PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menentukan derajat kesehatan anak. Selain itu, angka kematian bayi juga
penyebab kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru
(kesulitan bernafas saat lahir), bayi berat lahir rendah (BBLR) dan infeksi
(Depkes, 2011). Menurut Raharni dkk (2010) BBLR merupakan salah satu
global BBLR adalah 15,5% , yang berjumlah sekitar 20 juta BBLR lahir setiap
tahun dan 96,5% dari mereka berasal dari Negara berkembang. Ada variasi
2013).
1
bermacam-macam infeksi serta berada dalam status gizi rendah (Suhardjo,
berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat
gizi kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait, antara lain
yang kurang, tetapi juga status ekonomi keluarga dan tingkat pegetahuan ibu
terhadap gizi. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita
sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Penyebab tidak langsung
yang menyebabkan gizi kurang yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang
berumur < 20 tahun atau >35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek, ibu
2
berat, mengerjakan fisik beberapa jam tanpa istirahat, sangat miskin, beratnya
kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam
B. Rumusan Masalah
merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita di wilayah kerja
C. Tujuan
1. Tujuan umum
ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi terhadap kejadian gizi
2. Tujuan khusus
Maret 2021
3
d. Mengetahui pengaruh status ekonomi keluarga ibu balita terhadap status
D. Manfaat
1. Bagi keilmuan :
2. Bagi masyarakat :
3. Bagi puskesmas :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
1. Definisi
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia
dibawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun
yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima
tahun yang dikenal dengan usia pra-sekolah (Proverawati dan wati, 2010).
menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya sehingga anak batita
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya dalam porsi
kecil dengan frekuensi sering karena perut balita masih lebih kecil sehingga
wati, 2010).
itu keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting
dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir
5
B. Gizi Kurang
1. Definisi
berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat
2. Status gizi
a. Pengertian
Status gizi bisa diartikan suatu keadaan tubuh manusia akibat dari
tersebut yang dibedakan antara status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik
1) Antropometri
a) Pengertian
tingkat gizi.
b) Penggunaan
6
seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
2) Klinis
a) Pengertian
b) Penggunaan
7
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala
3) Biokimia
a) Pengertian
b) Penggunaan
4) Biofisik
a) Pengertian
b) Penggunaan
8
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
adaptasi gelap.
a) Pengertian
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.
b) Penggunaan
2) Statistik vital
a) Pengertian
b) Penggunaan
9
3) Faktor ekologi
a) Pengertian
lain-lain.
b) Penggunaan
1964).
3. Klasifikasi gizi
maupun evaluasi dan survey. Namun pada pertengahan 80-an juga mulai
disebut dengan ambang batas. Batasan ini di setiap negara relatif berbeda,
hal ini tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di negara tersebut,
10
berdasarkan hasil penelitian klinis dan empiris dan keadaan klinis
Panjang
BadanMenurut Umur
Sangat Pendek ≤-3SD
(PB/U) atau Tinggi
Pendek -3SD sampai dengan ≤-2SD
Badan Menurut Umur
Normal -2SD sampai dengan 2SD
(TB/U)
Tinggi ≥2SD
Anak Umur 0-60
Bulan
Berat Badan Menurut
Panjang Badan
(BB/TB) atau Berat Sangat Kurus ≤-3SD
Badan Menurut Kurus -3SD sampai dengan ≤-2SD
Tinggi Badan Normal -2SD sampai dengan 2SD
(BB/TB) Gemuk ≥2SD
Anak Umur 0-60
bulan
11
Indeks Masa Tubuh
Sangat Kurus ≤-3SD
Menurut Umur
Kurus -3SD sampai dengan ≤-2SD
(IMT/U)
Normal -2SD sampai dengan 2SD
Anak Umur 0-60
Gemuk ≥2SD
Bulan
1) Asupan makanan
antara lain tidak tersedianya makanan secara adekuat, anak tidak cukup
atau salah mendapat makanan bergizi seimbang, dan pola makan yang
adalah 15% dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari
12
karbohidrat.Kelebihan kalori yang menetap setiap hari sekitar 500
konsep dan untuk mengukur status sosial ekonomi keluarga dilihat dari
3) Pendidikan ibu
4) Penyakit penyerta
atau lebih yang dimulai dari suatu diare cair akut atau berdarah
13
(disentri).Kejadian ini sering dihubungkan dengan kehilangan berat
5. Pengetahuan ibu
14
menyebabkan keanekaragaman makanan yang berkurang. Keluarga
dan lingkungan.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
7. Kelengkapan imunisasi
yang sama, balita tersebut tidak akan sakit dan untuk menghindari
C. Status Ekonomi
dengan rendahnya daya beli pada keluarga tersebut. Selain itu rendahnya
15
Salah satu penyebab tidak langsung dari gizi kurang adalah status sosial
lingkungan yang baik dan sehat,sedangkan pekerjaan yang lebih baik orang tua
selalu sibuk bekerja sehingga tidak tertarik untuk memperhatikan masalah yang
akibat kemiskinan, maka penyakit kurang gizi (malnutrisi) pasti akan muncul
cukup. Rendah apabila dibawah UMK (Upah Minimum Kota) dan dikatakan
cukup apabila lebih besar dari UMK (Upah Minimum Kota). UMK pada tahun
D. Pengetahuan
oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan .
16
Pengetahuan Ibu adalah kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan
tentang pengetahuan mengenai gizi anak balita. Alat ukur yang digunakan
2004).
2. Ibu mengetahui bahwa ASI memiliki kandungan zat gizi yang baik
17
5. Ibu mengetahui makanan-makanan yang mengandung protein dan
a. Definisi
Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010).BBLR adalah bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh
WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat kurang 2500 gram disebut
b. Etiologi
Menurut Mitayani (2011) etiologi dari BBLR ataupun usia bayi belum
a. Multiple gestation
18
b. Incompetence
e. Plasenta previa
a. Hipertensi kronis
b. Diabetes Maternal
kelainan kardiovaskuler.
19
c) Usia ibu : angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu
dekat.
sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi
e) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak
Bayi lahir dengan berat lahir rendah mempunyai lemak di bawah kulit
yang sangat sedikit, karena beratnya kurang dari 2500gr. Menurut Tri
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di
20
dalam kandungan selama kehamilan.Ada 3 kelompok bayi yang termasuk
bayi KMK, KMK lebih bulan, KMK cukup bulan, dan KMK kurang
bulan.
berumur < 20 tahun atau >35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek, ibu
Penyakit yang dapat menyertai bayi dengan berat badan lahir rendah
menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan
21
5) Fibroplasia retinolental. Ditemukan pada bayi prematur disebabkan
f. Diagnosa
lagi jika bayi BBLR kurang mendapat asupan energi dan zat gizi, pola
asuh yang kurang baik dan sering menderita penyakit infeksi. Pada
akhirnya bayi BBLR cenderung mempunyai status gizi kurang dan buruk.
(Amisam, 2007).
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
status ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi terhadap status gizi
pada balita. Case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan
risiko).
1. Populasi
Populasi adalah anak dibawah usia lima tahun (balita) yang datang di
a. Kelompok kasus
Kasus dalam penelitian ini adalah balita dengan status gizi kurang di
b. Kelompok kontrol
23
Kontrol dalam penelitian ini adalah balita gizi normal di wilayah
a. Kelompok kasus
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
adalah :
a) Anak balita 1-4 tahun dengan riwayat status gizi kurang yang
b) Ibu anak balita sakit atau keadaan lain yang bisa mengganggu
jalannya penelitian.
24
b. Kelompok kontrol
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
adalah :
d) Ibu anak balita sakit atau keadaan lain yang bisa mengganggu
jalannya peneliian.
D. Variabel Penelitian
25
Variabel bebas atau biasa juga disebut dengan independen adalah variabel
penelitian ini adalah status ekonomi keluarga dan pengetahuan ibu tentang
gizi.
Variabel terikat atau biasa juga disebut dengan variabel dependen adalah
E. Definisi Operasional
Skala
Alat
NO. Variabel Definisi Operasional Kategori & Kriteria Pengukur
Ukur
an
Status ekonomi
adalah suatu
keadaan yang
dimiliki oleh
a. Rendah bila
sebuah keluarga
penghasilan ≤ UMK
Status yang dapat dinilai
(Rp 2.948,576)
2. Ekonomi dari pendapatan Kuesioner Nominal
b. Cukup bila
Keluarga keluarga dan
penghasilan ≥ UMK
pekerjaan ibu
(Rp 2. 948,576)
dengan kategori :
1. Rendah
2. Cukup
26
Mengungkap
pemahaman ibu
a. Rendah bila jumlah
berkaitan dengan
pengisian kuesioner
gizi balita dan
3. Pengetahuan benar ≤ 60%
kebutuhan gizi Kuesioner Nominal
Ibu Tentang b Cukup bila jumlah
balita dengan
Gizi pengisian kuesioner
kategori :
benar ≥ 60%.
1. Rendah
2. Cukup
F. Prosedur Penelitian
a. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul pada
27
b. Coding, yaitu memberikan code numerik (angka) terhadap data yang
program komputer.
d. Data entry, yaitu memasukan data yang telah disimpan kedalam program
membaca data .
J. Analisis Data
Dimana :
P = Persentase
28
Baik = 76 – 100%
Cukup = 60 – 75%
Odd’s Ratio. Odd’s Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko)
bc
OR =
ad
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pada bulan Maret 2021. Populasi atau subjek penelitian ini adalah anak
dibawah usia lima tahun (balita) yang terdapat di Puskesmas Sungai Jingah,
B. Karakteristik Responden
di bawah ini :
mempunyai usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau 60%. Hal ini
30
Umur
5%
< 20 tahun
35% 20-30 tahun
> 30 tahun
60%
Pada tabel V.2 diketahui bahwa sebagian besar ibu balita berasal
dari lulusan SMU yaitu sebanyak 21 orang atau 50 %. Hal ini Juga bisa
31
Pendidikan
19% 14%
Tidak sekolah/SD
17% SLTP
SMU
Perguruan Tinggi
50%
Jingah
Pada tabel V.3 diketahui bahwa sebagian besar ibu balita bekerja
32
Pekerjaan
5%
PNS/ABRI/POLRI
21%
Karyawan/Pegawai
Wiraswasta
Jingah
UMK. Hal ini Juga bisa dilihat pada gambar diagram di bawah ini:
33
Penghasilan
Jingah
kurang tentang gizi. Hal ini Juga bisa dilihat pada gambar diagram di
bawah ini:
34
Pengetahuan
29% Kurang
Baik
71%
Jingah
status gizi normal yaitu sebanyak 88%. Namun masih ditemukan 12%
balita yang mempunyai status gizi kurang. Hal ini Juga bisa dilihat pada
35
Status Gizi
12%
88%
Jingah
variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji odds
ratio.
Jingah
36
Status Gizi Balita Odds
Status Ekonomi Total (%)
Kurang (%) Normal (%) ratio
< UMK 5 (16%) 27 (84%) 32(100%)
> UMK 1 (10%) 9 (90%) 10(100%) 1,571
Total 6 (25%) 36(75%) 42 (100%)
besar untuk balitanya mengalami status gizi kurang dari pada responden
Tabel V.7 juga menunjukan bahwa status gizi balita yang kurang
16% berasal dari keluarga dengan penghasilan < UMK dan10% berasal
37
Hasil perhitungan odds ratio untuk pengetahuan ini diperoleh
nilai 3,000 (>1). Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai
pengetahuan kurang tentang gizi mempunyai risiko 3,000 kali lebih besar
Tabel V.8 mengatakan bahwa 40% status gizi balita yang kurang
berasal dari ibu dengan tingkat pengetahuan gizi yang kurang, sedangkan
18% berasal dari asuhan ibu dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik.
pengetahuan baik juga masih dijumpai kasus gizi kurang yang cukup
banyak (18%).
38
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa asupan makanan
itu sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi. Sedangkan faktor
tidak langsung adalah faktor sosial ekonomi keluarga yang dipengaruhi oleh
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan Ibu tentang gizi, dan pekerjaan Ibu.
UMK (Upah Minimum Kota) yakni sebesar 2,9 Juta rupiah. Apabila
2013).
untuk balitanya mengalami status gizi kurang dari pada responden yang
akan memicu terjadinya kurang gizi pada anak balita. Hal ini disebabkan
tumbuh dengan normal juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu
makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi atau beraneka ragam.
(Nugroho, 2010).
pengetahuan kurang tentang gizi mempunyai risiko 3,000 kali lebih besar
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi
41
baik tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita maka akan semakin baik
oleh peran seorang ibu. Dimana ibu dengan pengetahuan yang tinggi
42
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebanyak 78%.
2. Sebagian besar ibu balita mempunyai pengetahuan yang baik tentang gizi
yaitu sebanyak 68,8%. Namun masih ditemukan 31,2% ibu balita yang
3. Sebagian besar balita memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 78%.
Namun masih ditemukan 22% balita yang mempunyai status gizi kurang.
kali lebih besar untuk balitanya mengalami status gizi kurang dari pada
3,000 kali lebih besar balitanya mengalami kurang gizi dari pada ibu
43
B. Saran
1. Kepada orang tua anak sebaiknya untuk memperhatikan asupan gizi pada
keteraturan jam makan dan porsi makan balita, tidak selalu hanya
memberikan satu jenis makanan yang disukai balita, hindari balita untuk
memakan permen, coklat, atau snack yang membuat balita cepat kenyang
pengetahuannya tentang gizi kurang bisa memahami apa saja asupan gizi
dan pola asuh yang benar untuk menghindari risiko terjadinya gizi kurang
pada balita.
dengan optimal.
44
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rajawali Press.
Kurniawati, Erni 2011, “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu tentang Gizi dengan
Staus Gizi Balita” Volume 3 No.2. Purworejo : Kurniawan
45
Lampiran 3 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
Banjarmasin…………………..
Responden
(………………………)
Saksi :
1. ........................................(tanda tangan)
(..........................................)(nama terang)
2. ........................................(tanda tangan)
(..........................................)(nama terang)
46
Lampiran 5 : Kuesioner
No. Responden :
Tanggal :
A. Identitas Responden
1. Nama Ibu :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir :
b. Karyawan / Pegawai
c. Wiraswasta / Pedagang
Jawab : Rp ……………….
47
a. 1-2 anak
a. Kurang
b. Normal
48
Kuesuioner Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
3. Apakah ibu bisa menyebutkan sumber energy / kalori yang tersebut di bawah
ini ?
a. ASI dini
b. ASI esklusif
a. ASI memiliki kandungan zat gizi yang baik untuk kekebalan system imun
49
6. Makanan berikut yang mengandung sumber utama protein adalah………
adalah……
adalah……
9. Apabila anak balita ibu telah berusia lebih dari 6 bulan, bagaimana waktu
garam ?
b. Garam beriodium
50