Protein 2
Protein 2
Struktur protein
STRUKTUR PROTEIN
• Semua asam amino penyusun protein memiliki gugus
karboksil (-COOH) yang bersifat asam dan gugus
amino (-NH₂) yang bersifat basa yang diikat pada
atom karbon yang sama
PENGGOLONGAN ASAM AMINO
BERDASARKAN POLARITAS KANDUNGAN
GUGUS R
Protein konyugasi
• mengandung asam amino yang terikat pada bahan nonprotein
seperti lipid,karbohidrat
Protein turunan
• senyawa yang diperoleh dengan metode kimia atau enzimatik
• dipilah pada turunan primer dan sekunder
PROTEIN SEDERHANA
Albumin
• larut dalam air netral
• Contoh albumin telur, albumin serum dalam protein air dadih susu,
leukosin serelia dan legumelin dalam biji polong
Globulin
• larut dalam larutan garam netral
• hampir tidak larut dalam air.
• Contoh glisinin dalam kedelai, myosin dan aktin dalam daging
Glutelin
• larut dalam pelarut asam atau basa yang sangat encer
• tidak larut dalam pelarut netral.
• Contoh glutenin pada gandum dan orizenin dalam beras
GLUTEN
• Kelarutan 50-90 % dalam air.
• Protein ini sejumlah besar
prolina dan asam glutamat.
• terdapat pada serealia
PROTEIN KONYUGASI
Fosfoprotein
• gugus fosfat 0) pada gugus hidroksil serina dan treonina
• Contoh casein pada susu dan fosfoprotein pada kuning telur
Lipoprotein
• gabungan lipid dengan protein yang mempunyai daya emulsi yang sangat
baik
• Terdapat pada susu dan kuning telur
Glikoprotein
• gabungan karbohidrat dan protein
• Contoh mukoprotein pada avomusin putih telur
TURUNAN PROTEIN
Turunan primer
• sedikit dimodifikasi dan tidak larut dalam air
• Contoh kasein yang dikoagulasi dengan rennet( isi
lambung sapi)
Turunan sekunder
• mengalami perubahan yang lebih besar
• mencakup protease, pepton dan peptida
BEBERAPA JENIS PROTEIN YANG PENTIN
DALAM BAHAN PANGAN
Gluten
• protein yang terdapat pada tepung terigu dan
dalam jumlah kecil pada tepung serelia lainnya
• terdiri dari dua komponen protein yaitu gliadin
dan glutenin, yang berfungsi membentuk
adonan roti yang elastis dan mengembang
Ovalbumin
• Sejenis protein dalam bagian putih telur yang bersifat khas
• mudah membentuk buih yang permanen dan stabil jika dikocok
Aktin dan miosin
• terdapat dalam daging, yaitu yang membentuk serabut daging (miofibril)
• Secara fisiologik berfungsi menggerakkan tubuh
• Berperan penting dalam pembentukkan emulsi daging dalam pengolahannya
Kasein
• protein kompleks pada susu yang dapat menggumpal
• membentuk massa yang kompak. Sifat ini dimanfaatkan dalam proses pembuatan
keju
Perubahan struktur ini
biasanya menyebabkan
perubahan sifat kimia,
fisika protein.
Terjadinya modifikasi Disebabkan oleh panas,
struktur sekunder, perubahan pH yang
tersier dan kuarter ekstrim, pelarut organik
tanpa menyebabkan (alkohol, aseton) dan
pemutusan ikatan penambahan garam
peptida (CaSO₄)
DENATURASI
PROTEIN
• Sifat fungsional protein
dipengaruhi oleh faktor
intrinsik protein (komposisi
METODE
KJELDAHL
METODE KJELDAHL
KEUNTUNGANNYA
• Prosedur ini tidak mahal
• Hasilnya akurat
• bisa untuk semua jenis bahan pangan
Kelemahannya
• mengukur semua nitrogen di bahan bahkan
nitrogen dari non protein
METODE KJELDAHL
• Prinsipnya contoh dihancurkan secara sempurna,
sehingga seluruh karbon, hidrogen teroksidasi dan
nitrogen diubah menjadi amonium sulfat
Ada 3 tahap dalam prosedur Kjedahl
Tahap penghancuran
(destruksi), dengan Netralisasi (dengan
Titrasi (HCl 0,02N)
penambahan asam NaOH) dan distilasi
kuat pada suhu 370°C
CONTOH KASUS
• Volume HCl yang diperlukan untuk titrasi contoh
adalah sebanyak 8,7 ml, sedangkan untuk blanko 0,2
ml. hitunglah berapa kadar protein (basis basah dari
tepung terigu tersebut. Faktor konversi untuk tepung
terigu adalah 5,70
JAWABAN
• Kadar N dalamcontohdihitungdenganrumus
𝑚𝑙 𝐻𝐶𝑙 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ −𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 𝑥 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 14,007 𝑥 100
%N= 𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
8,7 −0,2 𝑚𝑙 𝑥 0,02 𝑁 𝑥 14,007 𝑥 100
%N= = 2,38%
100 𝑚𝑔
METODE
BIURET
METODE BIURET
Intensitas warna ungu
Ikatan peptida dari protein tersebut berbanding langsung
akan bereaksi dengan ion Cu²⁺ dengan konsentrasi protein,
membentuk kompleks semakin meningkat intensitas
berwarna ungu warna ungu konsentrasi
protein semakin besar
METODE
LOWRY
METODE PENGIKATAN ZAT WARNA (DYE
BINDING)
Zat warna Kompleks tidak
mempunyai larut yang
Kemudian Zat warna yang
Merupakan kemampuan terbentuk
konsentrasi zat digunakan
metode bergabung kemudian
warna yang adalah amido
penetapan dengan gugus dipisahkan
tidak terikat black (615 nm)
protein secara polar protein dengan cara
dapat diukur dan orange G
tak langsung yang sentrifugasi
absorbansinya (485 nm)
bermuatan ion atau
berlawanan penyaringan
METODE TITRASI FORMOL
Bila ke dalam Peningkatan
Banyak sampel yang Akan keasaman
Metode ini
digunakan telah menyebabkan protein ini
dinetralkan, diukur dengan
terjadinya
cukup sederhana konversi gugus - titrasi
dan mudah Ditambahkan NH₂ menjadi menggunakan
formaldehida gugus –N=CH₂ NaOH dan
(metanal)
indikator PP
tetapi cenderung menyebabkan
untuk analisis
mengukur protein kehilangan sifat
protein pada susu
lebih rendah basa
formaldehida
dapat bereaksi
% protein = T x
dengan gugus
0,17 T : ml
terutama pada amino dari residu meningkatkan NaOH
protein susu asam amino, keasaman protein
seperti lisin
ANALISIS SIFAT GELASI PROTEIN
• Pembentukan gel protein dapat dilakukan dengan
cara pemanasan dan/atau penambahan garam
• Parameter yang digunakan untuk mengukur sifat
fungsional gel protein adalah kekuatan gel atau
kekerasan, sifat adhesif (daya lekat terhadap bahan
lain), sifat kohesif (daya lekat pada bahannya sendiri),
dan elastisitas (kemampuan untuk kembali kebentuk
soal setelah dideformasi di bawah tekanan)
ANALISIS SIFAT GELASI PROTEIN
Kekuatan gel dapat diukur dengan cara
• Membandingkan dengan standar gel
• Pengukuran dengan viskometer
• Penetrasi dengan tusukan menggunakan
penetrometer atau teksturometer
ANALISIS DAYA IKAT AIR