Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
KU : sakit sedang
TTV :
TD : tidak teraba
N : teraba lemah
RR : 22x/m
S : 36,4 C
SpO2 : 98% dengan nasal canul 4 lpm
GDA : 112
BB : 60kg
Kepala : Normocephale
Mata : Konjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Pupil isokor +/+ RCL +/+
Telinga : Tidak di periksa
Mulut : Tidak di periksa
Leher : Pembesaran KGB -/- Pembesaran tiroid -/-
Thorax : Simetris , retraksi (-)
Cor : S1 S2 reguler , murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Wheezing -/- , Ronchi -/-
Abdomen : Supel, bising usus (+),timpani di seluruh
lapang abdomen, nyeri tekan (-)
Genitalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : akral kering dingin (selebihnya tertera pada
status lokalis)
Status Lokalis
Regio Manus Dextra :
Look : vulnus excoratio +
Edema mulai dari regio
humerus sampai dengan
regio manus dextra.
Calor (-) dolor (+)
rubor (+) tumor (+)
Pus (-) Perdarahan (-)
*Sumber : The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic
Shock (Sepsis-3).
JAMA (Journal of the American Medical Association - 2016
Septic shock is defined by persisting hypotension
requiring vasopressors to maintain a mean arterial
pressure of 65 mm Hg or higher and a serum lactate
level greater than 2 mmol/L (18 mg/dL) despite
adequate volume resuscitation.
*Sumber : The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic
Shock (Sepsis-3).
JAMA (Journal of the American Medical Association - 2016
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala sepsis sering tidak spesifik, diantaranya termasuk :
-demam, menggigil, rigor,
-adanya kebingungan
-kecemasan
-kesulitan bernafas
-pusing, ketidaknyamanan
-mual dan muntah
-Patients with infection show two of the three criteria, they should
be considered likely to be septic.
Selulitis ditandai dengan nyeri lokal, pembengkakan, nyeri tekan, eritema, dan
sensasi panas.
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan
malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor
(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak
merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak
meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul,
atau jaringan neurotik. Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional
dan limfangitis ascenden. Pada pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan
leukositosis.
*Sumber : Concheiro J, Loureiro M, González-Vilas D, et al. 2009. Erysipelas and cellulitis: a retrospective
study of 122 cases. 100(10): 888-94
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Tahun 2014, Infectious Diseases Society of America (IDSA) menerbitkan
pedoman manajemen dari berbagai infeksi kulit dan jaringan lunak, dengan
penekanan bahwa keterampilan klinis diperlukan untuk menangani
kemungkinan patogen penyebab, sebelum dan sesudah kultur bakteri ada.
Yaitu dengan menentukan apakah selulitis tsb nonpurulen atau purulen, sebagai
berikut :
- Selulitis nonpurulen : selulitis superfisial yg berkembang cepat dan
erisipelas; biasanya termasuk Grup A,B,C dan G Streptococcus Hemolyticus
dan terkadang Staphylococcus Aureus yg rentan dengan methicillin.
- Selulitis purulen : termasuk kutaneus abses, karbunkel, furunkelm dan
infeksi kista sebaseus biasanya disebabkan S aureus baik yg rentan
methicillin, dan resisten methicillin.
*Sumber : Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infections:
2014 Update by the Infectious Diseases Society of America
Selulitis Nonpurulen
Terapi rawat jalan dengan antibiotik oral diindikasikan pada pasien sehat
tanpa adanya SIRS/ SEPSIS. Antibiotik yg direkomendasikan IDSA yaitu
:
-Dicloxacillin
-Cephalexin
-Amoxicillin/Clavunate
-Clindamycin
*Sumber : Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue
Infections: 2014 Update by the Infectious Diseases Society of America
Selulitis Purulen
Menurut IDSA, insisi dan drainase abses diindikasikan pada semua infeksi
purulen dan cukup untuk infeksi ringan. Oral antibiotik untuk infeksi
sedang, yaitu :
-Doxycycline atau minocycline
-Trimethropim-sulfamethoxazole
Untuk infeksi berat atau pasien dengan insisi dan drainase serta kegagalan
antibiotik oral, terapi rawat inap intravena sebagai berikut :
-Vancomycin
-Daptomycin
-Linezolid
-Cefaroline
-Telanvancin
*Sumber : Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infections:
2014 Update by the Infectious Diseases Society of America
KOMPLIKASI