Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul kebutuhan dasar pada
manusi (OKSIGEN) ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa,
Shalawat dan Salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan saat ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kemuhammadiyahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dalam menambah ilmu
pengetahuan.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini yang jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
guna memperbaiki makalah ini.

Ciamis, September 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan
cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen
berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat
berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya
pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus
paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai
masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila
ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai
sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :

1. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?


2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi


2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem pernapasan berperan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
pernapasan bagian bawah.

A. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares
anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi
rambut yang kasar. bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang
dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung
akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian
dihangatkan dan dilembabkan.

1. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan
esofagus. yang terletak di belakang hidung (nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan
dibelakang laring (laringofaring).

2. Laring (tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan
yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di
garis tengah.

3. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring saat proses
menelan.
B. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan bronkhiolus, dan
paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.

1. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak
lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang
dapat mengeluarkan debu atau benda asing.

2. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga
lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang
berjalan dari lobus atas dan bawah.

3. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak cabang dari batang
tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-
paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus
yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-
paru sebelah kiri hanya bercabang 2.

Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung
bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. fungsi
dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru.

Gambar, alveolus

1. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di dalam rongga
torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang
diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan
pleura yang berisi cairan surfaktan.

Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru kiri) dan
pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang
berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau
alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.

2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).

Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)

1. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)

Udara masuk secara berurutan, yaitu :


Rongga hidung faring laring trakea bronkus bronkiolus- alveolus.

Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :

Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan
tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin
rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan
kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi
oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.

Adanya kondisi jalan napas yang baik.

Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam


melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

Difusi

Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari
kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

Luasnya permukaan paru-paru

Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan


interstisial).

Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.

Afinitas gas

Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan
dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian
menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :

Kardiak output
Kondisi pembuluh darah
Latihan (exercise )
Hematokrit
Eritrosit dan kadar Hb

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat
ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi
rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis
mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
2. Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat
yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak
Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat
mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker
nonselektif.

3. Alergi pada saluran napas


Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.

5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.

6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan
(status nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru,
kemudian perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan
pada pembuluh darah dan lain-lain.

2.3 Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi


A. Hipoksia

Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya
hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok,
berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah
kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat
dan dalam sianosis, sesak nafas.
B. Perubahan pola pernapasan
C. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit).
D. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)

E. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih
cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-
obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah
takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

F. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan
asidosis metabolic.

Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru).
Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.

Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.

Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di
temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.

1. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode apnea
dan hiperventilasi yang berubah-ubah.

1. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan
normal.

1. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode
apnea yang tidak teratur.

1. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.

3. Obstruksi jalan napas


Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.

4. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida
dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup.
Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan
menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.
2.4 Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi

1. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi
stress.

Prosedur Kerja :

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas
terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup
Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5
detik dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan
bentuk mulut seperti orang meniup
Catat respon pada pasien yang terjadi
Cuci tangan anda

2. Latihan batuk efektif


Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk
secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau
benda asing.

Prosedur Kerja :

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk
ke depan
Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam,
dengan menggunakan pernapasan diafragma
Setelah itu minta pasien menaahan napas selama 2 detik
Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
Istirahat
Catat respons yang terjadi pada pasien
Cuci tangan anda

1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara
yaitu, : melalui kanula, nasal, dan masker.

Tujuan pemberian oksigen adalah :

Memenuhi kebutuhan oksigen


Mencegah terjadinya hipoksia
Membantu kelancaran metabolisme
Sebagai tindakan pengobatan
Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :

Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier


Nasal kateter, kanula, atau masker
Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Cek flowmeter dan humidifier
Hidupkan tabung oksigen
Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan
kondisi pasien
Berikan oksigen melalui kanula atau masker
Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga,
setelah itu berikan lubrikan dan masukkan
Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
Cuci tangan anda

1. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan
vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas.

Tujuan fisioterapi dada adalah :

Meningkatkan efisiensi pola pernafasan

Membersihkan jalan nafas

Persiapan Mat dan Bahan :

Pot sputum berisi desinfektan

Kertas tisu

Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)

Satu bantal (untuk postural drainage)

\Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai berikut :

1. Postural drainage
Merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk
mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan
tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan
Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru
kanan)
Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-
paru kiri)
Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan
disokong satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
Lakukan postural drainage 10-15 menit
Observasi tanda vital selama prosedur
Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping,
vibrating, dan suction
Lakukan hingga lender bersih
Catat respon yang terjadi pada pasien
Cuci tangan

Untuk posisi ini, pasien berbaring tengkurap di tempat tidur datar atau meja. Dua bantal
harus ditempatkan di bawah pinggul.Pengasuh Perkusi dan bergetar atas bagian bawah tulang
belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang belakang, menghindari perkusi langsung atau getaran
selama tulang belakang itu sendiri.

2. Clapping (penepukan)

Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi)
tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara
bergantian hingga ada rangsangan batuk
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum pada
pot sputum
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi pada pasien
Cuci tangan.
3. Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan bernapas, menggetarkan
daerah dinding dada

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas
dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk
itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga
dan getarkan secara perlahan-lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-
kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk
menampung sputum di pot sputum
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi pada pasien
Cuci tangan
Gambar clapping dan vibrating

1. Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction) merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada yang
tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan mnggunakan alat penghisap.

Tujuan pengisapan lendir :

Membersihkan jalan nafas


Memenuhi kebutuhan oksigen
Persiapan Mat dan Bahan :

Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan


Kateter pengisap lendir
Pinset steril
Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
Kasa steril
Kertas tisu
Prosedur Kerja :

Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
Gunakan sarung tangan
Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
Hidupkan mesin penghisap
Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke
dalam kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring,
epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi
dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-
tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada
juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas,
latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.

1. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh,
dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi
ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun
anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://ethasyahbania.blogspot.com/2011/02/islamkesehatan-dan-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai