H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan lambung , sehingga pada pemberian simetidin dan ranitidin sekresi cairan lambung dihambat. Mengurangi volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung, penurunan asam lambung mengakibatkan perubahan pepsinogen menjadi pepsin menurun. PEMAKAIAN DAN DOSIS Simetidin tablet( 200, 300 dan 400 mg), sirup (300mg/5ml), injeksi (300mg/2ml) Dosis yang dianjurkan untuk pasien tukak duodeni dewasa ialah 4 x 300mg, bersama makanan dan sebelum tidur atau 200mg bersama makan dan 400mg sebelum tidur Ranitidin tablet (150mg), injeksi (25mg/ml)
Ranitidin 4-10x lebih kuat dari pada simetidin
sehingga diberikan setengah dosis simetidin Dosis yang diberika 2 x 150mg/hari Dosis : pada tukak lambung atau tukak duodenum 40mg satu kali sehati pada saan akan tidur. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum 20 mg. untuk hipersekresi asam lambung dianjurkan 20mg tiap 6 jam (iv : 20mg tiap 12 jam) NIZATIDIN Potensi nizatidin dalam menghambat sekresi asam lambung hampir sama dengan ranitidin Indikasi : ganguan asam lambung
Efek samping : umumnya jarang menyebabkan
efek samping, efek samping ringan pada saluran cerna Dosis : tukak lambung dewasa 300mg sekali sehari pada saat akan tidur atau 2 x 150mg sehari. Dosis pemeliharaan 150mg pada saat akan tidur FAMOTIDIN Merupakan AH2, menghambat sekresi asam lambung Indikasi : untuk tukak duodenum dan tukak lambung Efek samping : ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare. Dosis : pada tukak lambung atau tukak duodenum 40mg satu kali sehati pada saan akan tidur. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum 20 mg. untuk hipersekresi asam lambung dianjurkan 20mg tiap 6 jam (iv : 20mg tiap 12 jam) OMEPRASOL Omeprazol merupakan penghambat pompa proton pertama yang digunakan dalam terapi untuk menurunkan produksi asam lambung dengan sangat kuat.