Tutorial Skenario 1
Kelompok 1A
2017
Hipotesis
• Ada hubungan perubahan anatomi, fisiologi,
biokimia, biologi dengan proses penuaan.
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan :
• Definisi lansia dan proses penuaan
• Perubahan secara anatomis, biologis (sensoris dan
motorik), fisiologis, biokimia dan histologis dari proses
penuaan
• Pemeriksaan berupa MNA (Mini Nutrition
Assessments) dan MMSE (Mini Mental State
Examination) pada lansia
• Kelainan (penyakit) yang sering terjadi pada lansia
• Perawatan pada lansia
Definisi
Lansia
• Menurut UU no.4 Tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
• Lansia menurut Keputusan Menteri Sosial R.I tahun 1971 dinyatakan
sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai kekuatan untuk menafkahi
dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
sehingga hanya menerima nafkah dari orang lain.
• Berdasarkan UU No. 13 tahun 1998 dalam Bab I pasal 1 ayat 2 tentang
kesejahteraan lansia, lansia merupakan seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas.
• Jantung mengecil
• Saluran Jantung menjadi lebih sempit
• Otot jantung melemah
Sistem Gastrointestinal
• Gigi goyang dan tanggal
• Penurunan jumlah papil lidah
• Berat hati berkurang dan regenerasi hati
menurun
• Sekresi saliva menurun karena degenarsi
kelejar
• Motilitas usus berkurang
Traktus Urinarius
1. Ginjal : Penurunan jumlah nefron dan daya
reabsorbsi menurun
2. Bladder, terjadi penurunan : Saraf otonom,
Kapasitas menampung dan kemampuan
menahan
a. Penglihatan
b.Pendengaran
c. Perabaan
d. Pengecap
e. Penciuman
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Beare.2006.Buku Ajar Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014
Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
A. Pengelihatan
Rachael DS, Jessica AB, Taritonye BB. Motor Control and Aging: Links to Age-Related Brain Structural, Functional, and Biochemical
Effects. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2838968/pdf/nihms153616.pdf. 4 Oktober 2017.
SISTEM PERUBAHAN PERUBAHAN
MORFOLOGIK FUNGSIONAL
Radikal bebas
Merusak membran
Elektron tidak berinterkasi
sel protein dan
berpasangan dengan substansi
DNA
elektron tersebut
Teori Pemanjangan Telomer
Saat sel mengalami pembelahan, telomer akan mengalami pemendekan.
Pemendekan telomer ini berkaitan dengan besar rentang waktu manusia
hidup. Sel-sel akan terus membelah sampai telomer tidak lagi dapat
memendek dan sel tersebut mengalami kematian. Sel yang mengalami
kematian akan membuat jaringan mengalami penurunan fungsinya.
Teori Neuroendokrin
DISFUNGSI
ORGAN
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
THE GLYCATION
PROCESS
Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
Produk ROS > Antioksidan
Radikal
sampingan STRESS
Bebas/ROS
metabolisme OKSIDATIF
yang
menggunakan
oksigen Antioksidan
Seluler
Memicu
Pemende
kerusakan Apoptosis Sel dan
kan
DNA di kerusakan
Telomer
Mitokondria jaringan
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
Heat shock protein
•Protein merupakan bagian penting dalam
metabolisme
•Saat sel mengalami stres lingkungan, sel
tersebut akan berhenti atau paling tidak
memperlambat sebagian fungsi dasarnya
seperti proses transportasi, sintesis DNA,
RNA & protein
Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
•Namun terdapat protein unik “protein stress”
yang diekspresikan khusus pada kondisi ini
•Contoh:respon stres mendasar yaitu
peningkatan temperatur tubuh
•Saat terjadi proses penuaan, pengekspresian
protein ini akan berkurang sehingga respon
menghadapi stres pada lansia semakin
menurun
Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
Histologi
•
Muskuloskeletal
Degenerasi jaringan otot
• Articular sufaces mengalami erosi mempengaruhi pergerakan dari
sendi
• Jaringan kartilago digantikan oleh jaringan lamelar
David Shier, Jackie Butler, Ricki Lewis. 2002 “Anatomy & Histology “
Muskuloskeletal
Epidermis :
• Langerhans sel berkurang
• Melanosit berkurang
Cardiovaskular
Pembuluh darah :
• Tunika intima menjadi lebih
tebal
• Tunika Media menjadi kaku
• Pembuluh darah berkurang
elastisnya
Sistem Cardiovascular
• Pembuluh darah
Sistem Respirasi
alveolus
bronkiolus
trakea
Sistem Penglihatan
• Pada usia 40-60 tahun peningkatan kolesterol
dan low density lipoprotein (LDL)
penumpukan di korena annulus senilis.
• Muskulus siliaris:
– Anak-anak cenderung datar
– Sekitar umur 45 thn serabut otot dan jaringan
ikatnya.
– Setelah itu terjadi proses degenerasi muskulus
atropi, juga hialinisasi.
– Tampak peningkatan jaringan ikat diantara
serabut-serabut muskulus siliaris dan nukleusnya
menipis. Tampak pula butiran lemak dan deposit
kalsium diantara serabut muskulus tersebut.
Sistem Penglihatan
• Lensa bening sklerosis keruh
• Iris: degenerasi depigmentasi tampak ada bercak
berwarna muda sampai putih dan strukturnya
menjadi lebih tebal.
• Retina:
– terjadi degenerasi (Senile Degenaration)
Gambaran Fundus mata yang mula-
mula merah jingga cemerlang menjadi
suram dan ada jalur berpigmen (Tygroid
Appearance) terkesan seperti kulit
harimau.
– Jumlah sel fotoreseptor berkurang
Sistem Penglihatan
Tygroid Appearance
Pemeriksaan MMSE
Cunningham,W.2003, Aging
and photo-aging. in: Baran R,
Maibach HI, (eds). Textbook of
Cosmetic Dermatology, 2nd
edn. London: Martin
dunitz,pp. 455-67.
IMT = 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝑇𝐵2 (𝑚)
80
IMT = 1,4 2
80
IMT = 1,96 = 40,8 →
Nilai=3
LINGKAR LENGAN ATAS LINGKAR BETIS
Pertengahan Acromion → Pertengahan Patella →
Olecranon Plantar Pedis
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER EDISI
I. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta: PERDOSI. 2013. Hal 288
Penyakit yang Sering Terjadi pada
Lansia
Ulkus Dekubitus
Inkontinensia Urin
Overactive Bladder
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
GIT (Gastro Intestinal)
Konstipasi
Inkontinensia Alvi
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Psikologis
Depresi
• Komplikasi : malnutrisi, pneumonia (akibat
imobilisasi), efek samping obat antidepresi,
resiko bunuh diri.
Demensia
• Gangguan fungsi kognitif (intelektual) dan
memori.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Sindrom Delirium (Acute
Confusional State)
• Gangguan kognitif global berupa
gangguan memori (recent memory =
jangka pendek), gangguan persepsi
(halusinasi, ilusi) atau gangguan
disorientasi (waktu, tempat, orang).
• Pada Pria:
– Akibat kehilangan massa tulang trabecular karena
penurunan pembentukan tulang yang menyebabkan
penipisan trabecular, tetapi jumlah dan konektivitas
trabecular masih tetap.
Katarak
Glaucoma