Anda di halaman 1dari 21

BIOETIK

Ahmad Rizal Al Firdaus


16710403
Kelompok G Sidoarjo
KASUS 1
Pasien datang ke Rumah sakit terluka parah setelah
mengalami perampokan saat berkendara, pasien diduga
mengalami pendarahan di otak dan harus sesegera mungkin di
operasi, bila tidak segera di operasi, pasien akan meninggal,
dan bila dioperasi pasien bisa saja kembali ke keadaan
normalnya namun untuk memulai operasi tentu saja di perlukan
izin pasien ataupun keluarganya, namun pasien tidak lagi sadar
dan tidak ditemani oleh keluarga ataupun temannya, identitas
pasien pun tak diketahui karena pasien juga telah kehilangan
dompet saat dirampok.
Sebagai seorang dokter yang bertugas untuk menyelamatk
an nyawa pasien sesaat menjadi dilema, dia harus sesegera
mungkin mengoperasi pasien, namun tanpa persetujuan pasien
ataupun keluarganya tentu tidak boleh dilaksanakanoperasi,
karena jika terjadi apa-apa, dokter tersebut harus menerima
segala konsekuensinya,namun demi menyelamatkan pasien,
DILEMA ETIK

BENEFICENCE VS AUTONOMY
BENEFICENCE
NON MALEFICIENCE
AUTONOMY
• Tidak ditemukan kriteria karena pasien dalam
kondisi tidak sadar dan tanpa keluarga
JUSTICE
• Menjaga kelompok yang rentan (yang paling
dirugikan).
• Tidak membedakan pelayanan pasien atas
dasar SARA, statussosial, dan lain-lain
"4-Box" Method of Clinical Ethics
Medical Indications: Client Preferences:
Pasien dalam keadaan emergency, Pasien tidak memungkinkan untuk
diduga mengalami pendarahan memutuskan karena dalam keadaan tidak
otak. Presentasi kesembuhan sadar, keluarga pasien juga tidak diketahui.
mungkin kecil namun masih
mungkin terselamatkan bila
dilakukan operasi

Quality of Life: Contextual Features:


Dengan Tindakan medis diharapkan pasien Tidak ada keluarga yang terlibat sampai
bisa kembali normal, meskipun bersiko identitas pasien ditemukan
mengalami sebagian kelumpuhan. Namun bila
tidak segera diambil tindakan mungkin pasien
akan meninggal
PROFESIONALISME
• Altruism (+)
• Accountability (+)
• Duty (+)
• Honour and integrity (+)
KASUS 2
• Ny Novi, 34 tahun G4PIIIA0, dengan riwayat ketiga anaknya
lahir dengan seksio sesarea(indikasinya karena panggul
sempit). Anak ketiga diseksio 4 bulan yang lalu di RS dan
ditolong oleh dokter spesialis Obsgyn waktu itu dokter
telah memberi informed consent / konseling kepada
ny Novi untuk menggunakan kontrasepsi dengan
pertimbangan umur dan karena riwayat seksionya yang
sudah tiga kali. Saatini Ny Novi kembali datang kontrol
dengan keluhan belum datang haid sejakoperasi seksio
anak ketiga, ternyanta dari hasil pemeriksaan lengkap yang
dilakukan ternyata ny Novi hamil dan saat ini
usia kehamilannya adalah 10-12 minggu, dari keterangan
juga diperoleh informasi bahwa Ny Novi tidak mengikuti
saran untuk menggunkan kontrasepsi.
Saat itu juga Ny Novi dengan perasaan cemas dan sedih
memohon kepada dokter agar kehamilannya ini digugurkan
saja, dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan al
:masih trauma dengan operasi seksio yang baru 4 bulan
kemarin dijalaninya, masalah anaknyayang masih kecil-
kecil, dan juga masalah ekonominya yang juga pas-
pasan. Ny Novi bersikeras dan bermohon kepada dokter
agar keinginannya untuk abortus bisa dilakukan, bahkan
dengan jelas menyampaikan bahwa bila dokter tidak
memenuhi keinginannya maka dia akan tetap mencari
orang yang dapat menggugurkan kandungannya
bagaimanapun caranya dan apapun risikonya akan
dia hadapi...
DILEMA ETIK

BENEFICENCE, NON MALEFICENCE VS


AUTONOMY
BENEFICENCE
• Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa
pamrih,rela berkorban untuk kepentingan orang
lain
• Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak
hanya sejauhMenguntungkan dokter.
• Mengusahakan agar kebaikan /manfaatnya
lebih banyakdibandingkan
dengan keburukannya
• Manjamin kehidupan baik minimal manusia
• Minimalisasi akibat buruk.
NON MALEFICIENCE
• Kondisi untuk menggambarkan criteria ini
adalah : pasien dalam keadaan amat
berbahaya atau berisiko hilang nyasesuatu
yang penting (gawat), dokter sanggup
mencegahbahaya atau kehilangan tersebut,
tindakan kedokteranteresebut terbukti
efektif, manfaat bagi pasien > kerugian
dokter atau hanya mengalami risiko minimal
AUTONOMY
• Menghargai rasionalitas pasien
• Membiarkann pasien dewasa dan
kompeten mengambil keputusan
sendiri.
• TIdak mengintervensi atau
meghalangi outonomi pasien.
• Menghargai hak menentukan
nasib sendiri, menghargai
martabat pasien.
"4-Box" Method of Clinical Ethics
Medical Indications: Client Preferences:
Pasien mengalami masalah psikologis Pasien mungkin tidak kompeten dalam
(tidakmengiginkan bayinya), telah mengambil keputusan karena gangguan
melahirkan 3 kalidengan seksio sesarea psikologi dan trauma setelah 3 kali melakukan
SC. Sehingga pasuen tidak bisa memahami
(karena panggul sempit), masalah bisa
informed consent dengan baik
ditangani bila pasien bersedia melakukan
SC . Pasien akan diuntungkan jika
kehamilannya tidak digugurkan.
Meskipun itu bukan kehendaknya,
namun dapat meminimalisir kerugian.

Quality of Life: Contextual Features:


Dengan tetap mempertahankan kehamilan Dalam pengambilan keputusan Ny. Novi
dan mengambil jalan SC saat melahirkan dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan
mungkin pasien akan kembali mengalami trauma pasca SC dan tidak
trauma pasca SC. Namun untuk mencegah mempertimbangkan janinnya
kehamilan kembali pasien harus
menggunakan kontrasepsi.
PRINSIP PROFESIONALIME
• Excellence (+)
• Duty(+)
• Honour and integrity(+)
• Respect for others(+)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai