Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

“SKIN TEST”

Novia Putri Rahman


131777714222
Pembimbing : dr. Suldiah, SpA
Pendahuluan
Skin test atau tes kulit sering dilakukan untuk
mendiagnosis alergi, saat ini test alergi pada kulit
banyak dilakukan pada penyakit alergi seperti
asma, rinitis alergi dan dermatitis. Tes kulit
merupakan alat diagnosis yang paling banyak
digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesifik
yang terikat pada sel mastosit dan memiliki
sensitivitas yang tinggi.1,2
Definisi
Skin test adalah suatu pengujian yang
dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi
substansi alergi (alergen) yang menjadi pemicu
timbulnya reaksi alergi. Skin test biasanya
dilakukan pada pasien yang akan diberikan
pengobatan dan dicurigai memiliki alergi terhadap
bahan dan obat tertentu. 1,2
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia No.: 005/Rek/PP IDAI/VI/2013
• Tes kulit hanya direkomendasikan untuk antibiotik golongan penisilin,
harus menggunakan penisilin dan metabolitnya yang telah terbukti
menimbulkan reaksi alergi.
• Tes kulit terhadap penisilin dengan metabolit determinan mayor dan
minor merupakan tes yang paling dipercaya untuk evaluasi IgE-
mediated alergi penisilin. Nilai ramal negatif tes kulit terhadap penisilin
adalah mendekati 100%, dan nilai ramal prositif adalah antara 40%-100%.
• Tes kulit memberikan bukti sensitisasi terhadap obat tertentu tetapi
harus selalu diinterpretasikan sesuai konteks klinis dan tidak digunakan
untuk skrining alergi obat.
• Berhubung saat ini di Indonesia belum tersedia sediaan metabolit
penisilin, maka tes kulit untuk antibiotik tidak direkomendasikan. Jika
diperlukan antibiotik secara parenteral, maka diperlukan perangkat
penanganan reaksi anafilaksis.
Klassifikasi
Skin prick test
(Uji Tusuk)

Skin test Intradermal test

Patch test
(Uji tempel)
Skin prick test
(Uji Tusuk)

Skin Prick Test adalah salah satu jenis tes kulit


sebagai alat diagnosis yang banyak digunakan oleh
para klinisi untuk membuktikan adanya IgE spesifik
yang terikat pada sel mastosit kulit.
Indikasi Kontra Indikasi
• Rinitis alergi : Apabila gejala tidak • Jangan melakukan tes tusuk
dapat dikontrol dengan
medikamentosa sehingga diperlukan
pada penderita dengan
kepastian untuk mengetahui jenis penyakit kulit misalnya
alergen maka di kemudian hari urtikaria, SLE dan adanya lesi
alergen tsb bisa dihindari. yang luas pada kulit.
• Asthma : Asthma yang persisten pada
penderita yang terpapar alergen
• Pada penderita dengan
(perenial). keganasan,limfoma,
• Kecurigaan alergi terhadap makanan. sarkoidosis, diabetes neuropati
Dapat diketahui makanan yang juga terjadi penurunan
menimbulkan reaksi alergi sehingga
bisa dihindari.
terhadap reaktivitas terhadap
• Kecurigaan reaksi alergi terhadap tes kulit ini.
sengatan serangga.
Interpretasi skin prick test
Menurut Bousquet (2001) sebagai berikut :1,3
• 0 : reaksi (-)
• 1+ : diameter bentol 1 mm > dari kontrol (-)
• 2+ : diameter bentol 1-3mm dari kontrol (-)
• 3+ : diameter bentol 3-5 mm > dari kontrol (-)
• 4+ : diameter bentol 5 mm > dari kontrol (-)
disertai eritema.
Efek samping penggunaan prick test,
yaitu:
Efek samping dan resiko skin prick test amat
jarang, dapat berupa reaksi alergi yang
memberat dan benjolan pada kulit yang tidak
segera hilang. Pemberian oral antihistamin dan
kortikosteroid bisa dilberikan apabila terjadi
reaksi yang tidak diinginkan tersebut.
Intradermal test

Intradermal test merupakan salah satu jenis tes


kulit yang mengakses hipersensitivitas terhadap
Hymenoptera (gigitan serangga) dan antibiotik
golongan Penisilin. Intradermal test bersifat
sensitive, namun tidak spesifik.
Indikasi penggunaan intradermal test, yaitu5 :
• Pada pasien yang dicurigai mengalami alergi
terhadap antibiotik
• Pada pasien rawat inap yang akan
mendapatkan injeksi antibiotik secara
intravena, maka dilakukan test intradermal
Interpretasi intradermal
test
• Reaksi terhadap antigen alergi yang
disuntikkan akan terlihat ±15 menit. Reaksi
dikatakan positif bila terdapat rasa gatal,
bentol, dan eritema pada lingkaran yang
telah dibuat di daerah penyuntikan.
Efek samping intradermal test, yaitu :
• Timbul berupa eritema apabila sensitif
terhadap allergen yang disuntikkan. Pada anak
itu menimbulkan gatal dan rasa nyeri, namun
tidak berlangsung lama
Patch test
(Uji tempel)

Patch test merupakan suatu tes kulit untuk mengidentifikasi


suatu substansi yang berada dalam keadaan kontak dengan
kulit dapat menyebabkan peradangan kulit (dermatitis
kontak) dengan menggunakan potongan kecil kain atau kertas
saring yang diimpregnasi dengan allergen yang dicurigai.
Indikasi Kontra indikasi
• Persistent eczematous • Adanya lesi pada daerah
eruptions ketika kontak punggung
dengan alergen • Adanya kelainan atau
• Dermatitis kronis yang penyakit pada kulit seperti
mengenai tangan, kaki, wajah, squama, psoriasis, acne
atau mata pada daerah punggung
• Pasien Eczematous dermatitis
dengan resiko tinggi terkena
dermatitis, seperti petugas
medis, cosmetologists, teknisi,
pekerja pabrik karet dan
plastik
Interpretasi patch test
Berdasarkan International Contact Dermatitis Research
Group (ICDRG), sebagai berikut ;
• - : Negatif  Tidak ada kelainan
• +/- : Meragukan  eritema yang tidak signifikan
• + : Positif lemah  eritema, infiltrasi (edema), papul
• ++ : Positif kuat  eritema, infiltrasi, papul, vesikel
• +++ : Reaksi yang ekstrem  bula
• IR : Reaksi iritasi  follicular pustules dan rasa terbakar
• NT : Tidak dilakukan
Gambar negative patch test reactions

reaction (hair dye discolouration) Irritant reaction

+/-reaction
Gambar . Positive patch test reactions

+ reaction ++ reaction

+++ reaction
Efek samping dari patch test, yaitu:
• Dapat terjadi reaksi kemerahan persisten
selama 3-10 hari tanpa meninggalkan sikatriks
• Pada penderita yang sangat sensitif, dapat
timbul vesikel dan ulserasi pada lebih dari satu
lokasi antigen
Kesimpulan
Uji skin test yang aman dilakukan pada anak ialah uji
prick test atau tes tusuk, karena efek samping yang
dialami sangat minimal, reaksinya lebih cepat, namun
usia yang paling baik dilakukan skin prick test ialah usia
diata 3 tahun. Sedangkan intradermal test hanya spesifik
pada pemeriksaan sensitivitas antibiotik. Pada patch
test, sangat tidak dianjurkan untuk anak. Karena
banyaknya hal yang dapat menganggu kenyamanan
anak, mulai dari persiapan hingga uji patch test
berlangsung, adapun waktu yang lama menunggu hasil
dari reaksi allergen.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai