Kelompok 8
Kelas 4C
ANAK LAMBAN BELAJAR
ANAK BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK
ANAK AUTIS
Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Peta Konsep
Pengertian Anak
Lamban Belajar
Faktor penyebab Anak Lamban
Belajar
Karakteristik Anak Lamban
Belajar Ciri-ciri pada Anak Lamban
belajar
Tipe Anak Lamban
Belajar Pembelajaran khusus
pada Anak Lamban
Belajar
Jun Akizaki
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Pengertian
Anak Lamban
Belajar
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah anak normal, tetapi
tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar 80-85).
Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan
kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu
belajar lebih lama dibanding dengan sebayanya. Sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.
5
Faktor-faktor penyebab anak lamban belajar
d. Sosial e. Moral
Anak-anak lamban belajar dalam Moral seseorang akan berkembang seiring
bersosialisasi biasanya kurang kematangan kognitifnya, anak-anak lamban
baik. Saat bermain, mereka belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak
memilih jadi pemain pasif atau paham untuk apa peraturan tersebut dibuat. Hal
penonton dan terkadang lebih tersebut disebabkan kemampuan memori
senang bermain dengan anak mereka terbatas sehingga sering lupa.
dibawah usia mereka.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
8
Ciri-ciri anak lamban belajar
Ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu cepat dalam memberikan
2 penjelasan.
DISLEKSIA
DISGRAFIA
DISKALKULIA
DISLEKSIA
Sering membalik kata-kata, misalnya buku dibaca “duku”, bau dengan buah, buta
6
dengan batu, dan lainnya
Keracunan merkuri
Sensivitas vaksin
3. Tanda, Gejala, dan Diagnosis
Autisme
b. Keterampilan
a. Komunikasi
sosial
c. Reaksi terhadap
lingkungan sekitar
a. Komunikasi
– Tidak berbicara atau sangat terbatas.
– Kehilangan kata-kata sebelum bisa mengatakan.
– Kesulitan mengekspresikan keinginan dan kebutuhan dasar.
– Kurang dapat membangun kosakata.
– Bermasalah mengikuti arah atau menemukan benda-benda yang bernama.
– Mengulangi apa yang dikatakan (echolalia).
– Bermasalah menjawab pertanyaan.
– Ucapan yang terdengar berbeda karena nada tinggi.
b. Keterampilan sosial
– Kontak mata buruk dengan orang atau benda.
– Kurang dalam bermain keterampilan.
– Menjadi terlalu fokus pada suatu topik atau benda-benda yang menarik bagi
mereka.
– Masalah dalam berteman.
– Menangis,marah, tertawa, atau tertawa tanpa alasan yang diketahui atau pada
waktu yang salah.
– Menyukai sentuhan atau pelukan.
c. Reaksi terhadap lingkungan
sekitar
– Gerakan tangan goyang, mengepakkan atau lainnya (bergerak sendiri tanpa disadari).
– Tidak memperhatikan hal-hal yang dilihat atau didengar.
– Bermasalah terhadap perubahan dalam rutinitas.
– Menggunakan benda-benda dengan cara yang tidak biasa.
– Tidak takut terhadap bahaya nyata.
– Menjadi sangat sensitif atau tidak cukup sensitif terhadap sentuhan, cahaya, atau
suara (misalnya, tidak menyukai suara keras atau hanya merespons ketika suara yang
sangat keras, disebut juga gangguan integrasi sensorik).
– Kesulitan makan (hanya menerima makanan yang dipilih, menolak tekstur makanan
tertentu).
– Gangguan tidur.
4. Ciri-ciri Anak Autis
– Mengalami hambatan di dalam bahasa.
– Kesulitan dengan mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial.
– Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.
– Kurang memiliki perasaan dan empati.
– Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.
– Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.
– Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri.
– Keterbatasan dalam mengekspresikan diri.
– Berperilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungan.
Dari melihat beberapa gejala dan tanda tersebut dijadikan pedoman
dalam diagnosis autisme. Tim termasuk dokter anak, ahli saraf,
terapis okupasi, terapis fisik, dan spesialis perkembangan. SLPs
memainkan peran kunci karena masalah dengan keterampilan sosial
dan komunikasi sering menjadi gejala pertama autisme. Seorang anak
dengan autis juga mungkin dilakukan tes pendengaran dan beberapa
tes lain untuk memastikan bahwa masalah tidak disebabkan oleh
beberapa kondisi lain.
5. Pembelajaran Khusus untuk
Anak Autis
– Diperlukan adanya pengembangan strategi untuk belajar dalam setting
kelompok.
– Perlu menggunakan beberapa teknik di dalam menghilangkan perilaku-perilaku
negatif yang muncul dan mengganggu kelangsungan proses belajar secara
keseluruhan (stereotip).
– Guru perlu mengembangkan ekspresi dirinya secara verbal dengan berbagai
bantuan.
– Guru terampil mengubah lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan
bagi anak, sehingga tingkah laku anak dapat dikendalikan pada hal yang
diharapkan.
6. Terapi Autis
a. Intervensi
b. Pengobatan
pendidikan/perilaku
Obat Antipsikotik
Anti Depresi