Anda di halaman 1dari 87

Proses Penuaan

Tutorial Skenario 1
Kelompok 1A
2017
Hipotesis
• Ada hubungan perubahan anatomi, fisiologi,
biokimia, biologi dengan proses penuaan.
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan :
• Definisi lansia dan proses penuaan
• Perubahan secara anatomis, biologis (sensoris dan
motorik), fisiologis, biokimia dan histologis dari proses
penuaan
• Pemeriksaan berupa MNA (Mini Nutrition
Assessments) dan MMSE (Mini Mental State
Examination) pada lansia
• Kelainan (penyakit) yang sering terjadi pada lansia
• Perawatan pada lansia
Definisi
Lansia
• Menurut UU no.4 Tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
• Lansia menurut Keputusan Menteri Sosial R.I tahun 1971 dinyatakan
sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai kekuatan untuk menafkahi
dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
sehingga hanya menerima nafkah dari orang lain.
• Berdasarkan UU No. 13 tahun 1998 dalam Bab I pasal 1 ayat 2 tentang
kesejahteraan lansia, lansia merupakan seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas.

Departemen Kesehatan. Situasi Lanjut


Keputusan Menteri Sosial Usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta :
nomor HUK. 3-1-50/107/ Pusat Data dan Informasi Kementrian
tahun 1971 Kesehatan RI. 2016
Batasan Lansia
• Menurut World Health Organization (WHO) Lansia
terbagi atas beberapa batasan umur :
a. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
b. Usia lanjut (fiderly) : 60-74 tahun
c. Lansia tua (old) : 75-90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old) : >90 tahun
• Menurut Depkes RI (2003), lansia dibagi atas :
a. Pralansia : seseorang yang berusia
antara 45-59 tahun
b. Lansia : seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi : seseorang yang berusia 70
tahun atau lebih

Departemen Kesehatan. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia.


Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2016
Proses Penuaan
• Proses penuaan merupakan proses menghilangnya
kemampuan jaringan secara perlahan untuk
memperbaiki diri, mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap
penyakit dan tidak dapat memperbaiki kerusakan
yang dideritanya. (Cunningham,2003)
• Proses penuaan ini akan terjadi pada seluruh organ
tubuh meliputi seperti jantung, paru-paru, ginjal,
indung telur, otak, dan lain-lain , juga orang terluar
tubuh dan terluas tubuh, yaitu kulit (Cunningham,
2003)
• Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel,
yang mengalami penurunan kapasitas fungsional.

Siti Nur Kholifah. Keperawatan


Gerontik. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI. 2016. hal 14
Perubahan Anatomis
Kulit, Rambut dan kuku
• Hilangnya lemak subcutaneous
• Menipisnya Kulit
• Berkurangnya Kolagen
• Kuku menjadi rapuh dan mudah patah
• Berkurangnya pigmen rambut
• Menipisnya rambut
Mata
• Kantung keriput
• Conjunctiva menipis dan menguning
• Iris pudar
• Lensa keruh akibat katarak
Sistem Respirasi
• Jumblah alveolus berkurang
• Kapasitas vital berkurang
• Otot – otot pernafasan kaku
Sistem Cardiovascular

• Jantung mengecil
• Saluran Jantung menjadi lebih sempit
• Otot jantung melemah
Sistem Gastrointestinal
• Gigi goyang dan tanggal
• Penurunan jumlah papil lidah
• Berat hati berkurang dan regenerasi hati
menurun
• Sekresi saliva menurun karena degenarsi
kelejar
• Motilitas usus berkurang
Traktus Urinarius
1. Ginjal : Penurunan jumlah nefron dan daya
reabsorbsi menurun
2. Bladder, terjadi penurunan : Saraf otonom,
Kapasitas menampung dan kemampuan
menahan

3. Uretra : deposit kolagen


Sistem Reprosduksi
1. Testosteron berkurang
2. Produksi sperma berkurang
3. Ereksi membutuhkan waktu lebih lama
4. Prostat membesar
1. Berkurangnya produksi estrogen dan
progesteron
2. Vagina atrophi dan mengering
3. Uterus mengecil
4. Mammae elastisitas berkurang dan mendatar
Sistem Neurologis
• Volume otak menurun
• Fungsi kognitif menurun
• Julmah neuron dan transmisi neuron
berkurang
Musculosceletal System

