Season 2013
1-E
Sintopi ginjal
Depan
Flexura coli dextra, colon ascenden, duodenum pars descenden,
hepar lobus dexter, mesocolon transversum
Belakang
m. Psoas dextra, m .quadratus lumborum, m. Transversus
abdominalis dextra, n. Subcostalis, n. Ileohypogastricus dextra,
n.ilioinguinalis dextra dan costa 12
2-A
3-E
Aliran urin
Medula Papila renalis Calix minor (2) Calix mayor (2-3) pelvis
renalis ureter vesica urinaria
4-D
5-B
6-C
BPH
Lateral dan media
Karsinoma
Keganasan
7-D
8-C
9-C
10-E
11-E
12-A
13-C
14 - D
Jenis-jenis molekul pembentuk batu ginjal
1. Kalsium fosfat: Tersering radioopak
2. Asam urat:
Radiolusen, jika bercampur kalsium menjadi radioopak
Pencitraan CT-scan dapat terlihat
3. Xanthine: radiolusent
4. Struvit: Batu cetak ginjal bagian calyx, dibentuk oleh infeksi bakteri
5. Citrate, magnesium, sulfate: Kadar rendah dapat menyebabkan batu
karena tingkat kelarutannya menjadi rendah
15-E
16-D, 17-A
18-D
Kreatinin otot
19-C
20-C, 21-D
GNA (Glomerolunefritis akut)
Hematuria, hipertensi, oliguria, edema minimal, proteinuria (<+2)
Faktor pencetus disebabkan infeksi bakteri streptococus yang
antigen antibodynya dapat mengendap di glomerolus untuk
mengaktifkan komplemen sehingga terjadi inflamasi didaerah
tersebut.
Tatalaksana
Asymptomatik: tidak dirawat, self limitting disease
Symptomatik
Hipertensi rawat
Khawatir Hipertensi ensefalopati
22-B
Diagnosa pasien: Infeksi saluran kemih atas/pyelonefritis
Demam < 7 hari
Sering mengompol, padahal sebelumnya tidak pernah
Koloni bakteri >100.000
ISK biasa tanpa ada gejala sistemik demam berat, muntah dan
bukan umur neonatus
Pemeriksaan penunjang
1. Aspirasi suprapubik: Merupakan gold standard, berapapun jumlah
bakterinya diagnosa akan tegak
2. Analisa urin pancaran tengah (midstream) kondisi pagi hari untuk
meminimalisir kontaminasi hasil metabolit, laki2 (>104) (wanita >105
diulang 3x), cara pemeriksaan terbaik dengan mempertimbangkan
keekonomisannya.
3. Kateterisas (>103-5)
23-D
Tatalaksana
1. pasien ISK biasa
Rawat jalan dengan antibiotik sefiksim
Biasanya setelah 24-48 jam demam turun
Lama pengobatan 10-14 hari
Sesudah 48 jam tidak berikan obat, periksan biakan urin
Residual LFG
fungtional (ml/m/1,73
renal mass m2)
(%)
Dikutip dari: Rigden SPA, The Management of Chronic and end stage renal failure in children.
Clinical Paediatric Nephrology, 2003
33-C
Pasien mengalami diare yang menyebabkan penurunan volume cairan
didalam tubuh yang ditandai dengan menurunnya volume urin, TD yang
rendah sehingga mempengaruhi perfusi/aliran darah keberbagai organ
termasuk ginjal sehingga mempengaruhi fungsi ginjal yang dilihat dari
meningkatnya kadar ureum 56 mg/dl (N:20-40) dan kreatinin 2mg/dl
(0,5-1,5).
Ini disebut renal disorder/acute kidney injury (AKI) prerenal
Dapat disebabkan oleh pendarahan, shock hipovolemik, volume
depletion, gagal jantung kongestive
AKI postrenal
Bukan disebabkan oleh menurunnya perfusi/aliran darah keginjal
namun disebabkan oleh kerusakan parenkim ginjal itu sendiri seperti
adanya infeksi seperti pielonefritis atau obstruksi karena sumbatan pada
batu ginjal sehingga dapat mengganggu fungsi ginjal itu sendiri.
34-B
Pemeriksaan penunjang ISK
1. Aspirasi suprapubik: Merupakan gold standard, berapapun jumlah
bakterinya diagnosa akan tegak
2. Analisa urin pancaran tengah (midstream) kondisi pagi hari untuk
meminimalisir kontaminasi hasil metabolit, laki2 (>104) (wanita >105
diulang 3x), cara pemeriksaan terbaik dengan mempertimbangkan
keekonomisannya.
3. Kateterisas (>103-5)
35-B
36-A
37-A
38-C
39-B
40-A
41-D
42-D
Dosis prednisone
1mg/bb 1x54: 54mg
Metilprednisolone
54x0,8:43,2mg
43-D
44-A
45-A
Kriteria RIFLE
menggambarkan tingkat keparahan seseorang yang diduga
mengalami acute kidney injury
R (Risk) : Kenaikan kreatinin 1,5x nilai normal
Penurunan output urin <0,5mL/kgbb selama 6 jam
I (Injury) : Kenaikan kreatinin serum 2x nilai normal
Penurunan output urin <0,5mL/kgbb selama 12 jam
F (Failure) : Kenaikan kreatinin serum 3x nilai normal
Penurunan output urin <0,3mL/kgbb selama 24 jam atau
anuria selama 12 jam
L (Loss) : Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu
E (End stage): Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3
bulan
46-A
47-A
48-D
49-E
50-A
51-A
52-D
53-C
54-B
55-C
56-B
Hypospadia
57-B
Meatus uretra externa pindah tempat
Bagian ventral
Kontraindikasi: sirkumsisi
Posisi kencing harus duduk, dapat menyebabkan infertil karena sperma tidak memancar sempurna
Epispadia
Meatus uretra externa pindah tempat
Bagian dorsal
Fimosis
Kulit yang menutupi kepala penis tidak bisa ditarik kebelakang
Fenomena balloning, kulit preputinum menggelmbung saat kencing
Sirkumsisi
Parafimosis
Kulit yang menutupi kepala penis tidak bisa dikembalikan kedepan.
Peyronie’s disease
Scar pada penis
58-D
59-D
60-C
61-C
Thymol: mempengaruhi tes protein
Formaldehid: mempengaruhi tes benedict dan obermayer
62-E
Perubahan yang terjadi jika urin tidak menggunakan pengawet
1. Peningkatan pH, pemecaham urea menjadi ammoniak oleh bakteri
2. Penurunan kadar glukosa karena dipakai bakteri
3. Penurunan benda keton karena menguap
4. Penurunan kadar bilirubin karena paparan cahaya
5. Penurunan kadar urobilinogen karena teroksidasi menjadi bilirubin
6. Peningkatan kadar nikrit karena reduksi nitrat oleh bakteri
7. Peningkatan jumlah bakteri
8. Peningkatan kekeruhan karena pertumbuhan bakteri
9. Lisisnya eritrosit karena urin yang basa
10. Perubahan warna urin karena proses oksidasi dan reduksi
63-B
64-A
65-A
66-C
67-E
68-B
69-B
70-E
71-E
72-D
73-D
74-A
75-B
76-C
77-B, 78-B
Penurunan GFR
Ringan: 80-50
Sedang: 50-30
Terminal: <10
Tiazid
Tempat kerja tubulus distal, menghambat enzim karbonik anhidrase
Efek: diuretik, vasodilatasi, menghambat sekresi asam urat
Indikasi: Hipertensi, gagal jantung, edema kronik, nefrolitiasis karena hiperkalsiuria, diabetes insipidus
Spironolakton
Diuretik hemat kalium, antagonis aldosteron
Kombinasi obat antihipertensi
Indikasi: diuretik, gagal jantung, hiperaldoterism
Asetazolamid
Penghambat karbonik anhidrase
Efek diuretik kecil
Indikasi: glaukoma, epilepsi
Diuretik osmotik
Mannitol
Profilaksis gagal jantung karena shock yang terkoreksi/transfusi, menurunkan tekanan intraokuler, edema
serebri
96-C
97-D
98-B, 99-B, 100-B
Terapi medikamentosa pada pasien pembesaran kelenjar prostat
1. Penghambat adrenergik alfa 1
Menghambat kontraksi otot polos pada trigonum, VU, glandula
prostat sehingga resistensi aliran urin dapat diturunkan
Efek samping: Hipotensi, hidung tersumbat, lelah, lemah, pusing
Prazosin, terazosin, tamsulosin