Anda di halaman 1dari 27

Nama : Panji Brata M

NIM : 112016020
Pembimbing : dr. Antoni Miftah, Sp.KK
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Tn. E W
Usia : 29tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : karyawan
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Bandar Lampung
Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal Periksa : 23-2-2018

Keluhan Utama :
Bercak merah bentol, terasa gatal di seluruh tubuh, tangan dan rasa
melepuh di kaki kanan dan kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan keluar bercak kemerahan dan terasa gatal di
seluruh tubuh bagian atas di punggung dileher dan kedua tangan kanan dan
kiri, sejak 5 hari SMRS. Sebelum keluar bercak kemerahan pasien merasakan
badannya terasa lemas seperti meriang, pegal-pegal di seluruh tubuh dan
demam selama 1 hari, setelah itu keluar bercak merah di seluruh tubuh. Di kaki
pasien juga merasa panas seperti luka melepuh yang sudah lama dirasakan
awalnya sejak sekitar satu tahun yang lalu, yang awalnya kemerahan, sering
gatal lalu digaruk, dan dirasakan pada kedua kaki pasien
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan yang sama (-),riwayat asma (-), DM(-)
Riwayat alergi :
Makanan : ikan-ikanan dan makanan laut.
Obat : Cefadroxyl, Antalgin, Asam Mefenamat
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga ataupun orang sekitar yg seperti ini

Riwayat Obat :
4 hari SMRS pasien berobat keklinik dan diberi obat
metilprednisolon 2x4mg, cetirizine 2x10 mg dan salep racikan
yang tidak diketahui komposisinya. Lalu tidak merasa
membaik 2 hari setelahnya pasien kembali datang ke klinik dan
diberikan tambahan cyproheptadine 2x1.
Riwayat Vaksinasi
Dikatakan bahwa pasien sudah vaksin wajib dasar secara lengkap, namun
pasien tidak mengetahui secara pasti apakah sudah booster atau belum.

C. Pemeriksaanf fisik
Kesadaran :Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Vital Sign :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 29 x/menit
Suhu : 37,0 Oc
Pemeriksaan Dermatologi
Pada badan dan punggung, dan ekstremitas atas terlihat
papul eritem, dan terlihat ada beberapa yang sudah berubah
menjadi vesikel dan di extremitas terlihat lebih jelas vesikel
Pemeriksaan Dermatologi
Dikaki kanan dan kiri terlihat adanya penebalan kulit,
hiperpigmentasi dan linkenifikasi
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
HB = 15,5 gr%
LEUKOSIT = 7900 ul
HEMATOKRIT = 44 %
TROMBOSIT = 297.000 ul
ERITROSIT =5,6jt ul
HITUNG JENIS LEUKOSIT
 Basofil =0
 Eusinofil =0
 Batang =1
 Segmen = 78
 Limfosit = 16
 Monosit =5
Pemeriksaan Penunjang
Fungsi hepar
SGOT=18 U/L
SGPT =24 U/L
Fungsi ginjal
UREUM =37 mg/dl
KREATININ = 1.0 mg/dl
ALBUMIN = 4.0 g/dl
GULA DARAH SEWAKTU = 68 mg/dl
ASAM URAT = 8,1 mg/dl
Diagnosis Kerja
Varicella zooster + Linken simpleks kronis pedis
Tatalaksana
 RL maintenance
 Acyclovir 5 x 800mg
 Cetirizine 2x1
 Salicyl talk 3-6x sehari
 Gentamicin zalp 2x1 untuk kaki
 Kompres kaki dengan NACl
Tinjauan Pustaka
Etiologi
Varicella Zoster Virus (VZV)
diklasifikasikan sebagai herpes virus alfa
Inti virus disebut Capsid, terdiri dari protein dan DNA
dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S) dan rantai
panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat
molekul 100 juta yang disusun dari 162 capsomer dan
sangat infeksius.
Epidemiologi
 mengenai semua golongan umur, termasuk neonates
(varicella kongenital). Tetapi tersering menyerang
terutama anak-anak, tetapi dapat juga menyerang orang
dewasa.
 Tetapi di Amerika dikatakan kira-kira 3,1-3,5 juta kasus
dilaporkan tiap tahun.
Patofisiologi
VZV melalui
Virus bermultifikasi Replikasi virus di
mukosa
dan menyebar lewat retikuloendotelial di
saluran napas
darah dan limfe ikuti respon imun
bagian atas
(viremia l)

Viremia skunder
Muncul lesi kulit Replikasi lebih dr
virus kulit dan
pada imun
membrane mukosa
(demam & malaise)
lewat aliran darah