• Masa otot makin kecil tetapi masa lemak


bertambah
• Osteoporosis karena terjadi penurunan
kalsium dan lemak
• Osteoarthritis karena cairan sinovial
mengering
Sistem Imun
• Anemia karena
a. Penyerapan Vitamin B12 menurun–
menurunnya hemoglobin
b. Sel darah di sumsum tulang diganti oleh
lemak
• Penurunan jumlah cd4 : mudah infeksi
PERUBAHAN SENSORIK
PADA LANSIA
Proses penuaan biologis ini terjadi secara
perlahan-lahan dan dibagi
menjadi beberapa tahapan, antara lain:

1. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun)

2. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun)

3. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas)

Diambil dari: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ZnalT7apQ4J:


eprints.undip.ac.id/44892/2/Tria_Coresa_22010110130151_KTI_bab_2.pdf+&cd=4&h
l=en&ct=clnk&client=firefox-b-ab tanggal 5 oktober 2017.
Perubahan pada Sistem Sensorik

a. Penglihatan

b.Pendengaran

c. Perabaan

d. Pengecap

e. Penciuman
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Beare.2006.Buku Ajar Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014
Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
A. Pengelihatan

Perubahan penglihatan dan fungsi


mata yang dianggap normal dalam
proses penuaan termasuk:
• Penurunan kemampuan dalam melakukan
akomodasi
• Konstriksi pupil akibat penuan
• Perubahan warna serta kekeruhan lensa mata
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar
Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
Semakin bertambahnya usia, lemak akan berakumulasi di
sekitar kornea dan membentuk lingkaran berwarna putih
atau kekuningan di antara iris dan sklera.

Kejadian ini disebut arkus sinilis, biasanya


ditemukan pada lansia.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada
mata seseorang yang berusia diatas usia 60 tahun.

Fungsi kerja pupil akan


mengalami penurunan 2/3
dari pupil orang dewasa.
 Penurunan tersebut meliputi
ukuran-ukuran pupil
 Kemampuan melihat dari jarak
jauh.
B. Pendengaran
Penurunan pendengaran merupakan
kondisi yang secara dramatis dapat
mempengaruhi kualitas hidup.

Kehilangan pendengaran pada lansia


disebut presbikusis.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
• Gangguan pendengaran terjadi pada usia 65
tahun (55%) > 80 tahun mencapai 66%
C. Perabaan

Perabaan merupakan sistem sensorik


pertama yang menjadi fungisional
apabila terdapat gangguan pada
penglihatan dan pendengaran.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
D. Pengecapan
Hilangnya kemampuan untuk menikmati makanan seperti
pada saat seseorang bertambah tua mungkin dirasakan
sebagai kehilangan salah satu kenikmatan dalam kehidupan.

Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat proses


menua yaitu penurunan jumlah dan kerusakan papila atau
kuncup-kuncup perasa lidah.

 Implikasi dari hal ini adalah sensitivitas terhadap rasa


(manis, asam, asin, dan pahit) berkurang.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
E. Penciuman
Sensasi penciuman bekerja akibat stimulasi reseptor olfaktorius
oleh zat kimia yang mudah menguap.

Perubahan yang terjadi pada penciuman akibat proses menua


yaitu penurunan atau kehilangan sensasi penciuman karena
penuaan dan usia.

Implikasi dari hal ini adalah penurunan sensitivitas terhadap bau.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
Penyebab lain yang juga dianggap sebagai
pendukung terjadinya kehilangan sensasi
penciuman termasuk:
• Pilek
• Influenza
• Merokok
• obstruksi hidung
• Faktor lingkungan

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC
PERUBAHAN MOTORIK PADA
LANSIA
Disfungsi sistem saraf pusat dan perifer
juga sistem neuromuskular

Defisit gerakan motorik


Kesulitan
Peningkatan
Kesulitan Perlambatan terhadap
variabilitias
koordinasi gerakan keseimbangan
gerakan
dan gaya berjalan

Rachael DS, Jessica AB, Taritonye BB. Motor Control and Aging: Links to Age-Related Brain Structural, Functional, and Biochemical
Effects. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2838968/pdf/nihms153616.pdf. 4 Oktober 2017.
SISTEM PERUBAHAN PERUBAHAN
MORFOLOGIK FUNGSIONAL

• Sistem lokomotorik • Terjadi atrofi pada • Penurunan


serabut otot kekuatan fisik:
(jumlah atau “kelemahan
ukuran) disebabkan fisiologik
oleh gangguan • Disabilitas,
metabolik dan keterbatasan
denervasi jangkauan dan
fungsional kecepatan gerakan
• Berkurangnya
ketepatan dalam
gerakan halus dan
gerak yang berubah
cepat
• Ketepatan waktu
dalam gerakan jadi
tak teratur
• Kelembutan aliran
gerakan dari
gerakan satu ke
gerakan lain
menghilang
• Gerakan yang satu
melambat dulu
sebelum mulai
gerakan lain

Hendra U. Geriatri. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2006:70.


FISIOLOGI
Teori Radikal Bebas

Radikal bebas
Merusak membran
Elektron tidak berinterkasi
sel protein dan
berpasangan dengan substansi
DNA
elektron tersebut
Teori Pemanjangan Telomer
Saat sel mengalami pembelahan, telomer akan mengalami pemendekan.
Pemendekan telomer ini berkaitan dengan besar rentang waktu manusia
hidup. Sel-sel akan terus membelah sampai telomer tidak lagi dapat
memendek dan sel tersebut mengalami kematian. Sel yang mengalami
kematian akan membuat jaringan mengalami penurunan fungsinya.
Teori Neuroendokrin

Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang


terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya
keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada
sistem saraf.

Pada lansia, hipotalamus kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan


sebagai reseptor yang mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif.
Oleh karena itu, pada lansia banyak hormon yang tidak dapat dapat
disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan.
Perubahan Secara Biokimia
pada Proses Penuaan
1. Advanced glycation end- product
(AGEs)

• Proses glikosilasi nonenzimatik yang


menghasilkan pertautan glukosa-
protein (AGEs) dapat menyebabkan
penumpukan protein dan
makromolekul lain.

DISFUNGSI
ORGAN
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
THE GLYCATION
PROCESS

Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical


Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
Akibat dari AGEs

Goldin A, et al. Advanced Glycation End Products. American Heart


association. 2015. pg: 597-607
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
Teori ROS (Reactive Oxygen
Species)
ROS  Reactive Oxygen Species
•Adalah istilah yang sering digunakan oleh para ilmuwan untuk
mengistilahkan oksigen radikal dan juga oksigen non radikal.

Sebagian ada yang menyebutkan oxygen-derived species.

Istilah yang lebih popular  Oksidan

Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
Produk ROS > Antioksidan
Radikal
sampingan STRESS
Bebas/ROS
metabolisme OKSIDATIF
yang
menggunakan
oksigen Antioksidan
Seluler

Memicu
Pemende
kerusakan Apoptosis Sel dan
kan
DNA di kerusakan
Telomer
Mitokondria jaringan
Rahman K. Studies on free radicals, antioxidants, and co-factors. Clinical
Interventions in Aging. 2007;2(2):219-36
Heat shock protein
•Protein merupakan bagian penting dalam
metabolisme
•Saat sel mengalami stres lingkungan, sel
tersebut akan berhenti atau paling tidak
memperlambat sebagian fungsi dasarnya
seperti proses transportasi, sintesis DNA,
RNA & protein
Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
•Namun terdapat protein unik “protein stress”
yang diekspresikan khusus pada kondisi ini
•Contoh:respon stres mendasar yaitu
peningkatan temperatur tubuh
•Saat terjadi proses penuaan, pengekspresian
protein ini akan berkurang sehingga respon
menghadapi stres pada lansia semakin
menurun
Zalukhu ML, Phyma AR, Pinzon RT. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan
peranan Antioksidan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana/RS Bethesda. Yogyakarta. 2016. CDK-245/ col.43 no. 10 hal:
733-736
Histologi

