Anda di halaman 1dari 4

F.3.

KESEHATAN IBU DAN ANAK


PENTINGNYA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
LATAR BELAKANG MASALAH
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi masih memprihatinkan.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif di Indonesia hanya 15,3 persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius
bagi tumbuh kembang anak yang akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM)
di Indonesia di masa mendatang.
Menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama masih rendahnya penggunaan ASI di
Indonesia adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan
masyarakat akan pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI). Penyakit diare masih menjadi penyebab
utama kematian pada bayi. Persentasenya mencapai 12 persen karena tidak diberikan ASI,
melainkan susu formula. Diare ini terjadi karena terkontaminasi bakteri susu formula atau
sanitasi yang buruk.
Masalah rendahnya pemberian ASI ini diperparah dengan gencarnya promosi susu
formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang memperkerjakan
perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat
kerja (seperti ruang ASI). Keberhasilan ibu menyusui untuk terus menyusui bayinya sangat
ditentukan oleh dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta
lingkungan kerja.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM secara umum. Oleh
karena itu diperlukan upaya optimal untuk mengkampanyekan manfaat pemberian ASI pada
bayi disertai cara menyusui yang benar dan cara memeras ASI.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Rendahnya pengetahuan mengenai pentingya pemberian ASI pada bayi dan bagaimana
menyusui yang benar salah satunya menjadi penyebab rendahnya angka pemberian ASI pada
bayi di Indonesia. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3 persen.
Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius bagi tumbuh kembang anak yang akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia di masa mendatang.

TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN


Tujuan :
Memberikan edukasi kepada ibu kader kesehatan mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi
bayi. Selain itu juga diberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara menyusui yang benar
serta bagaimana meningkatkan produksi ASI. Diharapkan kader kesehatan yang sedang
menyusui dapat mempraktekkan dalam memberikan ASI ekslusif yang benar, sedangkan bagi
kader kesehatan lainnya dapat mensosialisasikan kepada ibu lainnya baik dalam kegiatan
Posyandu rutin maupun dalam bingkai kegiatan informal lainnya.
Target Kegiatan :
Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan mengenai pemberian ASI Ekslusif. Kader
kesehatan ini yang nantinya mensosialisasikan kepada ibu lainnya, sehingga meningkatkan
jumlah pemberian ASI ekslusif. Dengan meningkatnya pemberian ASI, tumbuh kembang
bayi akan baik dan selanjutnya ia dapat meningkatkan kualitas SDM mendatang.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1. PENYULUHAN MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
Program ini merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan
mengenai pemberian ASI ekslusif. Selain itu dijelaskan pula cara menyusui yang benar
dan bagaimana meningkatkan produksi ASI. Dengan meningkatnya pengetahuan kader
dan selanjutnya ibu-ibu lainnya diharapkan dapat meningkatkan praktek menyusui.
2. NARASUMBER
Narasumber adalah dr. Jofan Viradella S.P., dokter Internsip Puskesmas Pandaan periode
7 Februari 31 Mei 2012
3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Kamis / 24 Mei 2012 ( 09.00 11.00 WIB)
Tempat

: Balai Desa Sumber Gedang

4. SASARAN PENYULUHAN
Sasaran penyuluhan ini adalah kader kesehatan yang nantinya dapat berperan aktif untuk
mensosialisasikan pada ibu-ibu lainnya dalam program Posyandu rutin atau dalam acara
informal lainnya. Meningkatnya pengetahuan ibu ini dapat meningkatkan jumlah praktik
menyusui.
5. MEDIA YANG DIGUNAKAN
Media yang digunakan adalah leaflet sederhana yang berisi informasi singkat mengenai
ASI, cara menyusui dan juga cara meningkatkan produksi ASI

6. METODE YANG DIGUNAKAN


Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan dilaksanakan tepat pukul 09.00 WIB di Balai Desa Sumber Gedang yang diikuti
oleh 35 orang kader kesehatan, ibu carik, dan bidan desa Sumber Gedang. Penyuluhan
diawali dengan perkenalan diri penyuluh kepada peserta kemudian dilanjutkan pemberian
materi singkat mengenai ASI, cara menyusui dan cara meningkatkan produksi ASI. Setelah
pemaparan singkat materi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.
MONITORING DAN EVALUASI
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi masih memprihatinkan.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif di Indonesia hanya 15,3 persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius
bagi tumbuh kembang anak yang akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM)
di Indonesia di masa mendatang.
Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya
dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat tentang manfaat ASI.
Penyakit diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Persentasenya mencapai
12 persen karena tidak diberikan ASI, melainkan susu formula. Diare ini terjadi karena
terkontaminasi bakteri susu formula atau sanitasi yang buruk.
Penyuluhan pentingnya pemberian ASI ekslusif adalah upaya untuk meningkatkan
pengetahuan kader kesehatan mengenai pemberian ASI ekslusif. Selain itu dijelaskan pula
cara menyusui yang benar dan bagaimana meningkatkan produksi ASI. Dengan
meningkatnya pengetahuan kader dan selanjutnya ibu-ibu lainnya diharapkan dapat
meningkatkan praktek menyusui.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami. Penyuluhan
diawali dengan perkenalan diri penyuluh kepada peserta kemudian dilanjutkan pemberian
materi singkat mengenai ASI, cara menyusui dan cara meningkatkan produksi ASI. Setelah
pemaparan singkat materi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Sebelumnya
dibagikan pula leaflet sederhana mengenai materi yang diberikan.
Antusiasme para peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan ada
juga ibu yang menceritakan mengenai pengalamannya memberikan ASI. Penggunaan media

dalam penyuluhan ini masih tergolong sederhana yaitu menggunakan leaflet sederhana yang
diambil dari buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial dari Kementrian Kesehatan
2011. Leaflet ini diharapkan dapat menjadi catatan dan bekal untuk mensosialisasikan
pentingnya pemberian ASI ekslusif kepada ibu-ibu di Posyandu.
DOKUMENTASI

Kader kesehatan menyimak penyuluhan

Bidan Desa Sumber Gedang memberikan

yang diberikan

sambutan

Penyuluh saat sesi diskusi setelah materi

Anda mungkin juga menyukai