By:
Laju Reaksi A B
Defenisi Laju Reaksi
Penetapan Hukum-hukum Laju atau Tetapan Laju
Penentuan hukum laju
Rumus Laju Reaksi
Pada reaksi kimia: A → B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari
jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat B yang terbentuk per satuan waktu.
Pada saat pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B) akan bertambah.
Gambar : (a) tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak
efektif karena molekul yang bertabrakan sama (c) tumbukan tidak efektif karena
posisinya tidak tepat.
Dalam hal ini diperlukan energi minimum tertentu yang harus
dipunyai molekul-molekul pereaksi untuk dapat menghasilkan reaksi.
Energi tersebut dinamakan energi aktivasi atau energi pengaktifan
(Ea).
Gambar: energi cukup menghasilkan reaksi dan (b) energi tidak cukup tidak
menghasilkan reaksi.
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka tidak akan terjadi ikatan
antara B dan C saat bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada
perubahan (Gambar a). Dengan mempercepat gerakan molekul, maka akan
membuat tumpang tindih B dan C serta membuat ikatan, dan akhirnya terjadi
ikatan kimia (Gambar b).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal
(pereaksi), keadaan transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi
disebut juga komplek teraktivasi. Pada keadaan ini ikatan baru sudah terbentuk
namun ikatan lama belum putus. Keadaan tersebut hanya berlangsung sesaat
dan tidak stabil. Keadaan transisi ini selalu mempunyai energi lebih tinggi
daripada keadaan awal dan akhir, sedangkan energi keadaan awal dapat lebih
tinggi atau lebih rendah daripada energi keadaan akhir. Bila keadaan awal lebih
tinggi energinya, reaksi mcnghasilkan kalor atau dinamakan reaksi eksoterm,
‘:dan bila yang terjadi adalah sebaliknya, dinamakan reaksi endoterm.
Gambar : (a) Diagram potensial reaksi eksoterm dan, (b) Diagram potensial
reaksi endoterm.
Tekanan
1
Konsentrasi Pereaksi
F a k t o r Ya n g
2
Mempengaruhi Suhu
Laju Reaksi 3
Katalis
4
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka
energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan
mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan
menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi
(Gambar dibawah ini).
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan memberi zat lain
tanpa menambah konsentrasi atau suhu reaksi. Zat tersebut disebut katalis. Katalis
dapat mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi aktivasi sehingga
jumlah molekul yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar. Gambar
dibawah ini menunjukkan peranan katalis dalam menurunkan energi aktivasi.
Gambar :Diagram energi potensial reaksi tanpa katalis dan dengan katalis. Energi aktivasi
reaksi dengan katalis (EaK) lebih kecil dari reaksi tanpa katalis.
Katalis memiliki beberapa sifat, di antaranya:
1.Katalis tidak bereaksi secara permanen.
2.Jumlah katalis yang diperlukan dalam reaksi sangat sedikit.
3.Katalis tidak mempengaruhi hasil reaksi.
4.Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya mempengaruhi lajunya.
5.Katalis hanya bekerja efektif pada suhu optimum, artinya di atas atau di
bawah suhu tersebut kerja katalis berkurang.
6.Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi secara spesifik, artinya
suatu katalis hanya mempengaruhi laju satu jenis reaksi dan tidak dapat
untuk reaksi yang lain.
7.Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut promotor.
8.Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat
tersebut disebut autokatalis.
9.Katalis dalam senyawa organik disebut enzim.
10.Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi, sehingga
katalis itu disebut katalis negatif atau inhibitor.
Langkah pertama, menuliskan persamaan laju reaksi
secara umum, disesuaikan dengan jumlah
pereaksinya.
ORDE REAKSI Jika pereaksinya tunggal : A → hasil, maka, v = k[A]m
Jika pereaksinya dua : A + B → hasil, maka, v = k[A]m [B]n
Jika pereaksinya tiga : A + B + C→ hasil, maka, v = k
[A]m[B]n[C]°
Menentukan
Orde Reaksi
Misal reaksi A B
A
Persamaan Laju atau Laju k A
t
laju Integral A A0
k A maka ln kt
Perubahan t At
Konsentrasi Reaksi orde satu {laju k A } : lnA0 lnAt kt
terhadap A
Untuk reaksi orde dua laju k A
2
waktu t
1 1
kt Reaksi orde dua laju k[A]2
At A0
M e n e n t u k a n O r d e R e a k s i d a r i
P e r s a m a a n L a j u I n t e g r a l