Muskuloskeletal
Degenerasi jaringan otot
• Articular sufaces mengalami erosi  mempengaruhi pergerakan dari
sendi
• Jaringan kartilago digantikan oleh jaringan lamelar

David Shier, Jackie Butler, Ricki Lewis. 2002 “Anatomy & Histology “
Muskuloskeletal

Otot : menyusutnya otot


Tulang : penipisan trabecula, berkurangnya kepadatan tulang
Integumen

Vander, Sherman, Luciano. 2001 “Human Physiology The Mechanisme


of Body Function”
Integumen

Epidermis :
• Langerhans sel berkurang
• Melanosit berkurang
Cardiovaskular

Pembuluh darah :
• Tunika intima menjadi lebih
tebal
• Tunika Media menjadi kaku
• Pembuluh darah berkurang
elastisnya
Sistem Cardiovascular
• Pembuluh darah
Sistem Respirasi

alveolus

bronkiolus

trakea
Sistem Penglihatan
• Pada usia 40-60 tahun  peningkatan kolesterol
dan low density lipoprotein (LDL) 
penumpukan di korena  annulus senilis.
• Muskulus siliaris:
– Anak-anak  cenderung datar
– Sekitar umur 45 thn  serabut otot dan jaringan
ikatnya.
– Setelah itu terjadi proses degenerasi  muskulus
atropi, juga hialinisasi.
– Tampak peningkatan jaringan ikat diantara
serabut-serabut muskulus siliaris dan nukleusnya
menipis. Tampak pula butiran lemak dan deposit
kalsium diantara serabut muskulus tersebut.
Sistem Penglihatan
• Lensa bening  sklerosis  keruh
• Iris: degenerasi  depigmentasi tampak ada bercak
berwarna muda sampai putih dan strukturnya
menjadi lebih tebal.
• Retina:
– terjadi degenerasi (Senile Degenaration)
 Gambaran Fundus mata yang mula-
mula merah jingga cemerlang menjadi
suram dan ada jalur berpigmen (Tygroid
Appearance) terkesan seperti kulit
harimau.
– Jumlah sel fotoreseptor berkurang
Sistem Penglihatan

Tygroid Appearance
Pemeriksaan MMSE
Cunningham,W.2003, Aging
and photo-aging. in: Baran R,
Maibach HI, (eds). Textbook of
Cosmetic Dermatology, 2nd
edn. London: Martin
dunitz,pp. 455-67.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


BAGI DOKTER PELAYANAN
PRIMER EDISI I. Ikatan
Dokter Indonesia. Jakarta:
PERDOSI. 2013. Hal 288
Watupongoh H H V. Kuliah Pakar Aging Process. Departemen Ilmu
Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. 5
oktober 2017. Slide 3
Tabel Intepretasi Score MMSE

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER


EDISI I. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta: PERDOSI. 2013. Hal 288
PEMERIKSAAN GERIATRI
M N A (Mini-Nutritional
Assessment)
BERAT BADAN TINGGI LUTUT
Patella → Plantar Pedis
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT = 2
𝑇𝐵 (𝑚)

♂ TB = 59,01+(2,08 x TINGGI LUTUT)


♀ TB = 75,00+(1,91 x TINGGI LUTUT)–(0,17 X UMUR)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER


PELAYANAN PRIMER EDISI I. Ikatan Dokter
Indonesia. Jakarta: PERDOSI. 2013. Hal 288
Contoh: Ny. X usia 65 tahun, BB 80kg, tinggi
lutut 40cm

TB=75,00+(1,91 x TINGGI LUTUT)–(0,17 X


UMUR)
TB=75+(1,91x40)-(0,17x65)
TB=75+76,4-11,05
TB=140,35 cm

IMT = 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝑇𝐵2 (𝑚)
80
IMT = 1,4 2

80
IMT = 1,96 = 40,8 →
Nilai=3
LINGKAR LENGAN ATAS LINGKAR BETIS
Pertengahan Acromion → Pertengahan Patella →
Olecranon Plantar Pedis
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER EDISI
I. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta: PERDOSI. 2013. Hal 288
Penyakit yang Sering Terjadi pada
Lansia
Ulkus Dekubitus

Kerusakan kulit sampai jaringan di


bawah kulit, otot dan bahkan
tulang akibat iskemia pada kulit
(kutis dan subkutis) karena
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
penekanan pada suatu area secara
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
terus menerus. ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Blader (Kandung Kemih)

Inkontinensia Urin

Overactive Bladder
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
GIT (Gastro Intestinal)

Konstipasi

Inkontinensia Alvi
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Psikologis
Depresi
• Komplikasi : malnutrisi, pneumonia (akibat
imobilisasi), efek samping obat antidepresi,
resiko bunuh diri.

Demensia
• Gangguan fungsi kognitif (intelektual) dan
memori.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:
M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Sindrom Delirium (Acute
Confusional State)
• Gangguan kognitif global berupa
gangguan memori (recent memory =
jangka pendek), gangguan persepsi
(halusinasi, ilusi) atau gangguan
disorientasi (waktu, tempat, orang).

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:


M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Vaskular (Pembuluh Darah)

• Pengurangan elastisitas arteri atau


terjadi proses sclerosis terutama
pada arteri besar menyebabkan
peningkatan tekanan sistolik dan
Hipertensi diastolic yang lebih rendah atau
kenaikan teknanan nadi (pulse
pressure)
• Komplikasi : Penyakit ginjal kronik

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:


M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Osteoporosis
• Akibat menopause terjadi :
– Peningkatan reabsorbsi tulang sehingga insidens fraktur
(terutama vertebra dan radius distal) meningkat.
– Penurunan densitas tulang (terutama trabecular).
– Estrogen berperan menurunkan berbagai sitokin sehingga
meningkatkan aktivitas osteoklast.

• Pada Pria:
– Akibat kehilangan massa tulang trabecular karena
penurunan pembentukan tulang yang menyebabkan
penipisan trabecular, tetapi jumlah dan konektivitas
trabecular masih tetap.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:


M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Mata

Katarak

Glaucoma

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi:


M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
III Edisi VI. Jakarta : Interna Publihing; 2014 ED.6.Jakarta: EGC; 2005
Perawatan pada Lansia
Perawatan pada Lansia
• Suatu rangkaian kegiatan proses perawatan
pada lansia yang bertujuan untuk
mengoptimalkan fungsi kesehatan baik fisik
dan mental dan mempertahankan dan
merawat lansia untuk kemampuan
ketahanan daya hidup dan samangat
hidupnya.

Nugroho W. Keperawatan Gerontik Tamher, S. Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta :


& Geriatrik. Jakarta : EGC; 2008 Salemba Medika. 2008
1. Nursing Home

• Nursing home diperuntukkan diberbagai


negara di dunia untuk perawatan lansia.
• Merupakan sebuah tempat tinggal yang
memiliki berbagai fasilitas kesehatan dan
sosial yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar lanjut pada lansia.

Nugroho W. Keperawatan Gerontik Tamher, S. Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta :


& Geriatrik. Jakarta : EGC; 2008 Salemba Medika. 2008
2. Hospital Based-Service

• Hospital Based-Service bertujuan untuk


memenuhi kebutuhan perawatan lansia
dengan fasilitas unit geriatri.
• Fokus program ini adalah untuk membantu
lansia yang memiliki masalah kompleks
sehingga adanya lingkungan yang
disesuaikan secara khusus.

Nugroho W. Keperawatan Gerontik Tamher, S. Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta :


& Geriatrik. Jakarta : EGC; 2008 Salemba Medika. 2008
3. Community-Based Services for
Elderly
• Community-Based Services for Elderly yaitu,
suatu kegiatan yang membantu lansia dalam
melakukan aktifitas kehiduan sehari-hari.
• Yang meliputi: adult day care, respite service,
dan program promosi kesehatan.

Nugroho W. Keperawatan Gerontik Tamher, S. Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta :


& Geriatrik. Jakarta : EGC; 2008 Salemba Medika. 2008

Anda mungkin juga menyukai