Anda di halaman 1dari 23

Eni Widiastuti

Fisiologi dasar Jantung:

1. Cardic output
2. Stroke volume, ditentukan oleh;
Preload
Kontraksi miokard
Afterload
Stroke volume

2. Kontraktilitas jantung

1. Preload:penge 3. Afterload:
mbalian darah
ke jantung Tahanan
pembuluh
darah
sistemik
Pengisian Vena
Volume darah
Perbedaan tekanan
sistemik vena rata-rata dan
tekanan atrial kanan
(mementukan aliran vena)
Patofisioligi kehilangan
darah
Respon dini:
Vasokontriksi Menjamin sirkulasi ke
progresif dari kulit, ginjal, jantung dan otak
otot, sirkulasi viseral

Peningkatan detak Mempertahankan


jantung cardiak output

Meningkatkan
Pelepasan
tahanan perifer,
katekolamin
meningkatkan TD
endogen
Diastolik
Patofisioligi kehilangan darah
Pada tingkat seluler:

Perfusi dan oksigenisasi sel


tidak adekuat

Pembentukkan asam
Metabolisme anaerob laktat dan terjadi
asidosis metabolik
Pembengkakan
retikulum dan cedera
mitokondria

Edema jaringan dan


kematian sel
Memulihkan perfusi seluler
dan organ dengan darah
yang dioksigenisasi dengan Perlu monitoring
adekuat teratur dari indikator
perfusi:
Pengisian kapiler,
Pada syok hemoragik : suhu akral, urine
Menambah preload output, kesadaran, dll
/menambah vol.darah yang
beredar
Bukan hanya mengembalikan
TD dan nadi menjadi normal.
 Syok Awal -  Syok Lanjut -
 Pasien tampak ketakutan  Pasien tampak kebingungan
 Nadi cepat atau tidak sadar
 Pernafaan cepat 30 x/mnt  Nadi sangat cepat
atau lebih  Pernafaan cepat dan
 Tekanan darah turun, dangkal
sistolik < 90 mmHg  Pucat
 Paru-paru bersih  Tekanan darah sangat
 Hematokrit 26% atau lebih rendah
 HB 8 atau lebih  Hematokrit <26 %
 Produksi urine 30 cc/jam  HB <8 g%
atau lebih  Produksi urine < 30 cc/jam
Etologi Syok:
Syok pada penderita trauma dapat
diklesifikasikan:
1. Syok akibat perdarahan
2. Syok bukan akibat perdarahan:
Syok Kardiogenik
Tension Pneumothoraks
Syok Neurogenik
Syok Septik
Perdarahan adalah penyebab paling sering pada
penderita trauma.
Perdarahan adalah kehilangan akut volume
peredaran darah
Volume darah orang dewasa adalah 7% dari BB
Berbahaya menunggu sampai tanda-tanda syok jelas
dan baru memulai pemulihan volume cairan .
Resusitasi cairan harus dimulai bila tanda dan gejala
kehilangan darah nampak, bukan bila tekanan darah
menurun atau sudah tidak terdeteksi.
Klasifikasi perdarahan
Perdarahan Kelas I: Kehilangan volume darah
sampai 15 %.
Gejala klinis minimal.
Takikardi minimal.
Tidak ada perubahan bebarti dari tekanan
darah, tekanan nadi atau pernafasan.
Untuk penderita keadaan sehat, jumlah darah
yang hilang tidak perlu diganti
Perdarahan kelas II: Kehilangan volume darah 15-
30%
Gejala Klinis:
› Takikardi
› Takipnea
› Penurunan tekanan nadi
› Cemas
› Ketakutan
› Output urine 20-30 ml/jam
Resusitasi cairan kristaloid diperlukan
Perdarahan Kelas III:Kehilangan volume darah 30-
40%.

Gejala Klinis:
› Takikardi
› Takipnea
› Perubahan status mental
› Penurunan tekanan darah sistolik

Penderita hampir slalu memerlukan tranfusi darah


Perdarahan kelas IV: Kehilangan darah >40%

Gejala klinis:
Takikardi yang jelas
Penurunan tekann darah sistolik yang cukup
besar
Tekanan nadi yang sangat sempit (tekanan diastol
tidak teraba)
Output urine tidak ada
Kesadaran menurun
Penderita perlu tranfusi segera dan intervensi
pembedahan.
Prinsip pengelolaan dasar adalah menghentikan
perdarahan dan mengganti kehilangan
volume
A. Pemeriksaan Fisik
1. Airway- Breathing
Airway yang paten dgn cukupnya pertukaran ventilasi
dan oksigenisasi untuk mempertahankan saturasi
>95%

2. Sirkulasi – kontrol perdarahan


Perdarahan dari luar dikendalikan dengan balut tekan
PASG ( Pneumtic Anti Shock Garment) untuk
mengendalikan perdarahan dari fraktur pelvis
Pasang akses itra vena
3. Disability- Pemeriksaan Neurologi
Tentukan tingkat kesadaran
Pergerakan mata
Respon pupil
Fungsi motorik dan sensorik
Untuk menilai perfusi otak dan adanya kelainan
neurologis.

4. Exposure- Pemeriksaan lengkap


Pakaian dibuka, periksa dari kepala sampai
jari kaki
Jaga / cegah terjadinya hipotermi
5. Dilatasi lambung – Dekompresi
Distensi lambung membuat terapi syok menjadi sulit
Distensi lambung memperbesar resiko terjadi aspirasi
Pasang NGT-aspirasi isi lambug
Sering terjadi pada anak- anak, dapat
menyebabkan hipotensi, disritmia jantung,
bradikardi dan stimulasi saraf vagus yang
berlebihan.

6. Pemasangan Kateter Urine


Mempermudah penilaian urine, adanya hematuri dan
perfusi ginjal dari produksi urine.
B. Akses Pembuluh Darah
Segera pasang akses intra vena (iv cat no 16)sebelum
dipertimbangkan jalur vena central
Pasang akses intra vena paling bagus di lengan bawah
(orang dewasa)
Bila tidak mungkin dapat digunakan vena femoralis,
jugularis atau subclavia dengan kateter besar
Bila kateter inta vena sudah terpasang, ambil darah
crossmatch dan pemeriksaan lab
Ambil AGD
Lakukan foto thorak setelah pemasangan CVP.
C. Terapi Awal Cairan
Gunakan larutan elektroit isotonik untuk resusi
cairan awal/ RL adalah pilihan pertama, Nacl
adalah pilihan ke dua
Perhitungan kasar jumlah total volume cairan
adalah 3 ml cairan kristaloid mengganti 1 ml
darah yang keluar (3 for 1)
Lebih penting menilai respon output urine,
tingkat kesadaran, dan perfusi perifer.
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH
Berdasarkan presentasi penderita

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kehilangan Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000


darah dalam
(ml)
Kehilangan Sampai 15% 15-30% 30-40% >40%
darah (% Vol
Drh)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140

Tekanan Darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun


naik
Frekwensi 14-20 20-30 30-40 >35
Pernafasan
Produksi Urine >30 20-30 5-15 Tidak berarti
(ml/jam)
Status mental Sedikit cemas Agak cemas Cemas Bingung, lesu
bingung
Pergantian Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
Cairan (Hukum darah darah
3:1)
A. Umum
Pulihnya tekanan darah, tekanan nadi dan denyut nadi.
Pulihnya tingkat kesadaran
Puluhnya perfusi perifer
B. Jumlah produksi urine
Produksi urine normal 0.5 cc/kg/jam pada orang
dewasa dan 1-2 cc/kg/ jam pada anak-anak
C. Keseimbangan asam basa
Akibat resusitasi cairan yang tidak adekuat dan
kehilangan darah terus menerus
Awalnya terjadi alkalosis respiratorik
Berlanjut ke asidosis metabolik
Syok Kardiogenik
Akibat trauma tumpul jantung
Tamponade jantung
Tension Pneumathorak
Terjadi bila ada udara masuk ke rongga pleura shg
tekanan pleura meningkat akibatnya paru-paru kolap total
menggeseran mediastinum, menurunkan arus balik
kejantung, kardiak output menurun.
Syok neurogenik
Cedera intrakranial tidak menyebabkan syok
Cedera pada syaraf tlg belakang bisa menyebabkan syok
Hipotensi ( hilangnya tonus simpatis kapiler) tanpa tacikardi
dan vasokontriksi kulit
Lakukan penatalaksanaan seperti hipovolemi
Syok Septik
› Karena timbulnya infeksi
Tacikardi, kulit berwarna merah dan hangat

Anda mungkin juga menyukai