Laporan Kasus BS
Laporan Kasus BS
EPIDURAL HEMATOMA
(EDH)
KLASIFIKASI
Sub Akut
Kronik
1. Trauma kepala
merobek arteri meningea media dan kadang
arteri meningea posterior selain juga bisa
disebabkan oleh perdarahan vena/sinus
Sekunder
Perdarahn
pembuluh
dan
Karena gaya darah di
tidak terjadi kumpulan
kompresi bawah
fraktur darah antara
yang timbul tempat
tulang tulang
akibat osilasi benturan
tengkorak tengkorak
indentasi dapat juga
dan
pecah
duramater
Cont”
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran Hiperdens
berbentuk bikonveks
Head CT-Scan
Gambaran Hiperintens
berbentuk bikonveks
MRI
PENATALAKSANAAN
- Penatalaksanaan cedera kepala meliputi survei primer dan survei
sekunder.
- Survei primer :
- A (airway),
- B (breathing),
- C (circulation),
- D (disability), dan
- E (exposure/environmental control) yang kemudian dilanjutkan
dengan resusitasi.
Pengobatan
Kriteria klinis:
• • Dilatasi pupil ipsilateral
• • Hemiparese kontralateral
• • Lucid interval/penurunan GCS tiba-tiba
• Pembedahan explorative burrhole positif
kraniotomi evakuasi hematoma dan hemostasis
yang cermat.
BURR HOLE
TEKNIK :
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kimia darah
Ct-Scan
• Epidural hematom
volume kira-kira 38 cc
di lobus temporal
dextra
• Sinusitis sphemoidalis
bilateral
• DIAGNOSIS
Epidural Hematoma (EDH) temporal dextra
• PENATALAKSANAAN
Bed rest dengan elevasi kepala 300
O2 3 lpm
IVFD Nacl 20 tpm
Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
Inj. Ranitidin 50 mg/8j/iv
Inj. Paracetamol 1 gr/8j/iv
Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
Phenytoin 100 mg/8j.iv
Manitol 125 ml/8j
Rencana craniotomy evakuasi hematom tgl 05
maret 2018
Follow up
Senin, tanggal 05 Maret 2018 (PH.1)
S : Sakit kepala (+), demam (-), mual (+), muntah (-) BAB biasa, BAK lancar
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,9 0C
TD : 110/80
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher : hematoma region temporal dextra 3x3 cm
Hidung : vulnus ekskoriatum regio nasalis (+)
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH) temporal dextra
P : Dilakukan Operasi
Pukul (11.30) Pasien di dorong ke kamar operasi.
Dilakukan pemasangan infus dan pre medikasi :
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Injeksi Ceftriaxone 500 mg/12 jam/iv (Skin test)
Pukul 11. 30 Pasien masuk di kamar operasi.
Laporan Operasi
• Ahli Bedah : dr. Frenkly, Sp.BS
• Anestesiologi : dr. Salsiah, Sp.An
• Lama operasi : 12.05 – 13.30 (1,5 jam)
