Anda di halaman 1dari 60

FACULTY OF MEDICINE

TARUMANAGAR UNIVERSITY
seorang perempuan berusia 50 tahun datang
ke dokter dengan keluhan keputihan yang
berbau sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai
rasa gatal di sekitar vagina. Pasien merupakan
seorang perokok akktif sejak 10 tahun yang lalu.
Dan merokok sebanyak 1 bungkus rokok per
hari.

Apa yang dapat kita pelajari dari kasus ini ?


 Menjelaskan definisi, penyebab dan jenis jenis
keputihan.
LO 1. DEFINISI KEPUTIHAN

Keputihan/ Fluor Albus  keluarnya cairan yang bukan darah


secara berlebihan dari kemaluan wanita yang disebabkan oleh
infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan
di sekitar bibir vagina bagian luar.
 Keputihan: sekresi vagina abnormal pada wanita.
Disebabkan oelh infeksi biasanya disertai gatal di dalam
vagina dan disekitar bibir vagina bagian luar. Di timbulkan
oleh bakteri, jamur, virus atau parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran
kencing sehingga terasa perih ketika penderita buang air
kecil.
Gejala keputihan bukan karena penyakit:

o Cairan dari vagina berwarna bening/ Tidak berwarna


o Tidak berbau
o Tidak gatal
o Jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak

Gejala keputihan karena penyakit:

o Cairan dari vagina keruh dan kental


o Warna kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan
o Berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal
o Jumlah cairan banyak
Penyebab Non Patologis (bukan penyakit):

o Saat menjelang Menstruasi, atau setelah Menstruasi


o Rangsangan Seksual, saat wanita hamil
o Stress, baik fisik maupun psikologis

Penyebab Patologis (karena penyakit):

o Infeksi Jamur (kebanyakan jamur Candida albicans )


o Infeksi bakteri ( Gardanella Vaginalis, Neisseria Gonorrhae)
o Infeksi Parasit jenis Protozoa (Trichomonas vaginalis )
o Infeksi Virus ( HSV, HPV)
o Bisa pula karena sakit yang lama, kurang gizi, anemia, dan faktor
hyegiene (kebersihan).
 Penyebab
 Abnormal ( PATOLOGIS )
▪ Iritasi
▪ Pembilasan vagina
▪ Kondom vagina
▪ Trauma pada vagina dan leher rahim
▪ Tampon, pembalut, sabun
▪ Penyakit sistemik
▪ Kencing manis
▪ Pemakaian obat lama
▪ kortikosteroid

November 2005 Keputihan/AAJ/RSMKKG/Nov 2005 9


• Kasus khusus :

1. Senile vaginitis
Menopause  ovarium tidak aktif lg  hormon estrogen turun 
bakteri non-patogen (lactobacilli) menjadi patogen  keputihan
bernanah

2. Vulvo-vaginitis khusus
Benda asing  merangsang infeksi bakteri  keputihan bernanah 
lebih sering pd dewasa

Cacing  Strongyloides stercoralis dr feses  menyerang kulit sekitar


vulva  gatal  digaruk  infeksi bakteri
Candida albicans
1. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans
menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina
Ciri:
 warna cairan keputihan seperti susu
 Bentuknya gumpalan
 bau yang khas (asam)
 rasa gatal
 daerah kemaluan bengkak dan merah

Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB,


steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah, dan lain
sebagainya.
Sel atau spora dan bentuk miselia atau hifa

Pelekatan sel candida pada epitel vagina(miselia)

Hifa candida tumbuh berkolonisasi pada permukaan vagina(perubahan
estrogen)

Memproduksi enzim protease,bekerja optimal pH normal vagina

Mendukung pertumbuhan jamur yg menghasilkan beberapa faktor
merusak epitel vagina

Vaginitis
Gardnerella vaginalis
 2. Bakteri
 Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella
 keputihannya disebut bacterial vaginosis
 Ciri:
 cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan
 beraroma amis

 Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti


pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya

 Flora normal  kurang dr 1 %  hub. Seksual yg sering dan douching 


lactobacilli mati  berkembang biak dan menjadi patogen
o Neisseria gonorrhoeae
Kuman dapat masuk melewati mukosa serviks, konjungtiva atau
rektum. Kuman menempel dengan vili pada permukaan mukosa.
Kuman mencapai jaringan ikat di bawah epitel, setelah terlebih
dahulu menembus ruang antar sel.Selanjutnya terjadi reaksi radang
berupa infiltrasi lekosit polimorfonuklear. Eksudat yang terbentuk
dapat menyumbat saluran atau kelenjar sehinnga terjadi kista retensi
dan asbes.Lalu terjadinya kerusakan pada sel epitel oleh gonokokus,
menyebabkan terbentuknya celah pada mukosa, sehingga
mempermudah dan mempercepat masuknya kuman GO.
o Chlamydia trachomatis
ST  invasi sel epitel kolumnar  berkembang biak  cairan nanah
berlendir atau encer  tgt keparahan
3. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit golongan protozoa
o trichomonas vaginalis
 ciri:
 cairan yang berwarna kuning hijau kental
 bau tidak enak dan berbusa
 Kadang bisa gatal dan membuat iritasi

 cara infeksi
- secara langsung (hubungan seksual memalui stadium tropozoid)
- secara tidak langsung (lap mandi, handuk, alat sanitasi seperti toilet seat)

(hub. Seksual) :
tropozoid menempel pada sel epitel vagina melalui interaksi ligand-KH.
Mannose dan N-asetil glukosamin merupakan residu gula pada membran
parasit untuk menempel.
Trichomonas vaginalis
 Patologi
-inkubasi 4-20 hari  serangan leukosit sekret vagina mengandung
banyak leukosit dan parasit bercampur dengan sel epitel  sekret keluar
 fluor albus.

o Cacing Kremi
Pada malam hari cacing kremi yang mendekam di usus penderita  turun
ke kawasan dubur untuk bertelur  masuk kembali ke usus  bukan
kembali masuk ke usus lewat dubur melainkan ke liang vagina 
mengalami keputihan karena cacing kremi

 Gejalanya:
o merasa gatal
o lendir keruh dan kental berwarna sedikit kekuningan seperti susu,
terkadang berbusa.
Normal Vaginosis Vaginitis (T.vaginalis) Vulvovaginitis
(Gardnerella (C.albicans)
vaginalis)
Gejala primer - Sekret, bau busuk, Sekret, bau busuk, Sekret; gatal, dan
mungkin gatal mungkin gatal seperti gatal pada kulit
vulva
Sekret vagina Sedikit, putih, Meningkat, tipis, Meningkat, kuning, Meningkat, putih,
flokulan homogen, putih, hijau, berbusa, adheren; lembut seperti dadih
abu-abu, adheren petekia servikal sering
ada
pH < 4,5 > 4,5 > 4,5 < 4,5
bau - Sering, seperti bau Dapat ada, seperti bau -
ikan ikan
Mikroskopis Sel epitel Clue cells dengan Trichomonas motil; Preparat KOH
dengan basil adheren; banyak PMN,leukosit memperlihatkan
laktobasilus tidak ada tangkai ragi dan
PMN,bbrp leukosit pseudohifa, leukosit

Penatalaksana Tidak ada Pemeriksaan untuk Terapi dengan Terapi topikal jka ada
an bagi PHS tidak ada metronidazol dermatitis candida
pasangan terapi jika normal pada penis

Pengobatan - metronidazol metronidazol Antifungi azol topikal


4.Virus
 HSV 2
Sexually transmitted  inkubasi 2-7 hr  muncul rasa gatal, panas, dan
hipersensitif pd daerah vagina  disertai dg keputihan encer  semakin
parah  muncul ulcer

 HPV
Sexually transmitted  inkubasi 3-4 bln  invasi sel basal  berkembang
biak  timbul carcinoma  keputihan disertai darah
 MENJELASKAN TENTANG KOMPLIKASI PADA
KEPUTIHAN
 Pleuritis adalah peradangan pada pleura
disebabkan penumpukan cairan dalam
rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi
karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis
dapat juga disebut sebagai komplikasi dari
efusi pleura atau penyakit pada efusi pleura
 Eksim (Eczema) adalah penyakit kulit yang
umum terjadi dan menyebabkan timbulnya rasa
gatal dan rasa terkabar pada kulit yang terkena.

Penyebab
Ada beberapa varian ekzim yang penyebabnya
berbeda-beda. Ada yang disebabkan dari dalam
tubuh, misalnya karena stres atau ada juga yang
disebabkan dari luar tubuh, misalnya alergi atau
kontaminasi bahan kimia.
 Kondiloma akuminata (condyloma acuminata, genital
warts) adalah kutil di sekitar anus atau genitalia yang
cukup umum. Kutil ini disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV) yang biasanya ditularkan melalui
kontak seksual.
 Pada awalnya, kutil berukuran kecil dan kemudian
tumbuh lebih besar dan dapat dirasakan ketika
mereka mencapai ukuran kepala peniti. Mereka terus
tumbuh sampai ukuran kacang polong dan akhirnya
benar-benar mengitari anus atau genitalia seperti
kembang kol. Akhirnya, kutil virus yang awalnya jinak
ini bisa berkembang menjadi kanker di daerah anal
atau genital.
 Infertilitas/masalah kesuburan; pada wanita
hamil dapat menyebabkan bayi prematur,
gangguan perkembangan dan berat badan
lahir rendah (BBLR) terutama akibat bacterial
vaginosis dan infeksi Trichomonas

 serta dapat memfasilitasi terjadinya HIV.


 MENJELASKAN CARA PENGAMBILAN, PENYIMPANAN,
PENGIRIMAN, DAN INTERPRETASI HASIL
Pap smear adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kelainan
serviks seperti bakteri, virus, jamur, parasit, terutama kanker serviks.

Prosedur Pengambilan Pap-Smear


i. Persiapan penderita :
- diluar waktu haid
- malamnya jangan berhubungan seksual
- dalam posisi litotomi
ii. Persiapan pemeriksa :
- meja ginekologi dan lampu
- spekulum cocor bebek (Grave’s) kering
- spatel ayre, brush/sikat
- sarung tangan bebas hama
- kaca objek
- botol isi larutan fiksasi
- cairan pembersih vulva
 American Cancer Society merekomendasikan Pap smear pertama sekitar 3
tahun setelah hubungan seksual pertama atau pada usia 21 tahun. Setelah
usia 21 tahun, petunjuknya sbb:
 Usia 21 – 29, frekuensi : Sekali setahun Pap smear regular atau setiap
2 tahun menggunakan Pap smear berbasis
cairan.

 30 – 69, frekuensi : Setiap 2 - 3 tahun jika anda memiliki hasil 3 tes


normal secara berurutan.
 Lebih dari 70, frekuensi : Anda dapat menghentikan Pap smear jika
anda memiliki hasil 3 tes normal secara
berurutan dan Pap smear anda normal selama
10 tahun.
Pengambilan, fiksasi dan persiapan
sediaan
▪ Pasien dalam posisi litotomi
▪ Spekulum dimasukan ke liang vagina
▪ Ambil sampel endoserviks (dari kanalis
servikalis) dengan cytobrush
▪ Sel yang diperoleh dipindahkan ke kaca
benda
▪ Ambil sampel ektoserviks dengan ujung
spatula ayre
▪ Spesimen yang diperoleh di spatula
diapuskan merata pada kaca benda
▪ Masukan segera apusan pada kaca
benda ke dalam botol berisi cairan fiksasi
etil alkohol 95%
Pengiriman
▪ Bila tempat pengiriman jauh, sediaan
direndam dalam cairan fiksasi paling sedikit
selama 30 menit, keluarkan dan keringkan di
udara terbuka. Setelah itu dimasukan ke
dalam kotak (karton) pengiriman
▪ Bila tempat pengiriman dekat, sediaan dapat
dikirimkan dalam keadaan terendam cairan
etil alkohol 95%
Interpretasi
Fisiologi
Normal  epitel gepeng berlapis
Sel Serviks Normal
Patologi

Klasifikasi sistem dari PAP SMEAR SMEAR

Papanicolaou Displasia CIN Bethesda sistem


1 Tumor jinak Tumor jinak Normal
2 Tumor jinak Tumor jinak Normal, ASC-US
dengan radang dengan radang
3 Displasia ringan CIN I Low-grade SIL
3 Displasia CIN II High-grade SIL
sedang
3 Displasia berat CIN III
4 Karsinoma
insitu
5 Kanker invasif Kanker invasif Kanker invasif