Setelah 3 hari
imunitas humoral
muncul
Gejala klinis
 Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21
hari.
 stadium prodromal 24 jam sebelum kelainan kulit
timbul, terdapat gejala seperti demam, malaise.
 stadium erupsi. dimulai dengan terjadinya papul
merah, kecil, yang berubah menjadi vesikel yang
berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous.
3-4 hari pecah menjadi krusta yang akan lepas dalam
3-4 minggu
 lesi polimorf di daerah badan dan
kemudian menyebar secara sentrifugal
ke muka dan ekstremitas,
 serta dapat menyerang selaput lendir
mata, mulut, dan saluran napas bagian
atas.
 Jika terdapat infeksi sekunder terdapat
pembesaran kelenjar getah bening
regional
Pemeriksaan penunjang
 Gambaran histopatologi yaitu vesikula terdapat dalam epidermis, terbentuk
akibat ‘degenerasi balon’, sangat sukar dibedakan dari kelainan pada herpes zoster
dan herpes simpleks.
 Tes serologi untuk antibodi terhadap varicella tersedia secara komersial termasuk
uji aglutinasi lateks (LA) dan sejumlah enzyme-linked immunosorbent tes
(ELISA)
 Tzank test = pewarnaan kerokan vesikel ditemukan sel datia berinti banyak
Diagnosis Banding
Herpes zooster
DKA DKI
Epidemiologi 1. Umur : dapat terjadi pada semua umur. 1. Umur : pada semua umur bisa terjadi. Tetapi
2. Distribusi : penderita umumnya pada dewasa yang sudah bekerja.
Wanita lebih banyak dibandingkan pria. 2. distribusi : frekuensi sama anatara pria dan
wanita
Etiologi Alergen atau sensitizer yang umumnya berupa Iritan primer seperti asam dan basa kuat, serta
bahan logam berat, kosmetik, bahan perhiasan, pelarut organic.Iritan sekunder karena detergen,
jam tangan, karet, obat-obatan (obat kumur, pelarut organik, air terjadi karena paparan yang
sulfa, penisilin). terus - menerus dan berulang.

Faktor yang Berpengaruh besar lingkungan pekerjaan Lingkungan yang banyak mengandung basa atau
mempengaruhi dengan lingkungan yang basah, tempat – asam kuat lebih.
tempat lembab atau panas, dan pemakaian alat
yang salah.
Gejala Awalanya kemerahan pada daerah kontak, Kelainan kulit timbul beberapa saat sesudah
kemudian timbul eritema, papula, vesikel dan kontak pertama dengan pajanan. Penderita akan
penderita selalu mengeluh gatal mengeluh rasa panas, nyeri, ataupun gatal.

Pengobatan Kortikosteroid jangka pendek untuk Kortikosteroid topical, misalnya hidrokortison,


peradangan akut yang ditandai dengan eritema, atau kelainan yang kronis dapat diawali dengan
edema, vesikel atau bula, serta eksudatif, kortikosteroid yang lebih kuat.
misalnya prednisone 30mg/hari.
Penatalaksanaan
tirah baring
simptomatik dengan antipiretik dan analgesik.
gatal = antihistamin oral = cetirizine
Topikal = bedak anti gatal (mentol, kamfora) = salisilat 1-2% atau lotio
kalamin untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini

infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa topikal/ oral.

antivirus= acyclovir, famciclovir, valacyclovir, dan brivudin,


acyclovir dengan dosis 5 x 800 mg selama 7 hari
LINKEN SIMPLEKS KRONIS
DEFINISI
peradangan kulit kronis,ditandai dengan kulit tebal
kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi)menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang
ETIOPATOGENSEIS
 Pruritus memegang peran sentral dalam timbulnya
pola reaksi kulit berupa linkenifikasi dan prurigo
nodularis beberapa
 penyakit kulit pemicu seperti dermatitis atopik,
gigitan serangga, dermatitis kontak.
 pada neurodermatitis sirkumskripta. CGRP (calcitonin
gene-related peptide) dan SP ( substanceP) melepaskan
histamin dari sel mast yang selanjutnya akan memicu
pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada
membran sel Schwan dan sel perineurum meningkat,
mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural.2
MANIFESTASI KLINIS
 Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari
dapat mengganggu tidur.
 Rasa gatal terutama tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan
untuk tidak digaruk
 Setelah luka, gatalnya untuk sementara (karena diganti
dengan rasa nyeri).
 Gatal bertambah berkeringat, panas, atau iritasi
 Lesi berupa plak erimatosa, sedikit edematosa, lambat laun
edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuam
adan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas
PENATALAKSANAAN
 Terapi bertujuan untuk memutuskan siklus gatal-
garukan.
 Steroid topikal
 nonsteroid seperti mentol, fenol, atau pramoxine.
Emolien adalah tambahan penting.
 antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh:
hidroksizin, difenhidramin, prometazin)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai