Anda di halaman 1dari 3

Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif

Peranan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam hal ini menjadi bagian
terpenting yang tidak terpisahkan dalam upaya mengelola lingkungan pesisir dan laut.
Dewasa ini, pengelolaan lingkungan secara terpadu disinyallir terbukti memberikan peluang
pengelolaan yang cukup efektif dalam rangka menyeimbangkan antara pelestarian
lingkungan dan pemanfaatan ekonomi. Namun demikian, hal ini tidak menutup
kemungkinan akan adanya bentuk-bentuk pengelolaan lain yang lebih aplikatif
(applicable) dan adaptif (acceptable). Salah satu bentuk pengelolaan yang cukup
berpeluang memberikan jaminan efektifitas dalam pengimplementasiannya adalah
pengelolaan berbasis masyarakat (community based management).
 Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif

Sistem sosial yang responsif pun dapat ikut menanggulangi masalah kerusakan lingkungan yang ada.
 Seperti contoh, banjir besar tahun 2002 dan 2007 merupakan pengalaman pahit bagi warga
Jakarta. Penyebabnya karena curah hujan yang sangat tinggi. Dalam menanggulangi banjir
yang setiap tahun terjadi, Pemerintah Provinsi DKI selalu berupaya membangun kesadaran
masyarakat untuk ikut serta dalam memelihara lingkungan, terutama di daerah dekat sungai.
Memang hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu tidak
sebentar untuk mendisiplinkan masyarakat terhadap kepedulian lingkungan yang
berdampak terjadinya banjir. Misalnya, tidak membuang sampah ke sungai.
 Kasus yang sama lainnya mengenai semakin menurun kualitas air sungai di Surabaya.
Padahal dari sungai Surabaya inilah dua juta orang menggantungkan kebutuhan air
minumnya. Untuk mengembalikan kualitas kali Surabaya, yaitu memperkuat kontrol
masyarakat melalui pengembangan transparansi dan peran serta masyarakat. Sungai
Surabaya merupakan urat nadi kebutuhan air warga Surabaya, diawal tahun 1960 masih
banyak dijumpai puluhan jenis ikan lokal yang dikonsumsi masyarakat. Setiap pagi dan sore
pasti kita temui aktivitas masyarakat bantaran, antara lain setiap sore sering dijumpai bocah
pinggir kali bermain dan mandi, nelayan menjaring ikan dan mancing bulus. Tingginya
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, teridentifikasi 112 jenis tanaman yang
berkhasiat obat, puluhan jenis ular, serangga, dan merupakan sarang berbagai jenis burung
air.
 Industrialisasi yang tidak berwawasan lingkungan sejak tahun 1970 dengan membuang
limbah industrinya ke badan sungai Surabaya tanpa melalui proses pengolahan limbah
sehingga kualitas air limbahnya di bawah standar yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1989. Industri tersebut umumnya membuang limbah ke
sungai dalam bentuk cairan yang secara morfologis keruh dan berbau.
Beberapa parameter penting yang digunakan untuk memantau kualitas air antara lain
:
 Kekeruhan. Kekeruhan akibat tingginya padatan terlarut dalam limbah yakni sebesar
100 ppm.
 Bahan organik. Beberapa industri juga membuang limbah yang kaya akan bahan
organik, terutama pabrik pulp dan kertas.
 Temperatur. Limbah yang dibuang oleh industri umumnya memiliki temperatur yang
tinggi, terutama industri yang melakukan proses fermentasi temperatur air limbahnya
lebih dari 36 derajat Celcius, tingginya temperatur ini akan berdampak pada
gangguan sistem fisiologi organisme air terutama ikan yang sangat sensitive
terhadap perubahan suhu drastic.
 Kali Surabaya Bukan Tempat Sampah. Dampaknya pembuangan limbah yang
menimbulkan pencemaran kali Surabaya diindikasikan dengan seringnya terjadi
peristiwa kematian ikan secara masal.

Anda mungkin juga menyukai