 CIN : Cervical Intraepithelial Neoplasia, ASC-US : atypical squamous


cells of undetermined significance, SIL : squamous intraepithelial
lesion. (2009 Current Medical Diagnosis & Treatment)
 Hasil pap smear tidak memuaskan jika bahan:
 Terlalu sedikit
 Terlalu banyak tebal
 Terlalu banyak darah
 Tidak ada sel endoserviks
Pemeriksaan sekret vagina
 Pengumpulan
 Spesimen diambil menggunakan spekulum
 Spekulum dilembabkan dengan air hangat sebelum
digunakan (jangan menggunakan antiseptik)
 Untuk pemeriksaan T.vaginalis, sampel diambil dari
posterior fornix vagina, sedangkan untuk sampel
gonococcal serta chlamydial diambil dari endoserviks
 Setelah spekulum dimasukan, mukos serviks harus
diseka dengan kapas
 Sampel swab dimasukan ke dalam servikal canal dan
diputar selama 10 detik sebelum dikeluarkan
 Transport
 Transport yang cocok untuk sampel serviks dan vagina
adalah media amies dan stuart, kecuali untuk test
C.trachomatis
 Pemeriksaan
 Wet mount disiapkan dengan mencampur sampel vagina
dengan larutan garam pada gelas benda, lalu diberi
penutup
 Pemeriksaan menggunakan perbesaran 400x untuk
T.vaginalis dengan pergerakan tertentu, anakan khamir,
dan clue cells. c,. Albikans juga kadang dapat ditemukan
dalam sekret vagina
 Bakterial vaginosis menggunakan pewarnaan gram
(dikocok dahulu pewarnanya baru dipulas ke gelas benda)
 Interpretasi
 Normal  mengandung banyak laktobasilus dan <5
leukosit dalam lapangan pandang
 G.vaginalis  clue cells dilapisi sejumlah kecil bakteri gram
negatif yang bercampur dengan flora campuran (sejumlah
besar bakteri gram negatif kecil, bakteri batang,
coccobasilus, bakteri gram negatif batang melengkung),
tanpa bakteri gram positif besar dan leukosit <5 per
lapangan pandang
 Trikomomiasis/cervicitis  sejumlah besar sel darah putih
(>10 per lapangan pandang)
 Mucopurulent cervicitis  >10 leukosit berinti pleomorfik
per lapangan oil immersion (karena infeksi N. gonorrhoea
dan atau C.trachomatis)
 Vaginal candidiasis  ditemukan C. albikans dalam jumlah
besar
 Sekret vagina
 Normal  mengandung banyak laktobasilus dan <5 leukosit
dalam lapangan pandang
 Vaginal candidiasis  ditemukan Candida albicans
dalam jumlah besar.
 Trikomomiasis/ cervicitis  sejumlah besar sel darah
putih (>10 per lapangan pandang)
 Bacterial vagonosis:
 Whiff Test: positif
 Peningkatan ph vagina 4-4,5
 Pewarnaan gram: ditemukan clue cell, tidak terdapat PMN kalaupun ada
sedikit
 Vulvovaginal Candidiasis
 Whiff test : negatif tapi penambahan KOH 10%, dpt membantu
mengindetifikasi material jamur
 Tidak terjadi peningkatan pH
 Pewarnaan gram: penemuan bentuk blastospora dan pseudohifa
 Trikomoniasis
 Whiff test : negatif
 Terjadi peningkatan pH vagina
 Pemeriksaan sediaan basah : ditemukan PMN dalam jumlah yang
besar, protoza motil, yang ukurannya sama dengan motil
 MENJELASKAN TENTANG PENGOBATAN
KEPUTIHAN
Non-Farmako
Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi keputihan, antara lain :
1.Daun Sirih (Piper betle L.)
Khasiat : antiradang, anti-infeksi dan menghilangkan gatal.
2.Sambiloto (Andrographis paniculata)
Khasiat : antiradang, menghilangkan bengkak, menghilangkan panas.
3.Kunyit (Curcuma longa L.)
Khasiat : antiradang, antibakteri.
4.Kulit delima (Punica granatum)
Khasiat : sebagai astringent /pengelat (mengurangi sekresi cairan).
5.Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa)
Khasiat : berkhasiat antiradang, antikanker.
6.Bunga Jengger Ayam (Celosia cristata)
Khasiat : antiradang, pengelat (astringent), peluruh kemih, menghilangkan
keputihan.
 Pemakaian luar
10-15 lembar daun sirih + 30 gram daun jambu biji, dicuci bersihlalu
direbus dengan 2 liter air hingga tersisa 1 liter, disaring, hangat-
hangat kuku digunakan untuk mencuci vagina. Lakukan secara
teratur.