Laporan operasi
1. Pasien baring supine di meja operasi, kepala noleh kiri, shoulder roll
kanan
2. Desinfeksi area operasi dengan kasa steril dan betadin
3. Preposisi dan dropping area op. secara steril. Injeksi lido-epi di area
incise
4. Incise trauma flap, diseksi flap dan otot secara bersama
5. Identifikasi fraktur temporal dextra. Burrhole 4 lubang dilanjutkan
craniotomy
6. Elevasi bone flap dan evakuasi EDH
7. Jahit dural back up dan bonewax untuk control perdarahan.
8. Kembalikan bone flap dan fiksasi tulang
9. Pasang drain subperiosteal. Jahit fiksasi dan tutup scalp
10. Operasi selesai
• Gambaran lokasi operasi craniotomy nn.A :
Follow up
Selasa, tanggal 06 Maret 2018 (PH.2)
S : Sakit kepala (+), nyeri post op (+), demam (-), mual (-), muntah (-) BAB
biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,5 0C
TD : 120/80
Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. tidak mudah berdarah
Hidung : vulnus ekskoriatum regio nasalis (+)
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH) temporal dextra
P ::
- Bed rest dengan elevasi kepala 300
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j/iv
- Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
- Phenytoin 100 mg/8j/iv
- Asam Traneksamat 500 mg/8j/iv
- Manitol 125 ml/8j
Follow up
Rabu, tanggal 07 Maret 2018 (PH.3)
S : Sakit kepala (+) berkurang, nyeri post op (+), demam (-), mual (-),
muntah (-) BAB biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. tidak mudah berdarah
Hidung : vulnus ekskoriatum regio nasalis (+)
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH)
P ::
- Bed rest dengan elevasi kepala 300
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Inj. Ranitidin 50 mg/8j/iv
- Inj. Paracetamol 1 gr/8j/iv
- Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
- Phenytoin 100 mg/8j.iv
Follow up
Kamis, tanggal 08 Maret 2018 (PH.4)
S : Sakit kepala berkurang, nyeri post op (-), pusing (+), demam (-), mual (-
), muntah (-) BAB biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80
Nadi : 87 kali/menit
Respirasi : 23 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. tidak mudah berdarah
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH)
P ::
- Bed rest dengan elevasi kepala 300
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Inj. Ranitidin 50 mg/8j/iv
- Inj. Paracetamol 1 gr/8j/iv
- Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
- Phenytoin 100 mg/8j.iv
Follow up
Jum’at, tanggal 09 Maret 2018 (PH.5)
S : Sakit kepala berkurang, nyeri post op (+), demam (-), mual (-), muntah (-
) BAB biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. tidak mudah berdarah
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH)
P ::
- Bed rest dengan elevasi kepala 300
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Inj. Ranitidin 50 mg/8j/iv
- Inj. Paracetamol 1 gr/8j/iv
- Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
- Phenytoin 100 mg/8j.iv
Follow up
Sabtu, tanggal 10 Maret 2018
S : Sakit kepala berkurang, nyeri post op (-), demam (-), mual (-), muntah (-
) BAB biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. tidak mudah berdarah
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH)
P ::
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Inj. Ranitidin 50 mg/8j/iv
- Inj. Paracetamol 500 mg/8 jam/iv
- Inj. Piracetam 3 gr/8j/iv
- Phenytoin 100 mg/8j/iv
- Mobilisasi duduk sd jalan
- Aff infus
Follow up
Minggu, tanggal 11 Maret 2018
S : Sakit kepala berkurang, nyeri post op berkurang, demam (-), mual (-),
muntah (-) BAB biasa, BAK lancer.
O :Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital : Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor ( 2,5 mm + 2,5mm)
Kepala – Leher: Normocephal, tampak luka op. kering (+)
Paru-paru : Auskultasi : Vesikuler(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : Auskultasi : BJ I/II Murni Reguler
Abdomen : Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Organomegali (-)
A : Epidural Hematoma (EDH)
P ::
- Cefadroxyl 500 mg 2x1 tab
- Ranitidin 150 mg 2x1 tab
- Paracetamol 500 mg 3x1 tab
- Piracetam 800 mg 3x1 tab
- Phenytoin 100 mg 3x1 tab
- Mobilisasi duduk sd jalan
- Rawat jalan
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini kami dapat menegakkan diagnosis
dengan :
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis fisik penunjang
Prinsip
• Cedera kepala penyebab hampir setengah dari
seluruh kematian akibat trauma bagian dari
kegawatdaruratan medik
• Pasien datang dengan cedera kepala primary survey
(ABCDE) secondary survey
• Penanganan cedera kepala menurut Prof.Satyanegara
6B
• Pada awal datang pasien dilakukan primary survey dengan
melakukan ABCDE.
• Airway pasien didapatkan paten, tidak ada jejas servikal,
maupun sumbatan jalan napas. Dari Breathing, napas
spontan 22x/menit dipasang nasal kanul O2 2 lpm,
Circulation, nadi regular teraba kuat, tekanan darah 120/80
mmHg. Disability, pasien sadar, GCS E4M6V5, pupil isokor
3mm/3mm, reflex cahaya +/+. Exposure, terdapat
hematoma region temporal kanan 3cm x 3cm.
▫ Kepala
Jejas (-), vulnus (+) regio nasalis
Racoon eyes (-), Pupil isokor (+/+), konjungtiva
anemis (-/-)
Battle sign (-)
ATLS
Cont”
Kemudian pada pasien ini dilakukan pemeriksaan CT
scan dan didapatkan epidural hematoma di temporal
dextra dengan gambaran lesi hiperdens bikonveks
pada region temporal dextra pada 6 slice CT scan
sehingga volume diperkirakan sekitar 38 cc. Sehingga
pada pasien ini didiagnosis dengan cedera kepala
ringan dengan GCS 15 dan Epidural Hemmorhage
temporal dextra 38 cc. Sehingga sesuai dengan
syarat evakuasi EDH yaitu volume di atas 30 cc
tanpa memandang GCS maka pada pasien ini
direncanakan operasi kraniotomi EDH.
Pada pasien sesuai dengan syarat evakuasi EDH
didapatkan volume di atas 30 cc tanpa memandang
GCS maka pada pasien ini direncanakan operasi
kraniotomi EDH. sehingga operasi craniotomy yang
dilakukan dengan teknik insisi temporofrontal,
Post operasi diberikan RL 20 tpm, inj. ceftriaxone
1gr/12j/iv, inj. ketorolac 30 mg/8j/iv, inj.
piracetam 3 gr/8j/iv sebagai neuroprotektor,
phenytoin 100 mg/8j/iv sebagai antikonvulsan,
manitol 25 ml/8j yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan intracranial serta dilakukan
elevasi kepala.
Daftar pustaka
• PERDOSSI. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres; 2011
• Charlie dicky Arnold. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Outcome Pasien Pasca
Operasi Hematoma Epidural ( EDH ), 2013. Fakultas kedokteran Universitas Andalas
• ATLS. 2013. Subcommittee; American College of Surgeons’ Committee on
Trauma; International ATLS working group. Advanced trauma life support (ATLS®): the ninth
edition
• Brain Anatomy. http://www.yourarticlelibrary.com/biology/human beings/useful-notes-on-
the-scalp-and-face-of-human-beings-human anatomy/9353/
• Christopher, 2013, Scalp Anatomy. Medscape https://healthbuds.in/surgery-
procedures/craniotomy-for-edh.html diakses tanggal 5 maret 2018 pukul 16.30.
• Steiner LA, Czosnyka M, Piechnik SK, et al. Continuous monitoring of cerebrovascular pressure
reactivity allows determination of optimal cerebral perfusion pressure in patients with
traumatic brain injury. Crit Care Med. Apr 2002;30(4):733-738. PMID: 11940737.
• Jose Maria Pascual, Ruth P. Surgical Management of Severe Closed Head Injury in Adults.
• Merchut, 2014. Trauma to the Nervous
System.http://www.stritch.luc.edu/lumen/MedEd/neurology/TraumaNervousSystem.pdf.
• Slide Kuliah Prof. Amiruddin Aliah, MM, Sp.S. Gejala Klinis epidural hematom .. 2014.
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Makassar
• Neurologi klinik, pemeriksaan fisik dan mental, Jakarta : fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. 2015 page 17
• Ullman, J. 2016. Epidural Hematomas Treatment & Management. Medscape
• Lee; Oei, S., Manning P., 2015. Guide to the Essential in Emergency Medicine. Second Edition.
Mc. Graw Hill Education: Singapore
Komplikasi
Arteri serebral
Herniasi
anterior, posterior
subfalcine
tersumbat
Infark
EDH serebral
Herniasi ke
Perdarahan
bawah batang
Duret
otak