Anda di halaman 1dari 3

Osteoporosis

Osteoporosis adalah hal yang sering dijumpai dan menjadi da menjadi predisposisi untuk
terjadinya fraktur tulang akibat adanya penurunan kuantitatif dan kedua komponen matriks
tulang (osteroid dan hidroksiapatit). Sebanyak 50% wanita dan 15% pria mengalami fraktur
yang berhubungan dengan osteoporosis pada usia 90 tahun. Osteoporosis dapat bersifat
sekunder terhadap penyakit tertentu atau primer, osteoprosis primer lebih sering terjadi
pada wanita usia lanjut, terutama pada wanita yang terlambat menarche, mengalami
menopouse lebih cepat, atau memiliki riwayat oligomenorea dalam waktu lama (misalnya
atlet, anoreksia nervosa). Faktor resiko penting lainnya termasuk merokok,alkohol, gaya
hidup yang sedikit beraktivitas, adanya riwayat keluarga dan postur tubuh yang
kurus.Osteoporosis sekunder terjadi pada :

Penyakit endokrin: tirotoksikosis, penyakit Cushing, hipogonadisme,


hiperparatirodisme.

Penyakit reumatologis: atropi inlamasi, terutama yang diobati dengan steroid.

Penyakit saluran pencernaan: malabsorpsi, sirosis.

Neoplasia

Penggunaan obat-obatan terutama kortikosteroid, heparin, warfarin, dan fenitoin

Gambaran Klinis

Tanda khas dari osteoposis adalah fraktur yang terjadi akibat trauma ringan (pada tulang
radius dostal-fraktur colles- atau kolum femur) atau bahkan tanpa trauma sama sekali,
misalnya fraktur (baji) pada vertebra daerah torakal, menyebabkan berkurangnya tinggi
badan, kifosis tulang punggung yang berlebih (punuk janda) dan nyeri.

Diagnosis

Foto rontgen polos yang berguna untuk memperlihatkan fraktur yang berhubungan
dengan osteoporis.

Absorpsiometri rontgen emisi ganda digunakan un utk mengukur densitas tulang dan
menghitung derajat osteopenia (kehilangan tulang ringan-sedang) atau osteoposis
(kehilangan tulang berat). Pengukuran berguna pada orang-orang yang beresiko
(misalnya yang sedang menjalani terapi kortikosteroid, menopuse yang terjadi lebih
awal) untuk mengevaluai kebutuhan dan respons terhadap terapi proteksi tulang.

Penatalaksanaan

Pencegahan osteoporosis adalah tujuan utama kesehatan masyarakat dan strategi-strategi


berikut dipayakan untuk mengurangi angka kejadian osteoporosis dan komplikasinya:
Memaksimalkan massa tulang puncak pada dewasa: Wanita usia muda jangan merokok,
mengurangi minuman berlkohol dan berkafein dan meningkatkan asupan kalsium, serta
latihan menahan beban.

Mengurangi kecepatan hilangnya massa tulang: Wanita peri/pascamenopause yang


menggunakan prednisolon> 7,5 mg/ hari dan individu lain yang beresiko tinggi harus
menjalani pemeriksaan DEXA scan. Jika osteoporosis ditemukan secara signifikan, maka
harus diberikan HRT (pada wanita menopause), bifosfonat dan kalsium/vitamin D.

Pencegahan fraktur: Orang-orangdengan osteoporosis harus diperiksa secara rutin


untuk menemukan faktor-faktor yang dapat menyebabkan orang tersbut terjatuh
seperti obat-obatan yang menyebabkan hipotensi postural dan memberikan bantalan
tulang panggul sebagai pelindung (yang melindungi panggul dari fraktur). Defenisi
vitamin D sering dijumpai pada manula dan harus dipertimbangkan pemberian
suplemen.

Pada osteoporosis simtomatik, terpi ditujukan untuk menghiangkan gejala dan mencegah
fraktur lebih lanjut.Pengukuran DEXA setiap 3-4 tahun berguna untuk menilai keberhasilan
trerapi dan perlunya terpi alternatif/tambahan.

Pilihan terapi yang tersedia sekarang adalah :

Obat yang mengurangi resorpsi tulang: kombinasi elemen kalsium/vitamin D, bifosfonat,


dan terapi estrogen memberikan keuntungan. Kalsitonin berguna untuk mengurangi
nyeripada fraktur osteoporotik.

Obat lain yang masih dalam percobaaan atau tidak diketahui, termasuk fluorid, tiazid,
androgen, hormon pertumbuhan dan paratiroid.

Tanda Dan Gejala

- Sakit punggung

- Tidak ada gejala (seingkali)

Gejala lanjut ;

-Nyeri punggung mendadak dengan suara krek yang mengidentifikasian patah.

-Terdapat ponok pada tylang belakang.

-Tubuh memendek.

-Fraktur yang terjadi karena cidera ringan, terutama pada pinggang dan lengan.

Penyebab

-Kekurangan kalsium dan protein yang lamaa.

-Kadar estrogen yang rendah setelah menaupose.


-Penurunan aktivitas setelah usia lanjut

-Merokok

-Penggunaan obat-obatan kortison.

-Penyakit menahun, termasuk alkholisme.


-Kekyrangan

Anda mungkin juga menyukai