Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Bronkopneumonia

Oleh:
Angnes Dera Mustika
I11110001

Pembimbing:
Dr. Widy Setiawan, Sp A

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENYAJIAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : By. M.A
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Usia : 2 bulan 20 hari
Identitas Ayah Ibu
• Agama : Islam
Nama Tn. H.S Ny. U.M
• Alamat : Jl. Koyoso No.85 A
• Tanggal Lahir : 14 Mei 2017 Umur 39 tahun 27 tahun
• Urutan Anak : Anak kedua dari dua Pendidikan S1 S1
bersaudara
• Usia Ayah : 39 tahun Pekerjaan Karyawan Ibu rumah
• Usia Ibu : 27 tahun Swasta Tangga
• Tanggal MRS : 03 Agustus 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Batuk

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien batuk sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit disertai
demam yang tidak terlalu tinggi, demam turun dengan pemberian
parasetamol. Batuk dirasa semakin hari semakin sering, batuk tidak sampai
membuat pasien menarik napas dalam setelah batuk. Kadang terdengar
suara napas berbunyi “grok-grok” terutama saat tidur malam hari. Pasien
juga sering menyingsingkan hidung seperti pernapasan tersumbat. Tidak
terdapat muntah. Pasien masih dapat menghisap susu dengan baik. Tidak
terlihat bibir biru.
ANAMNESIS
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sudah dibawa
oleh orang tua ke puskesmas namun dirasa belum ada perbaikan. Satu hari
sebelum masuk rumah sakit pasien di bawa orang tua ke poli klinik dokter
spesialis anak dan diberikan obat Pseudoefedrin HCL, Cefixim, Cetirizin, dan
Parasetamol. Orang tua pasien juga disarankan oleh dokter untuk segera
membawa anak kembali ke rumah sakit apabila dirasa nafas pasien
semakin cepat ≥ 50 kali dalam 1 menit, yang mana orang tua pasien sudah
diajarkan cara menghitung napas oleh dokter tersebut.
Keluhan BAB cair, muntah, keluhan berkemih, muncul ruam pada
kulit tidak ada.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan serupa belum pernah dialami oleh pasien.
• Riwayat rawat inap di rumah sakit tidak ada.
• Tidak ada riwayat mengi sebelumnya.
• Riwayat alergi susu sapi tidak dapat dievaluasi karena saat ini pasien
mendapatkan ASI ekslusif.
• Riwayat alergi pada kulit sebelumnya tidak ada.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tiga minggu yang lalu kakek pasien yang tinggal serumah dengan
pasien menderita infeksi saluran pernapasan serta menjalani rawat inap
dirumah sakit.
• Dua minggu yang lalu kakak laki-laki pasien dirawat inap di rumah sakit
karena demam berdarah dan juga terdapat keluhan batuk dan pilek.
• Tidak ada anggota kelurga yang menderita tuberkulosis mupun pernah
menjalankan pengobatan tuberkulosis.
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat asma maupun
riwayat atopi lainnya.
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung
bawaan.
ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Selama kehamilan, ibu sering memeriksakan kandungan di
puskesmas. Antenatal care kurang lebih 7 kali di puskesmas, 2 kali pada
trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua dan 3 kali pada trimester
ketiga. Selama kehamilan baik trimester pertama sampai ketiga, ibu pasien
tidak pernah mengeluhkan adanya masalah pada kehamilan. Riwayat sakit
campak maupun sakit berat lain saat kehamilan tidak ada. Riwayat
konsumsi obat atau jamu maupun herbal yang diluar pemberian dokter
tidak ada. Riwayat konsumsi alkohol dan merokok tidak ada.
Bayi lahir cukup bulan, persalinan dengan operasi caesar di
Rumah sakit. Bayi lahir langsung menangis. Berat badan saat lahir 3250 g
dan panjang badan 48 cm.
Kesimpulan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik
ANAMNESIS
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai saat ini.
Kesimpulan: Riwayat nutrisi baik

Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang sudah didapatkan yaitu HB0 paska persalinan dan OPV0 sebelum pulang
ke rumah, serta BCG pada umur 1 bulan.
Kesimpulan: Riwayat imunisasi sesuai jadwal

Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbumbhan dan perkembangan pasien sesuai dengan usianya. Berat badan dan
panjang badan pasien bertambah dengan baik saat kontrol untuk imunisasi BCG. Saat ini
pasien sudah dapat merespon senyuman jika diajak bermain ataupun diajak bicara. Pasien
dapat menoleh kanan dan kiri memberikan respon jika diajak berbicara ataupun bermain.
Kesimpulan: Riwayat tumbuh kembang baik.
ANAMNESIS
Riwayat Sosioekonomi, Tempat tinggal dan Lingkungan
Pasien merupakan anggota BPJS kelas I. Ayah pasien merupakan
karyawan swasta dan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Pendidikan kedua
orang tua pasien yaitu S1.
Di rumah pasien tinggal berenam bersama kedua orang tua, kakak laki-
laki, serta kakek dan nenek pasien. Pasien tidur sekamar dengan kedua orang tua,
dan terpisah kamar dengan kakak maupun kakek dan nenek pasien.
Tiga minggu yang lalu kakek pasien yang tinggal serumah dengan pasien
menderita infeksi saluran pernapasan serta menjalani rawat inap dirumah sakit. Dua
minggu yang lalu kakak laki-laki pasien dirawat inap di rumah sakit karena demam
berdarah dan juga terdapat keluhan batuk dan pilek.
Simpulan: Tingkat pendidikan orang tua pasien tinggi, tingkat social
ekonomi menengah ke atas. Keluarga yang tinggal serumah beresiko
menularkan infeksi pada pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis (E4 M6 V5)
Tanda Vital
– Heart Rates: 148 x/menit, reguler
– Respirasi : 54 x/menit
– Suhu : 36,8o C
Kesimpulan: Pernapasan cepat, HR dan suhu tubuh dalam
batas normal.
PEMERIKSAAN FISIK

– Usia : 2 bulan 20 hari


– Berat Badan : 5,6 kg
– Panjang Badan : 61 cm

Status Gizi
BB/U : -2 < Z < +2 (Normal)
PB/U : -2 < Z < +2 (Normal)
BB/PB : -2 < Z < +2 (Normal)
Kesan : Gizi baik
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

 Kulit : sianosis (-)


 Kepala : normocephali, wajah sembab (-), ubun-ubun cekung (-)
 Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), injeksi konjungtiva (-/-), cekung
(-), refleks cahaya langsung (+), pupil isokor (3mm/3mm)
 Telinga : sekret (-), meatus tidak eritem, tidak edem, membran timpani tidak
dinilai
 Hidung : rhinorhea (-), pembesaran konka nasalis inferior (+/-), pernafasan
cuping hidung (-)
 Mulut : stomatitis (-), typhoid tongue (-)
 Tenggorokan : faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (T1/T1), selaput (-)
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
 Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi: iktus kordis teraba di SIC 5 linea midclavicula sinistra, thrill (-)
 Perkusi: batas kanan jantung di SIC 4 linea parasternal dekstra, batas kiri jantung
di SIC 5 linea midclavicula sinistra, dan pinggang jantung di SIC 3 linea
parasternal sinistra.
 Auskultasi: S1 tunggal/ S2 split tak konstan, reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
 Inspeksi: bentuk dada simetris statis dan dinamis, retraksi subcostal (+),
hiperinflasi (-)
 Palpasi: fremitus taktil kanan sama dengan kiri.
 Perkusi: sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi: suara nafas dasar: vesikuler (+/+), crackles (+/+), wheezing
(+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
 Inspeksi : simetris, tampak benjolan/massa (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
 Genital : fimosis (-)
 Anus/Rektum : ada
 Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik, ADP kuat angkat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi rutin
• WBC = 10 x 103 /µL
• RBC = 3,52 x 106 /µL
• HGB = 11 g/dL
• HCT = 27,4%
• PLT = 551 x 103 /µL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax

• Corakan bronkovaskular paru


kasar, bercak-bercak
retikulogranuler di paracardial
kanan.
• Cor besar dalam batas norml,
pelebaran mediastinal space di
suprahiler (thymus?)
• Sinus costophrenicus lancip,
diafragma baik.
• Tulang costa tervisualisasi intak.

Kesan : Bronkopneumonia
RESUME
• Pasien By M.A usia 2 bulan 20 hari datang dengan keluhan batuk sejak
2 minggu SMRS disertai demam tidak terlalu tinggi. Satu hari sebelum
masuk rumah sakit pasien di bawa orang tua ke poli klinik dokter
spesialis anak dan diberikan obat Pseudoefedrin HCL, Cefixim, Cetirizin,
dan Parasetamol. Keluhan belum membaik dan napas dirasakan
semakin cepat. Tiga minggu yang lalu kakek pasien yang tinggal
serumah dengan pasien menderita infeksi saluran pernapasan serta
menjalani rawat inap dirumah sakit.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan frekuansi napas 54 kali/mnt,
pembesaran konka nasalis inferior dextra, retraksi subcostal, crackles
(+/+), wheezing (+/+).
• Dari pemeriksaan rontgen thorax didapatkan hasil kesan
bronkopneumonia.
DIAGNOSIS

Diagnosis kerja Diagnosa banding


Bronkopneumonia • Bronkiolitis
• Asma
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Medikamentosa


 Pasang OGT/NGT  Inf RL Maintanance 2/3 HS  15
 Target SpO2 ≥ 92% (O2 0,5 cc/jam
sampai 1 lmp)  Inj Cefotaxim 250 mg/12 jam
 Nutrisi  Nebulisasi combivent ½ respul
 kebutuhan energi 392 kkal/hari ditambahkan NaCl 0,9% 2 cc
 kebutuhan protein 5,6 g/hari tiap 6 jam
 kebutuhan cairan 560 cc/hari
 Salbutamol syrup 3 x 1/3 cth
 Cetirizin syrup 2 x ½ cth
PROGNOSIS

• Ad Vitam : dubia ad bonam


• Ad Functionam : dubia ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Rontgen Thorax :
Bronkopneumonia
Non Medikamentosa
 Pasang OGT/NGT
Pada anak dengan distress pernapasan berat, pemberian makan peroral
harus dihindari. Makanan dapat diberikan lewat NGT.
 Target SpO2 ≥ 92%
Medikamentosa
 Inj Cefotaxim 250 mg/12 jam
CAP dengan febris pada pasien usia 3 mggu- 3 bulan diberikan antibiotik
cefotaxim 50 mg/kg tiap kali pemberian.
 Nebulisasi combivent ½ respul ditambahkan NaCl 0,9% 2 cc
tiap 6 jam
Salbutamol: 2,5 mg/2,5 ml tiap 3-6 jam
Ipratropium 0,25 ml-1 ml tiap 4-8 jam
 Salbutamol syrup 3 x 1/3 cth
1-4 th : 2 mg/kgBB/dosis
 Cetirizin syrup 2 x ½ cth
2,5 mg/hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai