Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ambarawa
Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta PENDAHULUAN Fatty liver = steatosis Kandungan lemak di hati melebihi 5 % dari seluruh berat hati. Klasifikasi berdasarkan etiologi Alcoholic Fatty Liver Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) Dapat menyebabkan komplikasi yang serius DEFINISI Kandungan lemak dihati > 5 % berat hati Spesimen biopsi jaringan hati ditemukan minimal 5-10% sel lemak dari keseluruhan hepatosit Alkoholik → Abuse / Overuse Non alkoholik → konsumsi alkohol sampai 20 gram/hari EPIDEMIOLOGI Lebih dari 15 juta populasi di U.S yang mengkonsumsi alkohol (overuse) 90-100% → Fatty Liver Dapat terjadi pada semua usia Penelitian pada populasi obesitas di negara maju didapatkan 60% perlemakan hati sederhana, 20-25% steatohepatitis non alkoholik, dan 2-3 % sirosis. 70 % pasien DM tipe 2 mengalami perlemakan hati, 60 % pada pasien dislipidemia Faktor risiko alkoholik → hepatitis C, obesitas dan diet Faktor resiko non-alkoholik → DM tipe 2, obesitas dan dislipidemia ALKOHOLIK Asetaldehi CO2 dan Alkohol Acetic acid d H2O
• Proses metabolisme alkohol tersebut akan
meningkatkan ratio NADH/NAD+
• NADH meningkat sintesis fatty acid meningkat
• NAD menurun oksidasi fatty liver menurun
• Peningkatan fatty acid menyebabkan hepatosit
berikatan dengan gliserol trigliserida fatty liver PATOGENESIS
Steatosis kehamilan, obat-obatan mikrovesikuler (tetrasiklin), Reye’s syndrome MANIFESTASI KLINIS Sebagian besar asimptomatik Beberapa gejala yang dapat terjadi: Malaisenausea Keluhan rasa tidak enak/mengganjal di perut kanan atas Pemeriksaan fisik → hepatomegali, RUQ pain Tahap lanjut → sirosis dan didapatkan fluid retention, internal bleeding, jaundice, liver failure DIAGNOSIS Anamnesis → konsumsi alkohol, terdapat faktor risiko seperti obesitas, DM, dislipidemia, riwayat infeksi hepatitis Laboratorium Normal/ terjadi peningkatan enzim hati (AST dan ALT) Fosfatase alkali, g-glutamiltransferase, feritin darah dapat meningkat ↑ Hipoalbuminema, Protombin Time memanjang, Hiperbilirubinemia pada keadaan sirosis Dislipidemia (21-83 %) peningkatan trigliserida ↑ Peningkatan konsentrasi gula darah ↑ PEMERIKSAAN RADIOLOGI USG → Infiltrasi lemak di hati menghasilkan peningkatan difus ekogenitas (hiperekoik), bright liver bila dibandingkan dengan ginjal. Sensitivitasnya 80%, spesifitas 93% dalam mendeteksi steatosis. CT Scan → paremkim hatidensitas rendah MRI →membedakan nodul keganasan dengan inflitrasi fokal lemak di hati PEMERIKSAAN HISTOLOGI Gold standard → biopsi hepar Tidak dapat membedakan antara perlemakan hati alkoholik dan non alkoholik Indikasi biopsi liver Diagnosis klinik yang belum jelas Ada kecurigaan > 1 penyakit hati (cth: alkohol plus hepatitis virus) Keinginan untuk menentukan prognosis yg lebih tepat Kontraindikasi biopsi liver Inabilitas pasien utk mengikuti instruksi / tidak kooperatif Terdapat (atau suspected) lesi vascular (cth: hemangioma) Kecenderungan utk perdarahan (cth: INR>2, bleeding time >10min) Trombositopenia parah (<50000/mL) Gambaran biopsi hati → steatosis, infiltrasi sel radang, hepatosit balloning dan nekrosis, nukleus glikogen, Mallory’s hyaline dan fibrosis (kerusakan hati lanjut dan berat). Grading dan staging berdasarkan hasil gambaran biopsi hati GRADING & STAGING KOMPLIKASI Gagal hati Perdarahan masif saluran cerna Infeksi → pada pasien yang rentan Sindrom hepatorenal setelah serangan hepatitis alkoholik Karsinoma hepatoselular (3-6% kasus) PENATALAKSANAAN Mengontrol faktor risiko Mengurangi berat badan dengan diet dan latihan jasmani : Aktivitas fisik berupa latihan bersifat aerobik 30 menit/hari Mengurangi asupan lemak total menjadi < 30% dari total asupan energi Mengurangi asupan lemak jenuh Mengganti dengan karbohidrat kompleks yang mengandung 15 gr serat serta kaya buah dan sayuran Mengurangi berat badan dengan tindakan bedah →operasi bariatrik Menghindari alkohol TERAPI GIZI
Protein → 0,8-1,5 g/kgBB/hari
Karbohidrat → 55-65 % dari total kalori Lemak → 25-30 % dari total kalori Vitamin dan mineral → suplementasi sesuai kebutuhan dan gejala defisiensi Perhatikan faktor penyebab/penyakit yg mendasarinya. TERAPI FARMAKOLOGI
Antidiabetik dan insulin sanitizer
Metformin → meningkatkan kerja insulin pada sel hati dan menurunkan produksi glukosa hati melalui : penghambatan TNF α shg tjd perbaikan insulin Downregulation konsentrasi UCP-2 messenger RNA di hati Penurunan pengikatan DNA oleh SREBP-1 Tiazolidindion → bekerja sbg ligan untuk PPARg dan memperbaiki sensitifitas insulin pada adiposa, serta menghambat ekspresi leptin dan TNF α Obat anti hiperlipidemia Gemfibrozil → menunjukan perbaikan ALT dan konsentrasi lipid setelah pemberian 1 bulan Antioksidan (vit.E (a-tokoferol), vit.C, Betain, N- asetilsistein) Berpotensi untuk mencegah progresi steatosis menjadi steatohepatitis dan fibrosis Hepatoprotektor Ursodeoxycholic acid → asam empedu dengan efek imunomodulator, pengaturan lipid, dan efek sitoproteksi