Anda di halaman 1dari 43

Nova Fridalni

• Instrumen penelitian adalah alat yang


digunakan untuk pengumpulan data.
• Menyusun instrumen merupakan
langkah penting dalam pola prosedur
penelitian.
• Instrumen berfungsi sebagai alat bantu
dalam mengumpulkan data yang
diperlukan.
• Tidak semua instrumen cocok digunakan
dalam semua jenis penelitian.
• Instrumen yang dapat digunakan sangat
tergantung pada jenis data yang
diperlukan sesuai dengan masalah
penelitian.
• Sebelum menetapkan instrumen
penelitian maka terlebih dahulu perlu
memahami jenis data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian.
• Menyusun instrumen pada dasarnya
adalah menyusun alat evaluasi, karena
mengevaluasi adalah memperoleh data
tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil
yang diperoleh dapat diukur dengan
menggunakan standar yang telah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
• Dalam hal ini terdapat dua macam alat
evaluasi yang dapat dikembangkan
menjadi instrumen penelitian, yaitu tes
dan non-tes.
• Bentuk instrumen berkaitan dengan
metode pengumpulan data, misal
metode wawancara yang instrumennya
pedoman wawancara.
• Metode angket atau kuesioner,
instrumennya berupa angket atau
kuesioner.
• Metode tes, instrumennya adalah soal
tes
• Metode observasi, instrumennya
bernama chek-list.
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim
(1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk
menghasilkan data yang akurat, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun instrumen penelitian :
• Masalah dan variabel yang diteliti
termasuk indikator variabel, harus jelas
dan spesifik, sehingga dapat dengan
mudah menetapkan jenis-jenis instrumen
yang diperlukan.
• Sumber data atau informasi baik jumlah
maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan dasar
dalam menentukan isi, bahasa,
sistematika, dan sistematika item dalam
instrumen penelitian.
• Keterangan dalam instrumen itu sendiri
sebagai alat pengumpul data baik dari
keajekan, kesahihan, maupun
objektivitasnya.
• Jenis data yang diharapkan dari
penggunaan instrumen harus jelas,
sehingga peneliti dapat memperkirakan
cara analisis data guna memecahkan
masalah penelitian.
• Mudah dan praktis digunakan, tetapi
dapat menghasilkan data yang
diperlukan.
Langkah-langkah Menyusun
Instrumen Penelitian
1. Analisis Variabel Penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi
subvariabel kemudian mengembangkannya
menjadi indikator-indikator merupakan
langkah awal sebelum instrumen itu
dikembangkan.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala
peneliti sudah memahami dengan pasti
tentang variabel dan indikator penelitiannya.
Satu variabel mungkin hanya memerlukan
satu jenis instrumen atau mungkin
memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
3. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam
merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus
mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian,
jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta
waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga
harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap
variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar
atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya.
• 4. Menyusun Item Instrumen
• Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah
selanjutnya adalah menyusun item pertanyaan sesuai
dengan jenis instrumen yang akan digunakan.
• 5. Mengujicobakan Instrumen
• Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat reliabilitas dan validitas serta keterbacaan
setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba
ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti
dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan
dari subjek uji coba.
JENIS INSTRUMEN PENELITIAN
Tes
a. Pengertian
• Tes adalah instrumen atau alat untuk
mengumpulkan data tentang kemampuan
subjek peneliti dengan cara pengukuran,
misalnya untuk mengukur kemampuan subjek
penelitian dalam menguasai nateri pelajaran
tertentu digunakan tes tertulis tentang materi
tersebut.
Angket (Quesioner)
a. Pengertian
• Angket adalah instrumen penelitian berupa
daftar pertanyaan atau pernyataan secara
tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh
responden sesuai dengan petunjuk
pengisiannya. Angket dapat digunakan peneliti
untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
• Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki
kelebihan di antaranya sebagai berikut:
• Angket dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dari sejumlah responden
atau sumber data yang jumlahnya cukup
besar.
• Data yang terkumpul melalui angket akan
mudah dianalisis.
• Responden akan memiliki kebebasan untuk
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan
keyakinannya.
• Responden tidak akan terburu-buru
menjawab setiap pertanyaan, pengisian
angket tidak terlalu terikat oleh waktu.
• Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya:
• Belum menjamin responden akan
memberikan jawaban tepat sesuai dengan
keyakinannya.
• Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh
responden yang dapat membaca dan menulis.
• Angket hanya dapat menggali masalah yang
terbatas.
• Kadang-kadang ada responden yang tidak
bersedia untuk mengisi angket karena alasan
kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
Langkah Menyusun Angket
• Beberapa petunjuk cara menyusun
angket:
• Buatlah kata pengantar terlebih dahulu
secara singkat sebelum pertanyaan-
pertanyaan angket disusun.
• Buatlah petunjuk cara pengisian angket
dengan jelas dan ringkas.
• Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan
salah pengertian.
• Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas,
dan sederhana, sehingga tidak menguras
tenaga dan pikiran responden ketika
membaca angket.
• Sebaiknya setiap pertanyaan hanya
mengandung satu persoalan yang ditanyakan.
• Apabila ada kata-kata yang memerlukan
penekanan, maka sebaiknya diberi tanda,
seperti dengan menebalkan kata atau kalimat,
menggaris bawahi, atau menulikan dalam
warna yang berbeda kata tersebut.
• Pertanyaan setiap item angket tidak
menggiring pada jawaban yang diinginkan
peneliti.
• Angket harus dibuat semenarik mungkin.
Wawancara
• Wawancara (interview) adalah teknik
pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
cara dialog baik secara langsung (tatap muka)
maupun melalui saluran media tertentu
antara pewawancara dengan yang
diwawancarai sebagai sumber data.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan
data yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif.
Observasi
• Observasi adalah teknik pengumpulan
data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal
yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi.
Instrumen Observasi
Check List
• Check list atau daftar cek adalah pedoman
observasi yang berisikan daftar dari semua
aspek yang diamati. Dengan pedoman
tersebut observer (pengamat) memberi tanda
cek (√) untuk menentukan “ada atau tidak
ada” sesuatu berdasarkan hasil
pengamatannya.
Rating Scale
• Skala penilaian (rating scale) adalah instrumen
observasi yang berisi tentang segala aspek
yang diobservasi yang dikategorikan dalam
bentuk skala yang dijadikan pedoman oleh
observer untuk menentukan beberapa aspek
yang diobservasi itu berada dalam rentangan
tertentu.
Dokumentasi
• Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang
artinya barang-barang tertulis. Didalam
• melaksanakan metode dokumentasi,
penelitian menyelidiki benda-benda tertulis
seperti bukubuku,
• majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.
• Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas
dua macam yaitu pedoman dokumentasi
• yang memuat garis-garis besar atau kategori
yang akan dicari datanya, dan check-list yang
• memuat daftar variabel yang akan
dikumpulkan datanya. Perbedaan antara
kedua bentuk
• instrumen ini terletak pada intensitas gejala
yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi,
• peneliti cukup menuliskan tanda centang
dalam kolom gejala, sedangkan pada check-
list,
• peneliti memberikan tally pada setiap
pemunculan gejala.
Kriteria Instrumen Yang Baik
• Menurut Sevilla (1988) dalam Husein Umar
(2013), paling tidak ada lima kriteria agar
instrumen pengumpulan data dapat dikatakan
baik, yaitu:
Reliabilitas
• Reliabilitas adalah derajat ketepatan,
ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya
dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Pengujian secara internal adalah pengujian
dengan menganalisis konsistensi butir-butir
yang ada. Sedangkan pengujian secara
eksternal dapat dilakukan dengan test-retest.
a. Konsistensi Butir
• Buatlah dua instrumen yang butir-butir
pertanyaan atau pernyataannya ekuivalen.
Misalnya: “Berapa tahun usia anda?” adalah
sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?”
Lakukan pengujian dua instrumen ini pada
responden dan waktu yang sama, tetapi sekali
saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua
instrumen itu. Bila korelasinya positif dan
signifikan, maka instrumen dinyatakan
reliabel.
b. Test-Retest
• Cara ini adalah dengan mencobakan
instrumen beberapa kali kepada responden.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan dan berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen dinyatakan reliabel.
Validitas
• Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai
suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.
Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam
menetapkan validitas suatu instrumen
pengukuran adalah menghasilkan derajat yang
tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan
apa yang kita yakini dalam pengukuran. Untuk
menguji validitas instrumen, ada tiga komponen
yang harus dilakukan, yaitu:
a. Pengujian Validitas Konstruksi
• Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai
aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandasan teori selanjutnya didiskusikan
dengan ahli minimal tiga orang. Selanjutnya
lakukan uji coba instrumen pada sampel
sekitar 30 responden dari populasi yang akan
dipakai. Setelah data ditabulasikan maka uji
validitas konstruksi dilakukan dengan cara
mengorelasikan antar skor item instrumen.
• b. Pengujian Validitas Isi
• Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan
materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen
dalam bentuk non tes, dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan
rancangan atau program yang telah disiapkan.
Pada tiap instrumen terdapat butir-butir
pertanyaan maupun pernyataan.
• c. Pengujian Validitas Eksternal
• Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan
cara membandingkan antara kriteria yang ada
pada instrumen dengan fakta-fakta empiris
yang terjadi di lapangan.
Sensitivitas
• Sensivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai
kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk
masalah penelitian. Bila reliabilitas dan
validitas suatu tes tinggi, maka tampaknya tes
tersebut juga sensitif, mempertajam
perbedaan dalam derajat variasi-variasi
karakteristik yang diukur.
Objektivitas
• Objektivitas adalah sebagai derajat dimana
pengukuran yang dilakukan bebas dari
pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari
bias dan perasaan orang-orang yang
menggunakan tes.
Fisibilitas
• Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek
keterampilan, penggunaan sumber daya dan
waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya
menuntun keterampilan minimum dalam
menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi yang
menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Juga
mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi
kendala dalam penelitian, sehingga perlu
pertimbangan-pertimbangan agar penelitian
disesuaikan dengan kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai