Anda di halaman 1dari 9

1.

Penyuluhan Mengenai Makanan Sehat Ibu Hamil di Posyandu Garuda Mekar


Kelurahan Kadia
Peserta : Ibu hamil dan masyarakat yang hadir di posyandu
Waktu : 7 Oktober 2020
Latar belakang :
Berdasarkan Bank Dunia (2006) dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2010-2014 menyatakan “kedepan perbaikan gizi perlu dilakukan pada
kelompok ibu hamil dan anak sampai usia 2 tahun mengingat dampaknya terhadap tingkat
pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktifitas generasi yang akan datang. Mulai tahun
2012 Kementerian Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk kegiatan PMT Pemulihan bagi
balita gizi kurang dan ibu hamil KEK melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber
daya manusia dimasa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan sangat
ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir yang
normal menjadi titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir. Terutama pada
perkembangan kecerdasannya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan kualitas otak anak. Pada
prinsipnya kecerdasan anak dapat dibentuk pada saat masih dalam kandungan, tentunya
dengan mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya, kebutuhan biologis ibu berupa nutrisi
yang harus benar-benar tercukupi oleh ibu hamil, yaitu kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral (Siti Misaroh Ibrahim, 2010: 70-71)
Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh pada perkembangan
janin yang dikandungnya. Sejak janin sampai anak berumur dua tahun atau 1000 hari pertama
kehidupan kecukupan gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan kognitif.
KEKurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada
usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan
diabetes. Pada masa kehamilan gizi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya
dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin karena gizi janin tergantung pada gizi ibu
dan kebutuhan gizi ibu juga harus tetap terpenuhi (Kemenkes RI, 2016).

Permasalahan di masyarakat:
Kurangnya pengetahuan mengenai makanan sehat ibu hamil masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat.

Perencanaan dan Intervensi :


Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan penyuluhan
tentang “Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Makanan Sehat Ibu Hamil”.
Penyuluhan diberikan kepada masyarakat yang hadir diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadarannya mengenai hal tersebut.

Pelaksaanaan :
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan mengenai makanan sehat ibu hamil ini dilaksanakan di
Posyandu Garuda Mekar Kelurahan Kadia
Hari, Tanggal : Rabu, 7 Oktober 2020
Pemateri : dr. Meylia Pratiwi Samani
Tempat : Posyandu Garuda Mekar Kelurahan Kadia
Waktu : 09.00 WITA – selesai
Sasaran Penyuluhan : Ibu hamil dan masyarakat Posyandu
Metode yang digunakan adalah penyuluhan, serta tanya jawab dan diskusi dengan peserta.

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada ibu hamil dan masyarakat sekitar di Posyandu
Garuda Mekar Kelurahan Kadia. Peserta dikumpulkan untuk kemudian diberikan
penyuluhan. Penyuluhan dibuka oleh narasumber dan menjelaskan maksud diadakannya
penyuluhan. Sebelum menyampaikan tentang materi Upaya Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat Mengenaimakanan sehat ibu hamil dan pencegahan KEK, narasumber
mengajukan beberapa pertanyaan pada peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta
mengenai makanan sehat ibu hamil dan pencegahan KEK. Materi penyuluhan yang diberikan
terdiri atas definisi, penyebab dan faktor resiko ibu hamil dengan KEK, komplikasi,
penatalaksanaan.Setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah
dilakukan kegiatan penyuluhan, peserta diharapkan dapat mengerti mengenai makanan sehat
ibu hamil dan pencegahan KEK dan sadar akan pentingnya program tersebut sehingga
bersedia untuk mengikuti program rutin Posyandu Garuda Mekar Kelurahan Kadia setiap
minggu. Kemudian acara dilanjutkan dengan pencatatan data dan penimbangan, lalu
pemeriksaan fisik antenatal care, serta pemeriksaan penunjang sederhana. Selain itu juga
diberikan pembagian makanan tambahan pada ibu hamil.
2. Penyuluhan Pentingnya Pemberian Mpasi Di Posyandu Orchid Kelurahan
Pondambea
Peserta : Ibu menyusui dan masyarakat di Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea
Waktu : 12 Oktober 2020
Latar belakang :
MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) adalah makanan atau minuman yang diberikan pada
balita usia 6-24 untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Mulai usia 6 bulan
pertumbuhan, keaktifan, dan aktivitas bayi makin bertambah. Sehingga ia akan memerlukan
nutrisi lebih selain ASI guna memenuhi energi untuk aktivitasnya kini. Maka bayi akan
memberi tanda-tanda pada orangtuanya bahwa ia siap menerima makanan pendamping ASI,
tanda-tanda itu antara lain :
1. Memasukkan tangan ke dalam mulut lalu berusaha menguyahnya
2. Berat badan naik dua kali dari berat saat lahir
3. Membuka mulut saat disuapi
4. Refleks menjulurkan lidah hilang
5. Lebih tertarik pada makanan dibandingkan puting susu
6. Rewel walaupun sudah diberi ASI 4-5 kali sehari
7. Dapat duduk dengan penyangga dan menegakkan kepala
8. Memiliki rasa ingin tahu dan melihat dengan seksama saat orang lain sedang makan.
Usia 6 bulan sampai dengan 24 bulan, merupakan masa rawan pertumbuhan bayi/anak.
Memulai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada saat yang tepat akan sangat
bermanfaat bagi pemenuhaan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang anak. 2 Tumbuh
kembang anak akan terganggu jika makanan pendamping tidak diperkenalkan pada di usia 6
bulan, atau pemberiannya dengan cara yang tidak tepat. Karena di usia 6 bulan, kebutuhan
bayi untuk energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan makanan
pendamping diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada usia ini perkembangan
bayi sudah cukup siap untuk menerima makanan lain (WHO, 2016). Peraturan Pemerintah
No 33 Tahun 2012, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak umur
6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai umut 2 tahun. Penerapan pola pemberian
makan ini akan mempengaruhi derajat kesehatan selanjutnya dan meningkatkan status gizi
bayi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya kegiatan penyuluhan
mengenai petingnya pemberian MPASI pada ibu menyusui.

Permasalahan :
Pemberian MPASI adalah hal yang sangat penting untuk perkembangan anak. Dewasa ini
masih banyak faktor-faktor yang memperngaruhi keberhasilan MPASI yang perlu
diperhatikan. Rendahnya pengetahuan dan minimnya kesadaran ibu akan pentingnya MPASI
menjadi faktor penyebab rendahnya pemberin MPASI. Selain itu, faktor eksternl seperti
support keluarga dan tenaga kesehatan ikut berperan dalam masalah ini. Oleh karena itu,
perlu dilakukan berbagai kegiatan yang dapat memotivasi dan mengedukasi ibu dalam
memberikan MPASI pada bayi, salah satunya kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya
pemberian MPASI.
Perencanaan dan Intervensi :
Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan
Penyuluhan Pentingnya Pemberian MPASI. Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Orchid
Kelurahan Pondambea tanggal 12 Oktober 2020 pukul 09.30 sampai selesai. Kegiatan
penyuluhan diberikan kepada ibu Menyusui dan masyarakat yang datang ke posyandu.

Pelaksanaan :
Kegiatan “Penyuluhan Pentingnya Pemberian ASI” dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Pemateri : dr. Meylia Pratiwi Samani
Tempat : Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea
Waktu : 09.30 – selesai
Sasaran : Ibu menyusui

Monitoring dan Evaluasi


Ibu Menyusui di Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea yang hadir dalam kegiatan
posyandu mengikuti kegiatan penyuluhan dengan antusias, terlihat dari beberapa orang yang
mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman mengenai pemberian MPASI sebelumnya
sehingga peserta lain mendapatkan pencerahan. Pada pelaksanaannya, kegiatan penyuluhan
dihadiri kurang lebih 10 orang. Peserta Nampak antusias dan mengajukan beberapa
pertanyaan seputar mitos-mitos tentang MPASI serta pemberian gizi yang baik bagi anak
mereka. Hal ini menjadi evaluasi bersama kedepannya untuk terus memantau mengenai
pentingnya pemberian MPASI.
3. Penyuluhan Gizi Buruk Di Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea
Peserta : Masyarakat sekitar dan kader Posyandu
Waktu : 12 Oktober 2020
Latar belakang :
Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan
memperoleh makanan untuk semua anggotanya), masalah kesehatan, kemiskinan,
pemerataan, dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya
sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah
baru. Saat ini Indonesia dihadapkan pada Beban Gizi Ganda atau sering disebut Double
Burden, yang artinya pada saat kita masih terus bekerja keras mengatasi masalah kekurangan
gizi seperti kurus, stunting, dan anemia, namun pada saat yang sama juga harus menghadapi
masalah kelebihan gizi atau obesitas. Masalah gizi buruk masih dialami oleh anak-anak di
berbagai tempat di Indonesia dari tahun ke tahun. Ini menjadi potret buruk pemenuhan
kebutuhan mendasar bagi masyarakat Indonesia.
Gizi buruk menjadi perhatian masyarakat ketika media mengangkat kasus-kasus
meninggalnya anak-anak di banyak daerah karena malnutrisi. Pengurangan jumlah penderita
malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium
Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga
setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana
angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode
sepertiga terakhir. Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di
Indonesia. Pemneuhan gizi yang belum tercukupi sejak dalam kandungan hingga bayi lahir
dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.

Permasalahan :
Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak.
Apabila anak kekurangan gizi dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zat
pembangun) akan berakibat anak menderita kekurangan gizi yang disebut KEP tingkat ringan
dan sedang, apabila hal ini berlanjut lama maka akan berakibat terganggunya pertumbuhan,
terganggunya perkembangan mental, menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh,
hingga menjadikan penderita KEP tingkat berat sehingga sangat mudah terserang penyakit
dan dapat berakibat kematian.

Perencanaan dan Intervensi :


Berdasarkan permasalahan di atas maka diadakan kegiatan berupa penyuluhan mengenai
“Gizi Buruk”. Penyuluhan diberikan kepada seluruh masyarakat dan kader yang hadir dalam
Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi buruk, komplikasi yang dapat terjadi,
serta cara mencegah gizi buruk.

Pelaksanaan :
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan “Gizi Buruk” dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Pemateri : dr. Meylia Pratiwi Samani
Tempat : Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea
Waktu : 09.00 WITA – selesai
Sasaran : Masyarakat sekitar dan kader

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada masyarakat yang hadir pada kegiatan Posyandu
Orchid Kelurahan Pondambea. Kegiatan diawali dengan pengumpulan peserta yang dibantu
oleh Kader, untuk kemudian diberikan penyuluhan. Penyuluhan dibuka oleh narasumber dan
menjelaskan maksud diadakannya penyuluhan. Sebelum menyampaikan tentang materi “Gizi
Buruk”, narasumber mengajukan beberapa pertanyaan pada peserta untuk mengetahui tingkat
pengetahuan peserta mengenai Gizi Buruk.
Materi penyuluhan yang diberikan terdiri atas apa itu gizi buruk, komplikasi apa saja yang
dapat terjadi pada Gizi buruk, dan bagaimana diet pencegahan dari gizi buruk. Setelah
pemberian materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan, peserta diharapkan dapat mengerti mengenai gizi buruk serta meningkatkan
kesadaran akan pentingnya gizi yang baik bagi tumbuh kembang anak.
4. Sosialisasi Gizi Pada Ibu Di Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea
Peserta : Masyarakat dan kader posyandu
Waktu : 12 Oktober 2020
Latar belakang :
Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalamsetiap kehidupan anak manusia.Masa ini
sering juga disebut sebagai fase “Golden Age”, yaitu suatu masa golden age yang sangat
penting terutama untuk pertumbuhan fisik. Pada masa ini 90% sel-sel otak individu tumbuh
dan berkembang. Bila pada masa golden ageanak-anak terabaikan, maka akan menjadi
permasalahan bagi balita tersebut.

Permasalahan :
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013 merupakan prevalensi balita terhadap gizi
buruk dan kurang sebesar 19,6%. Hal ini masih sangat perlu adanya upaya dari pemerintah
Indonesia yang berkaitan dengan penanggulangan masalah gizi kurang antara lain
penyelenggaraan posyandu, pemberian ASI ekskusif dan MP-ASI serta tata laksana gizi
buruk. Gizi sangat berperan pada manusiakhususnya bagi bayi dan balita serta memberikan
kekebalan tubuh terhadap kuman penyakit. Sehingga di perlukan peran serta tenaga kesehatan
untuk melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB pada bayi dan Balita.

Perencanaan dan Intervensi :


Direncanakan untuk dilakukannya sosialisasi gizi ibu di Posyandu Orchid Kelurahan
Pondambea tanggal 12 Oktober 2020 di balai Posyandu Orchid Kelurahan Pondambea.
Sosialisasi ini akan dimulai pada jam 08.30- selesai WITA dengan metode group discusion.
Setiap ibu akan langsung diberikan informasi mengenai gizi pada bayi dan balita

Pelaksanaan :
Cara pelaksanaan :
1. Registrasi bayi dan balita
2. Penimbangan BB dan pengukuran TB pada bayi dan Balita
3. Sosialisasi pada ibu mengenai gizi bayi dan balita
4. Melakukan sesi Tanya jawab
5. Selesai

Monitoring dan Evaluasi


Setelah dilakukan sosialisai di harapkan bertambahnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang
baik untuk anaknya. Sehingga kejadian gizi kurang atau bahkan gizi buruk dapat dicegah.
Setiap bulan pertumbuhan Bayi dan balita akan di pantau oleh dokter dan bidan desa melalui
kader-kader posyandu.
5. Posyandu (Penimbangan BB dan TB Balita) di Posyandu Teporombu Kelurahan
Kadia
Peserta : Bayi dan Balita di Posyandu
Waktu : 15 Oktober
Latar belakang :
Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalamsetiap kehidupan anak manusia.Masa ini
sering juga disebut sebagai fase“Golden Age, yaitu suatu masa golden age yang sangat
penting terutama untuk pertumbuhan fisik. Pada masa ini 90% sel-sel otak individu tumbuh
dan berkembang. Bila pada masa golden ageanak-anak terabaikan, maka akan menjadi
permasalahan bagi balita tersebut. Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi
dimana manusia mengalami kekurangan gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran
antropometri. United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyatakan bahwa Indonesia
berada pada peringkat kelima di dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat
pertumbuhannya karena kekurangan gizi, dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita.

Permasalahan :
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013 merupakan prevalensi balita terhadap gizi
buruk dan kurang sebesar 19,6%. Hal ini masih sangat perlu adanya upaya dari pemerintah
Indonesia yang berkaitan dengan penanggulangan masalah gizi kurang antara lain
penyelenggaraan posyandu, pemberian ASI ekskusif danMP ASI serta tata laksana gizi
buruk. Gizi sangat berperan pada manusia khususnya bagi bayi dan balita serta memberikan
kekebalan tubuh terhadap kuman penyakit. Sehingga di perlukan peran serta tenaga kesehatan
untuk melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB pada bayi dan Balita.

Perencanaan dan Intervensi :


Direncanakan untuk dilakukannya penimbangan BB dan pengukuran TB yang di rangkaikan
dengan posyandu pada ibu hamil. Posyandu ini akan di rencanakan pada tanggal 15 Oktober
2020 jam 09.00 WITA - selesai. Sebelum dilakukan penimbangan BB dan pengukuran TB,
petugas kesehatan akan meminta buku pink bayi dan balita untuk melihat garis pertumbuhan
bayi dan balita tersebut. Selanjutnya, bayi dan Balita akan di ukur BB dan TB nya.

Pelaksaanaan :
Cara pelaksanaan :
1. Pendataan bayi dan Balita yang akan di ukur BB dan TB nya
2. Petugas kesehatan melakukan pengecekkan pada buku ping bayi dan Balita untuk
melihat grafik pertumbuhan.
3. Melakukan pengukuran BB dan TB
4. Melakukan plot pada grafik pertumbuhan
5. Selesai

Monitoring dan Evaluasi


Setelah dilakukan pegukuran BB dan TB bayi dan balita akan di pantau bagaimana konsumsi
tiap hari mereka, jika berada dalam pegukuran yang mendekati atau ada pada garis kuning.
Jika bayi dalam kondisi gizi yang baik, maka orang tua akan diedukasi untuk terus
memberikan diet makanan yang bergizi. Bayi-bayi yang adala dalam kondisi baik ataupun
kurang baik akan di edukasi untuk terus mengikuti posyandu, agar dapat di pantau BB dan
TB nya.

Anda mungkin juga menyukai