 Pemakaian dalam
20 gram kunyit (dipotong-potong)+ 10 gram sambiloto kering + 15
gram kulit delima kering, dicuci bersih semuanya, lalu direbus
dengan 800 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2
kali sehari (dapat ditambahkan gula aren atau madu). Lakukan
secara teratur.
Farmako

• Candida albicans  vulvovaginitis candidiasis


 Topikal :
- Butoconazole 2 % cream, 5 g intravaginal 3 hr
- Clotrimazole 1 % cream, 5 g intravaginal 1-2 minggu
- Miconazole 2 % cream, 5 g intravaginal 7 hr
- Ticonazole 6.5 % ointment (salep), 5 g intravaginal
dosis tunggal
- Terconazole 0.4 % cream, 5 g intravaginal 7 hr
 Oral
- Fluconazole 150 mg dosis tunggal
• Trichomonas vaginalis  trichomonas vaginitis
Metronidazole 2 g dosis tunggal atau 500 mg 2x sehari
selama 7 hr  utk diri sendiri dan pasangan  tdk berhasil
 beri lg 500 mg 2x sehari selama 1 minggu

• Gardnerella vaginalis  bacterial vaginitis


 Topikal
- Metronidazole 0.75 % gel, 5 g intravaginal 1-2x sehari u/ 5 hr
- Clindamycin 2 % cream, 5 g intravaginal sebelum tidur u/ 7 hr
- Clindamycin 2 % bioadhesive cream, 100 mg intravaginal
dosis tunggal
 Oral
- Metronidazole 500 mg 2x sehari selama 7 hr
- Clindamycin 300 mg 2x sehari selama 7 hr
 Neisseria gonorrhoeae  neisseria gonorrhoeae
endocervicitis
 Parenteral
- Ceftriaxone 125 mg IM dosis tunggal
 Oral
- Cefixime 400 mg dosis tunggal
- Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal
- Ofloxacin 400 mg dosis tunggal
- Levofloxacin 250 mg dosis tunggal
 Chlamydia trachomatis  chlamydia trachomatis endocervicitis
- Azithromycin 1 g dosis tunggal
- Doxycycline 100 mg 2x sehari u/ 7 hr
- Ofloxacin 300 mg 2x sehari u/ 7 hr
- Levofloxacin 500 mg u/ 7 hr
 HSV 2
 Topikal
- Acyclovir 3 % ointment, dipakai bila perlu
 Oral
- Acyclovir 200 mg per 4 jam selama 5 hr  6 hr setelah timbul
gejala
- Acyclovir 800 mg per hari  infeksi persisten

 HPV
- Podofilox 0.5 % gel / solutio 2x sehari utk 3 hr/ 4 hr tanpa terapi
tambahan  bs diulang 4x
- Imiquimod 5 % cream 3x seminggu u/ 16 minggu
 MENJELASKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN
1. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat & pilihlah celana yang
bahannya menyerap keringat (terbuat dari katun). Hal itu perlu
untuk menghindari peningkatan kelembapan & iritasi yang dapat
menimbulkan infeksi.
2. Gantilah celana dalam anda secara rutin, misal 2x sehari, terutama
bila anda merasa daerah tersebut sering berkeringat. Untuk itu
dapat membawa celana dalam cadangan.
3. Jika habis buang air, basuhlah bagian sensitif anda dengan air
bersih. Sapu dari bagian depan ke ke arah belakang, jangan
terbalik. Karena daerah anus adalah daerah yang kotor, maka
hindari usapan dari arah anus ke arah vagina. Keringkan organ
intim anda dengan menggunakan handuk kecil/ tisu yang bersih
4. Hindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan berganti-
ganti.
5. Menghindari kebiasaan pemakaian pembalut wanita di luar masa
haid. (kecuali bila memang diperlukan, seperti sedang mengalami
keputihan, dsb).
6. Untuk anda yang telah menikah disarankan untuk memeriksakan diri
ke dokter sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali. Gunanya untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit kelamin, terutama jika Anda
curiga pasangan anda melakukan hubungan dengan orang lain.
7. Penggunaan vaginal douche boleh dilakukan untuk memastikan
kebersihan vagina. Namun jangan terlalu sering karena dapat
membunuh mikroorganisme normal yang ada di vagina anda.
8. Bila sedang mengalami keputihan, tunda dulu melakukan hubungan
intim untuk sementara. Bila tingkat keputihan sudah mengkhawatirkan,
periksakan ke dokter.
9. Terpaksa buang air di tempat umum? Hindari membasuh kewanitaan
Anda dengan air dalam bak ataupun air telah tersedia (menggenang).
Sebaiknya basuh dengan air yang mengucur dari kran, karena tidak
pernah tahu air dalam bak tersebut sudah tercemar jamur candida
ataupun bakteri tertentu.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai