digunakan untuk pengumpulan data. • Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. • Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. • Tidak semua instrumen cocok digunakan dalam semua jenis penelitian. • Instrumen yang dapat digunakan sangat tergantung pada jenis data yang diperlukan sesuai dengan masalah penelitian. • Sebelum menetapkan instrumen penelitian maka terlebih dahulu perlu memahami jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian. • Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. • Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes. • Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. • Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. • Metode tes, instrumennya adalah soal tes • Metode observasi, instrumennya bernama chek-list. Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian : • Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang diperlukan. • Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan sistematika item dalam instrumen penelitian. • Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnya. • Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian. • Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian 1. Analisis Variabel Penelitian Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu dikembangkan. 2. Menetapkan Jenis Instrumen Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau mungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. 3. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya. • 4. Menyusun Item Instrumen • Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan. • 5. Mengujicobakan Instrumen • Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek uji coba. JENIS INSTRUMEN PENELITIAN Tes a. Pengertian • Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek peneliti dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai nateri pelajaran tertentu digunakan tes tertulis tentang materi tersebut. Angket (Quesioner) a. Pengertian • Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Angket dapat digunakan peneliti untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif. • Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut: • Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar. • Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis. • Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya. • Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, pengisian angket tidak terlalu terikat oleh waktu. • Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya: • Belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat sesuai dengan keyakinannya. • Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh responden yang dapat membaca dan menulis. • Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas. • Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya. Langkah Menyusun Angket • Beberapa petunjuk cara menyusun angket: • Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan- pertanyaan angket disusun. • Buatlah petunjuk cara pengisian angket dengan jelas dan ringkas. • Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian. • Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas, dan sederhana, sehingga tidak menguras tenaga dan pikiran responden ketika membaca angket. • Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang ditanyakan. • Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, maka sebaiknya diberi tanda, seperti dengan menebalkan kata atau kalimat, menggaris bawahi, atau menulikan dalam warna yang berbeda kata tersebut. • Pertanyaan setiap item angket tidak menggiring pada jawaban yang diinginkan peneliti. • Angket harus dibuat semenarik mungkin. Wawancara • Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Observasi • Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Instrumen Observasi Check List • Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang diamati. Dengan pedoman tersebut observer (pengamat) memberi tanda cek (√) untuk menentukan “ada atau tidak ada” sesuatu berdasarkan hasil pengamatannya. Rating Scale • Skala penilaian (rating scale) adalah instrumen observasi yang berisi tentang segala aspek yang diobservasi yang dikategorikan dalam bentuk skala yang dijadikan pedoman oleh observer untuk menentukan beberapa aspek yang diobservasi itu berada dalam rentangan tertentu. Dokumentasi • Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam • melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, • majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya. • Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi • yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang • memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan antara kedua bentuk • instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, • peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check- list, • peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala. Kriteria Instrumen Yang Baik • Menurut Sevilla (1988) dalam Husein Umar (2013), paling tidak ada lima kriteria agar instrumen pengumpulan data dapat dikatakan baik, yaitu: Reliabilitas • Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pengujian secara internal adalah pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Sedangkan pengujian secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest. a. Konsistensi Butir • Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataannya ekuivalen. Misalnya: “Berapa tahun usia anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada responden dan waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen itu. Bila korelasinya positif dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel. b. Test-Retest • Cara ini adalah dengan mencobakan instrumen beberapa kali kepada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan dan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel. Validitas • Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan, yaitu: a. Pengujian Validitas Konstruksi • Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahli minimal tiga orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan maka uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengorelasikan antar skor item instrumen. • b. Pengujian Validitas Isi • Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk non tes, dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan rancangan atau program yang telah disiapkan. Pada tiap instrumen terdapat butir-butir pertanyaan maupun pernyataan. • c. Pengujian Validitas Eksternal • Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Sensitivitas • Sensivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan validitas suatu tes tinggi, maka tampaknya tes tersebut juga sensitif, mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakteristik yang diukur. Objektivitas • Objektivitas adalah sebagai derajat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes. Fisibilitas • Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumber daya dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntun keterampilan minimum dalam menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi kendala dalam penelitian, sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan kemampuan.