Anda di halaman 1dari 36

DWI AYU NOVIANA

NEURALGIA
TRIGEMINAL
Definisi
Neuralgia Trigeminal ( NT) digambarkan oleh IASP (
International Association for the study of Pain ) sebagai nyeri
di wajah yang timbulnya mendadak, biasanya unilateral. Nyerinya
singkat dan berat seperti ditusuk disalah satu cabang nervus
trigeminus.(8)
 Dalam Konsensus Nasional II kelompok studi nyeri kepala
Perdossi:

Neuralgia trigeminal ( TIC DOLOREUX) dideskripsikan


sebagai suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa
nyeri unilateral, tiba – tiba, seperti tersengat aliran listrik
berlangsung singkat, jelas terbatas pada satu atau lebih distribusi
cabang nervus trigeminus.
Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan dan
timbul spontan. Terdapat “ trigger area” diplika nasolabialis dan
atau dagu. Pada umumnya terjadi remisi dalam jangka waktu
yang bervariasi. (9).
Anatomi
 Nervi kranialis V (N. Trigeminus) keluar dari bagian
lateral pons berupa akar saraf motoris dan saraf
sensoris.

 Akar saraf yang lebih kecil, yang disebut juga


portio minor nervi trigemini, merupakan akar saraf
motoris. Berasal dari nukleus motoris dari saraf
trigeminal dibatang otak terdiri dari serabut-
serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot
pengunyah.

 Dalam perjalanannya akar saraf ini melalui


ganglion disebelah medial dari akar sensoris yang
jauh lebih besar, sebelum bergabung dengan
saraf mandibularis pada saat melalui foramen
ovale dari os. Sphenoid.
 Akar sensoris saraf trigeminal yang lebih besar disebut dengan
portio major nervi trigemini yang memberi penyebaran serupa
dengan akar-akar saraf dorsalis dari saraf spinal.

 Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal (


ganglion gasseri ) dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi
yaitu cabang optalmikus, cabang maksilaris dan cabang
mandibularis
Cabang pertama yaitu saraf ophtalmikus
Saraf ini berjalan melewati fissura orbitalis superior dan
memberi persarafan sensorik pada :

-Kulit kepala mulai dari fissura palpebralis sampai bregma (


terutama dari saraf frontalis )

-Suatu cabang yang lebih kecil ke bagian atas dan medial


dari dorsum nasi

-Konjungtiva, kornea dan iris, mukosa dari sinus frontalis dan


sebagian dari hidung

-Sebagian dari duramater dan pia-arakhnoid juga disarafi


oleh serabut saraf sensoris dari saraf ophtalmikus
Ophtalmic and Maxillary
Nerves
Cabang kedua, yaitu saraf
maksilaris
 memasuki fossa pterygopalatina melalui foramen
maksilaris superior memberikan cabang saraf
zygomatikus yang menuju ke orbita melewati
fissura orbitalis inferior.

 Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis menuju


ke dasar orbita melewati fissura yang sama.
Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini
terbagi menjadi beberapa cabang yang
menyebar di permukaan maksila bagian atas dari
wajah bagian lateral dari hidung dan bibir
sebelah atas.
 Sebelum keluar dari foramen infra
orbitalis, didapat beberapa cabang yang
mensarafi sinus maksilaris dan gigi-gigi
molar dari rahang atas, ginggiva dan
mukosa mulut yang bersebelahan.
Cabang yang ketiga, yaitu saraf mandibularis

 Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui


foramen ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari
akar-akar saraf motoris dari saraf trigeminal, juga
membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah
buccal, ke rahang bawah dan bagian depan dari
lidah, gigi mandibularis, ginggiva.

 Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan


diri sejak awal, mensarafi daearah didepan dan
diatas daun telinga maupun meatus akustikus
eksternus dan membrana tympani.
Mandibular Nerves
 Serabut – serabut sensoris untuk duramater yang
merupakan cabang – cabang dari ketiga bagian
saraf trigeminal berperan dalam proyeksi rasa
nyeri yang berasal dari intrakranial.

 Terdapat hubungan yang erat dari saraf


trigeminal dengan saraf otonomik/simpatis,
dimana ganglia siliaris berhubungan dengan saraf
ophtalmikus , ganglion pterygopalatina dengan
saraf maksilaris sedangkan ganglion otikus dan
submaksilaris berhubungan dengan cabang
mandibularis. (2)
Patofisiologi
Gangguan saraf tepi sebagai penyebab NT
didukung oleh data-data klinis berupa:

1. Ditemukannya peregangan atau kompresi nervus V.


2. Ditemukannya malformasi vaskular pada beberapa
penderita NT.
3. Adanya tumor dengan pertumbuhan yang lambat.
4. Adanya proses inflamasi pada N.V.
Mekanisme sentral sebagai penyebab NT
didukung oelh data-data klinis sebagai
berikut
1. Adanya periode laten yang dapat diukur antara
waktu stimulus terhadap trigger poin dan onset
NT.
2. Serangan tak dapat dihentikan apabila sudah
berlangsung.
3. Setiap serangan selalu diikuti oleh periode
refrakter dan selama periode ini pemicu apapun
tidak dapat menimbulkan serangan.
4. Serangan seringkali dipicu oleh stimulus ringan
yang pada orang normal tidak menimbulkan
gejala nyeri.
5. Nyeri yang menyebar keluar daerah yang diberi
stimulus.
Manifestasi
Klinik
 Nyeri wajah unilateral, terasa seperti
tertusuk, dicetuskan dengan mengunyah
atau aktivitas serupa atau menyentuh
daerah yang terlibat di wajah
 Nyeri 5x lebih sering melibatkan sisi kanan
wajah
 Sindrom pretrigeminal neuralgia : nyeri
sinus atau sakit gigi yang berlangsung
berjam jam yang dicetuskan ketika
menggerakkan rahang atau minum
cairan
 Nyeri dapat dilokalisasi secara tepat oleh pasien
60% pasien mengeluh nyeri menusuk dari tepi
mulut ke arah sudut rahang
30% pasien mengeluh nyeri di bibir atas atau
gigi taring ke arah mata dan alis
<5% mengalami keterlibatan cabang
oftalmikus
 Karakteristik nyeri : berat, mendadak, dan
menusuk. Diawali dengan sensasi kejutan listrik
dan memberat dalam 20 detik menjadi nyeri yang
terasa di dalam wajah. Awitan nyeri
menyebabkan perubahan ekspresi pada wajah

 Jumlah serangan bervariasi dari <1x/hari hingga


ratusan kali per hari. Diantara serangan biasanya
tanpa gejala, tetapi bisa terdapat nyeri tumpul
yang bertahan lama pada beberapa kasus
 Pencetus dan zona nyeri : pasien biasanya
menghindari menyentuh atau mencukur area
pencetus. Mengunyah, berbicara, tersenyum,
minum, bercukur, menyikat gigi, menghembus
udara lewat hidung, atau menyentuh area
pencetus  nyeri
 Beberapa kasus nyeri dapat dipicu oleh rangsangan
somatosensorik di luar area trigeminal : anggota
gerak, stimulus sensorik lainnya (lampu,
pengecapan, dan suara keras)
 Nyeri membangkitkan spasme otot pada wajah sisi
yang terkena (tic dolourex)
 NT sering timbul pada stadium lanjut sklerosis multipel
Kriteria diagnostik
1. Serangan – serangan paroxysmal pada wajah atau nyeri di frontal
yang berlangsung beberapa detik tidak sampai 2 menit.

2. Nyeri setidaknya bercirikan 4 sifat berikut:


a. Menyebar sepanjang satu atau lebih cabang N trigeminus,
tersering pada cabang mandibularis atau maksilaris.

b. Onset dan terminasinya terjadi tiba-tiba , kuat, tajam , superficial,


serasa menikam atau membakar.

c. Intensitas nyeri hebat , biasanya unilateral, lebih sering disisi


kanan.

d. Nyeri dapat timbul spontan atau dipicu oleh aktifitas sehari seperti
makan, mencukur, bercakap cakap, mambasuh wajah atau
menggosok gigi, area picu dapat ipsilateral atau kontralateral.

e. Diantara serangan , tidak ada gejala sama sekali.


3. Tidak ada kelainan neurologis.

4. Serangan bersifat stereotipik.

5. Tersingkirnya kasus-kasus nyeri wajah lainnya


melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus bila diperlukan
Klasifikasi
Neuralgia Trigeminus Idiopatik

1. Nyeri bersifat paroxysmal dan terasa diwilayah


sensorik cabang maksilaris, sensorik cabang
maksilaris dan atau mandibularis.

2. Timbulnya serangan bisa berlangsung 30 menit


yang berikutnya menyusul antara beberapa
detik sampai menit.

3. Nyeri merupakan gejala tunggal dan utama.

4. Penderita berusia lebih dari 45 tahun , wanita


lebih sering mengidap dibanding laki-laki.
Neuralgia Trigeminus
simptomatik
1. Nyeri berlangsung terus menerus dan terasa dikawasan
cabang optalmikus atau nervus infra orbitalis.
2. Nyeri timbul terus menerus dengan puncak nyeri lalu
hilang timbul kembali.
3. Disamping nyeri terdapat juga anethesia/hipestesia
atau kelumpuhan saraf kranial, berupa gangguan
autonom ( Horner syndrom ).
4. Tidak memperlihatkan kecendrungan pada wanita
atau pria dan tidak terbatas pada golongan usia.
Terapi
FARMAKOLOGI

Dalam guidline EFNS ( European Federation of


Neurological
Society ) :

LINI PERTAMA
Carbamazepin : 200-1200 mg sehari
Oxcarbazepin : 600-1800 mg sehari

LINI KEDUA
Baclofen : 60 – 80 mg/ hari
Lamotrigin : 100 – 400 mg/ hari
Publikasi mutakhir dari ” The
Neurologist”

LINI PERTAMA
Carbamazepine

LINI KEDUA
Oxcarbazepine, gabapentin, phenytoin

LINI KETIGA
Lamotrigin dan Baclofen
Pregabalin
NON FARMAKOLOGI

Tindakan operatif

 Prosedur pada ganglion gasseri ialah rhizotomi melalui


foramen ovale dengan radiofrekwensi termoregulasi,
suntikan gliserol atau kompresi dengan balon ke dalam
kavum Meckel.

 Terapi gamma knife merupakan terapi radiasi yang


difokuskan pada radiks nervus trigeminus di fossa posterior.

 Dekompresi mikrovaskuler adalah kraniotomi sampai


nervus trigeminus difossa posterior dengan tujuan
memisahkan pembuluh darah yang menekan nervus
trigeminus.

Anda mungkin juga menyukai