16710389 Kelompok G Sidoarjo KASUS 1 • Dokter andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kaheksia, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak puas. PRIMA FACIA AUTONOMY “Pasien tidak mendapatkan penjelasan dari dokter” BENEFICENCE NON MALEFICIENCE AUTONOMY JUSTICE "4-Box" Method of Clinical Ethics Medical Indications: Client Preferences: Pasien datang dengan keadaan Pasien dalam keadaan kompeten dalam kaheksia, dimungkinkan karena menggambil keputusan tindakan, namun penyakit kronis. Namun karena kurangnya penjelasan dari dokter pasien seakan tidak memilki pilihan terapi lainnya kengganan dokter memeriksa tidak dapat diketahui betul keadaan pasien sebenarnya.
Quality of Life: Contextual Features:
Tindakan medis yang tepat mungkin dapat Keluarga (anak pasien) dapat mempengaruhi memperbaiki kualitas hidup pasien keputusan pasien PRINSIP PROFESIONALISME • Altruism (-) • Duty (+) • Honour and integrity (-) • Respect for other (-) KASUS 2 • Tn. C berusia 40 tahun. Seeorang yang menginginkan untuk dapatmengakhiri hidupnya (Memilih untuk mati. Tn. C mengalami kebutaan,diabetes yang parah dan menjalani dialisis). Ketika Tn. C mengalami henti jantung,dilakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit tersebut.Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun keluarga menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut untuk kepentingan hak meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Rumah sakit akhirnya menyerahkan kepada pengadilan untuk kasus hak meninggal klien tersebut. DILEMA ETIK
Non Maleficience vs autonomy
BENEFICENCE • Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia • Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang • Menjamin kehidupan baik minimal manusia • Kewajiban menolong pasien gawat darurat • Menerapkan Golden Rule Principle NON MALEFICIENCE • Menolong pasien emergensi • Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah: a. Pasien dalam keadaan berbahaya. b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan. c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). • Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) • Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian AUTONOMI 1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien. 2. Menghargai rasionalitas pasien. 3. Membiarkann pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri. 4. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) 5. Berterus terang "4-Box" Method of Clinical Ethics Medical Indications: Client Preferences: Pasien dalam keadaan emergency Sebelum pasien koma pasien masih sehingga harus dilakukan berkompeten untuk mrngambil keputusan. resusitasi Namun pada saat pasien tidak sadar keluarga punya hak untuk mengambil keputusan
Quality of Life: Contextual Features:
Pasien yang mengalami kebutaan, diabetes Pengambilan keputusan bisa dipemgaruhi parah, dan harus menjalani dialisis. Prognosi oleh keluarga dan hukum buruk PRINSIP PROFESIONALISME Altruism (+) Duty (+) Honour and integrity (+) Respect for other (+) TERIMA KASIH