Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS


AURIKULA DEKSTRA
TIPE AMAN FASE AKTIF

Pembimbing :
dr. Didit Yudhanto, Sp.THT-KL. M.Sc

Oleh :
Ni Putu Ayu Dewanthi
H1A212039
Pendahuluan
• Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di
telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret
yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul.
• Otitis media supuratif kronik (OMSK) didalam masyarakat
Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga
berair.
• Data epidemiologi OMSK di Indonesia, prevalensi OMSK di
negara ini adalah 3,8% atau diperkirakan sekitar 6,6 juta
penduduk.
Anatomi telinga
• Anatomi telinga dibagi atas telinga luar,telinga tengah,telinga
dalam:
Telinga luar :
• Daun telinga (Aurikula = pinna)
- Tulang rawan elastis.
- Kulit.
• Liang telinga ( MAE )
- Panjang 2,5 – 3 cm.
- Rangka tulang rawan 1/3 luar.
- Rangka tulang 2/3 dalam.
- Kelenjar serumen.
Telinga tengah
membran timpani, tulang pendengaran dan tuba
eustachius
Membrana timpani :
• Berbentuk bundar dan cekung.
• Terdiri dari :
- Pars flaksida (Membran Shrapnell).
- Pars tensa (Membran propria).
• Umbo
• MT t.a 4 kuadran.
Telinga dalam
• Koklea (rumah siput) :
- skala vestibuli.
- skala media (duktus koklearis).
- skala timpani.
• Vestibuler t.a :
- Sakulus dan utrikulus.
- Kanalis semi sirkularis 3 bh :
kss lateral, anterior, posterior.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah menetap atau berulang dan
biasanya diikuti oleh penurunan pendengaran
dalam beberapa tingkatan. Sekret mungkin encer
atau kental, bening atau berupa nanah
Epidemiologi
• banyak ditemukan di negara berkembang.
• Angka kejadian sekitar 65-33juta orang di
seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
Diperkirakan ada 31 juta kasus baru OMSK per
tahun
• Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia
adalah 3,8%
Etiologi
• Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.
• Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
• Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
• Perforasi membran timpani yang menetap.
• Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi
adalah defisiensi imun sistemik
PATOGENESIS
Mediator inflamasi

Permeabilitas,
Infeksi Tuba Infeksi telinga hiperplasia mukosa
Eustachius tengah > sekret meningkat

Toxin bakteri > OMA


Perforasi

Terapi tidak adekuat,


virulensi tinggi, imun
lemah, hygiene buruk

OMA dengan perforasi membran timpani menjadi OMSK


OMSK
apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.
Klasifikasi

Peradangan terbatas pada


mukosa, perforasi sentral,
Benigna jarang menimbulkan
komplikasi berbahaya, tidak
terdapat kolesteatoma.
OMSK

Disertai kolesteatoma,
perforasi letak marginal atau
Maligna
atik, peradangan bisa
mengenai tulang,
Gejala klinis
• Keluar cairan (Otorrhoe)
OMSK tipe jinak, cairan yang keluar bersifat mukopus yang tidak
berbau busuk. Keluarnya secret biasanya hilang timbul.
OMSK tipe bahaya, Jika berbau busuk, abses atau fistel
retroaurikuler (belakang telinga), polip atau jaringan granulasi
diliang telinga, terlihat koletetoma pada telinga tengah
• Gangguan Pendengaran  bersifat tuli konduksi (conductive
hearing loss) derajat ringan hingga menengah (sekitar 30-60 dB).
• Otalgia(Nyeri Telinga)
diagnosis
Anamnesis

Pemeiksaan Fisik
Otorhoe, perforasi

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan audiologi
• Pemeriksaan radiologi
• Bakteriologi

OMSK
Penatalaksanaan
• Terapi OMSK tipe aman  konservatif atau dengan
medikamentosa  obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2
3% selama 3-5 hari, Antibiotik, sumber infeksi itu harus diobati
• Terapi OMSK tipe bahaya  pembedahan, yaitu
mastoidektomi, terapi konservatif dengan medikamentosa
hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan
Prognosis
• Prognosis yang baik dengan pemberian terapi yang adekuat
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn. M
• Umur : 53 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Kediri
• Pekerjaan : Wirausaha
• No.RM : 159156
• Tanggal : 21 Mei 2016
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Keluar cairan pada telinga kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik THT RSUP NTB dengan keluhan
keluar cairan pada telinga kanan pasien sejak ± 5 hari yang lalu.
Cairan yang keluar dari telinga pasien berupa cairan putih kekuningan
kental, dan tidak berbau, cairan yang keluar bersifat kambuh-
kambuhan, keluhan cairan berisi darah disangkal.
Selain keluhan utama tersebut, pasien juga mengeluhkan
telinga berdengung dan yang hilang timbul, yang terutama dirasakan
pada telinga kanan pasien. Keluhan berdengung pada telinga ini
menyebabkan penurunan pendengaran yang dirasakan oleh pasien.
Riwayat demam sebelumnya disangkal, keluhan batuk, pilek, disangkal.
Riwayat trauma pada telinga disangkal, pasien mengaku sering
membersihkan telinga dengan menggunakan cotton bud.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu :
• Berdasarkan keterangan pasien, keluhan serupa (keluar cairan
dari telinga) pada telinga kanan pasien sekitar ± 5 bulan
sebelumnya dan disertai rasa nyeri
Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial :
• Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami hal serupa
dengan pasien.
Riwayat Pengobatan :
• Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas dan diberikan
antibiotik
Riwayat alergi :
• Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4V5M6
• Tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• RR : 20x/menit
• Suhu : 36ºC
Pemeriksaan Telinga

+
Pemeriksaan Telinga
Tes Penala
Pemeriksaan Telinga Kanan Telinga Kiri

Tes Rinne Negatif positif

Tes Weber Lateralisasi kanan

Tes Swabach Memanjang sama dengan


pemeriksa
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri

Bentuk (dbn), inflamasi (-), nyeri Bentuk (dbn), inflamasi (-), nyeri
Hidung luar
tekan (-), deformitas (-) tekan (-), deformitas (-)
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi dbn, ulkus (-) dbn, ulkus (-)
Bentuk (dbn), mukosa Bentuk (dbn), mukosa
Cavum nasi
hiperemia (-) hiperemia (-)
Mukosa hiperemia (-) , sekret (- Mukosa hiperemia (-) , sekret (-
Meatus nasi media
), massa (-) ), massa (-)
Edema (-), mukosa hiperemi (-), Edema (-), mukosa hiperemi (-),
Konka nasi inferior
sekret (-), livide (-) sekret (-), livide (-)
Deviasi (-), benda asing (-), Deviasi (-), benda asing(-),
Septum nasi
perdarahan (-), ulkus (-) perdarahan (-), ulkus (-)
Palpasi sinus maksila
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
dan frontal
Pemeriksaan tenggorokan
DIAGNOSIS:
 Otitis media supuratif kronis tipe aman fase aktif dextra
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga
◦ Pemeriksaan Radiologi berupa radiologi
◦ Pemeriksaan pendengaran dengan audiometri
 RENCANA USULAN TERAPI
• Obat pencuci telinga : H2O2 3% 3-5 hari
• Antibiotik sistemik : Levofloxacin 1 x 500 mg
• Paracetamol 3 x 500 mg bila nyeri atau demam
 KIE kepada pasien :
• Makan, minum dan istirahat yang cukup
• Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan
telinga
• tidak mengorek-ngorek liang telinga.
• Menghindari masuknya air ke telinga saat mandi
dengan menutupnya menggunakan kapas
• Antibiotik harus diminum sampai habis
• Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu untuk
mengevaluasi pengobatan

 PROGNOSIS : Dubia ad bonam


DAFTAR PUSTAKA

• Zainul, A, Djaafar, Z.A, Helmi dan Restuti, R.D. Kelainan Telinga Tengah. Dalam Soepardi, Efiaty
Arsyad, et al., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Sixth ed.
Jakarta. FKUI, 2007: p. 65-72
• World Health Organization. Chronic Suppurative Otitis Media- Burden of Illness and Management
Options. 2004. Available from : http://www.who.int/ [Akses : 30 Mei 2016]
• Roland, Peter S, et al. Chronic Suppurative Otitis Media. 2015, Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/859501-overview#a6 [Akses : 30 Mei 2016]
• Rahul, Mittal, Christopher V. Lisi, et al. Current concepts in the pathogenesis and treatment of
chronic suppurative otitis media, Journal of Medical Microbiology .2015:p.1103–1116, Available
from:
http://www.microbiologyresearch.org/docserver/fulltext/jmm/64/10/1103_jmm000155.pdf?expi
res=1464614608&id=id&accname=guest&checksum=E91643605D80FCB78C286A25C8FF4F0F
[Akses : 30 Mei 2016]
• Seeley, Stephen, Tate. The Special Sense. Anatomy and Physiology. The McGraw-Hill Companies,
2004: p. 528-540
• Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adams GL,
Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Sixth Ed. Jakarta. EGC Jakarta: p. 88-113
• Saladin. Sense Organ. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. Third ed. The
McGraw-Hill Companies, 2003: p. 599-600
• Yung Song Lin,et al. The prevalence of chronic otitis media and its complication rates in teenagers
and adult patients. Otolaryngology–Head and Neck Surgery . 2009:p,165-170 . Available from:
http://www.microbiologyresearch.org/docserver/fulltext/jmm/64/10/1103_jmm000155.pdf?expi
res=1464614608&id=id&accname=guest&checksum=E91643605D80FCB78C286A25C8FF4F0F
[Akses : 30 Mei 2016]
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai