANGAN
MASYARAKAT MADANI

 Aristoteles (384 – 322)


”Masyarakat madani dipahami sebagai sistem
kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia
politike, yakni sebuah komunitas politik tempat warga
dapat terlibat langsung dalam berbagai pencaturan
ekonomi – politik dan pengambilan keputusan”.
 Adam Fergusson
Ia menekankan masyarakat madani pada sebuah visi etis
dalam kehidupan bermasyarakat.
Pemahamannya ini digunakan untuk mengantisipasi
perubahan sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri
dan munculnya kapitalisme serta mencoloknya
perbedaan antara publik dan individu.
 Thomas Paine
Ia menggunakan istilah masyarakat madani
sebagai kelompok masyarakat yang memiliki posisi
secara diamentral dengan negara, bahkan
dianggapnya sebagai anti tesis dari negara.
Dengan demikian, maka negara harus dibatasi
sampai sekecil-kecilnya dan ia merupakan
perwujudan dari delegasi kekuasaan yang
diberikan oleh masyarakat demi terciptanya
kesejahteraan umum.
Dengan demikian, maka masyarakat madani
menurut Paine ini adalah ruang di mana warga
dapat mengembangkan kepribadian dan memberi
peluang bagi pemuasan kepentingannya secara
bebas dan tanpa paksaan.
 GWF Hegel (1770-1851 M)
Strtuktur sosial terbagi atas 3 (tiga) entitas, yakni
keluarga, masyarakat madani, dan negara.
Keluarga merupakan ruang sosialisasi pribadi
sebagai anggota masyarakat yang bercirikan
keharmonisan.
Masyarakat madani merupakan lokasi atau
tempat berlangsungnya pencaturan berbagai
kepentingan pribadi dan golongan terutama
kepentingan ekonomi.
Sementara negara merupakan representasi ide
universal yang bertugas melindungi kepentingan
politik warganya dan berhak penuh untuk
intervensi terhadap masyarakat madani.
 Karl Marx
Masyarakat madani sebagai
”Masyarakat Borjuis” dalam konteks
hubungan produksi kapitalis,
keberadaannya merupakan kendala bagi
pembebasan manusia dari penindasan.
Karenanya, maka ia harus dilenyapkan
untuk mewujudkan masyarakat tanpa
kelas.
 Alexis de Tocquevile
Masyarakat madani sebagai entitas penyeimbang
kekuatan negara.
Bagi de’ Tocqueville, kekuatan politik dan masyarakat
madanilah yang menjadikan demokrasi di Amerika
mempunyai daya tahan.
Dengan terwujudnya pluralitas, kemandirian dan kapasitas
politik di dalam masyarakat madani, maka warga negara
akan mampu mengimbangi dan mengontrol kekuatan
negara.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MADANI

Karakteristik tersebut antara lain adalah adanya Free


Public Sphere, Demokratis, Toleransi, Pluralisme,
Keadilan Sosial (Social justice), dan berkeadaban.

 Free Public Sphere


“Adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam
mengemukakan pendapat.
Pada ruang publik yang bebaslah individu dalam
posisinya yang setara mampu melakukan transaksi-
transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami
distorsi dan kekhawatiran.
Aksentuasi prasyarat ini dikemukakan oleh Arendt dan
Habermas. Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang publik
secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana
masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik.
 Demokratis
Merupakan satu entitas yang menjadi
penegak wacana masyarakat madani,
dimana dalam menjalani kehidupan,
warga negara memiliki kebebasan penuh
untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, termasuk dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
 Toleransi
Kesadaran masing-masing individu untuk
menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat lain yang berbeda.
 Pluralisme
Ia tidak bisa dipahami hanya dengan sikap
mengakui dan menerima kenyataan
masyarakat yang majemuk, tetapi harus
disertai dengan sikap yang tulus untuk
menerima kenyataan pluralisme itu sebagai
bernilai positif, merupakan rahmat Tuhan.
 Keadilan Sosial (Social Justice)
Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan
dan pembagian yang proposional terhadap hak dan
kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.
Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan
pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu
kelompok masyarakat.
PILAR PENEGAK
MASYARAKAT MADANI

 Lembaga Swadaya Masyarakat


adalah intitusi sosial yang dibentuk oleh
swadaya masyarakat yang tugas
esensinya adalah membantu dan
memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas.
 Pers; merupakan institusi yang penting dalam
penegakan masyarakat madani, karena
memungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian
dari social control yang dapat menganalisa serta
mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang
berkenaan dengan warga negaranya.
 Supremasi Hukum; Setiap warga negara, baik yang
duduk dalam formasi pemerintahan maupun sebagai
rakyat, harus tunduk kepada (aturan) hukum.
 Perguruan Tinggi, yakni tempat di mana civitas
akademikanya (dosen dan mahasiswa) merupakan
bagian dari kekuatan sosial dan masyarakat madani yang
bergerak pada jalur moral force untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai kebijakan-
kebijakan pemerintah, dengan catatan gerakan yang
dilancarkan oleh mahasiswa tersebut masih pada jalur
yang benar dan memposisikan pada rel dan realitas yang
benar-benar obyektif, menyuarakan kepentingan
masyarakat (public).
 Partai Politik; merupakan wahana bagi
warga negara untuk dapat menyalurkan
aspirasi politiknya.
MASYARAKAT MADANI DAN
DEMOKRATISASI
 Masyarakat Madani dan Demokrasi
Masyarakat madani merupakan “rumah” persemaian
demokrasi.
Perlambang demokrasinya adalah Pemilihan Umum
(Pemilu) yang bebas dan rahasia. Namun demokrasi
tidak hanya bersemayam dalam pemilu, sebab jika
demokrasi harus mempunyai “rumah”, maka rumahnya
adalah masyarakat madani.
Larry Diamond, secara sistematis menyebutkan
ada enam kontribusi masyarakat madani
terhadap proses demokrasi, yaitu:

Pertama, ia menyediakan wahana sumber daya politik,


ekonomi, kebudayaan dan moral untuk mengawasi dan
menjaga keseimbangan pejabat negara.
Kedua, pluralisme dalam masyarakat madani, bila
diorganisir akan menjadi dasar yang penting bagi persaingan
demokratis.
Ketiga, memperkaya partisipasi politik dan
meningkatkan kesadaran kewarganegaraan.
Keempat, ikut menjaga stabilitas negara.
Kelima, tempat menggembleng pimpinan politik.
Keenam, menghalangi rezim otoriter dan
mempercepat runtuhnya rezim.
Lebih jauh Diamond menegaskan bahwa suatu
organisasi betapapun otonomnya, jika ia
menginjak-injak prosedur demokrasi seperti
toleransi, kerja sama, tanggung jawab,
keterbukaan dan saling percaya – maka organisasi
tersebut tidak akan mungkin menjadi sarana
demokrasi.
Dalam masyarakat madani terdapat nilai-
nilai universal tentang pluralisme yang
kemudian menghilangkan segala bentuk
kecendrungan partikularisme dan
sektarianisme. Hal ini dalam proses
demokrasi menjadi elemen yang sangat
signifikan, di mana masing-masing
individu, etnis dan golongan mampu
menghargai kebhinekaan dan
menghormati setiap keputusan yang
diambil oleh salah satu golongan atau
individu.
MASYARAKAT MADANI INDONESIA
Masyarakat madani jika dipahami secara sepintas merupakan
format kehidupan alternatif yang mengedepankan semangat
demokrasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi
manusia.
Hal ini diberlakukan ketika negara sebagai penguasa dan
pemerintah tidak bisa menegakkan demokrasi dan hak-hak
asasi manusia dalam menjalankan roda kepemerintahannya.
Menurut Dawam ada 3 (tiga) strategi yang
salah satunya dapat digunakan sebagai
strategi dalam memberdayakan masyarakat
madani di Indonesia
 Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan
politik, yang berpandangan bahwa sistem demokrasi
tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang
belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara
yang kuat.
 Strategi yang lebih mengutamakan sistem
politik demokrasi, yang berpandangan bahwa
untuk membangun demokrasi tidak usah
menunggu rampungnya tahap pembangunan
ekonomi.
 Strategi yang memilih membangun
masyarakat madani sebagai basis yang kuat
ke arah demokratisasi. Strategi ini muncul
akibat kekecewaan terhadap realisasi dari
strategi pertama dan kedua. Dengan begitu
strategi ini lebih mengutamakan pendidikan
dan penyadaran politik, terutama pada
golongan menengah yang makin luas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai