Anda di halaman 1dari 14

Tugas Askep Sistemyc Lupus

Eritematosus (SLE)

Oleh kelompok :
 DENI SANTIA FADLI
 FEBRI ARSALNI
 KRISDANIA MASLAYLA
 SENDY DESVARIYONA
 WIDIA AGUSTINA
A. DEFENISI
Lupus Eritematosus Systemik (LES) adalah suatu penyakit autoimun kronik
yang ditandai oleh terbentuknya antibodi-antibodi terhadap beberapa
antigen diri yang berlainan. Antibodi-antibodi tersebut biasanya adalah Ig G
atau Ig M dan dapat bekerja terhadap asam nukleat pada DNA atau RNA,
protein jenjang koagulasi, kulit, sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit. Komplek antigen antibodi dapat mengendap di jaringan kapiler
sehingga terjadi reaksi hipersensitivitas III, kemudian terjadi peradangan
kronik (Elizabeth, 2009).
Ada tiga bentuk lupus yang dikenal, yaitu:
a. Lupus systemic
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah gangguan autoimun kronis dimana
tubuh menghasilkan antibodi melawan jaringannya sendiri. Kompleks imun
ini bersirkulasi di dalam darah dan merangsang reaksi inflamasi di
pembuluh darah kecil, jaringan penyambung, dan membran serosa seluruh
tubuh, sehingga menimbulkan berbagai gejala.
b. Lupus discoid
Yaitu penyakit lupus yang menyerang kulit.
c. Lupus karena obat
Penyakit lupus yang muncul setelah penggunaan obat tertentu, seperti
hidralazin (Apresoline), metildopa (Aldomet), klorpromazin (Thorazine),
prokainamid (Pronestyl). (Barbara Engram, 1998).
B. Etiologi
Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui. Diduga faktor
genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi LES.
Kecenderungan terjadinya LES dapat berhubungan dengan perubahan
gen MHC spesifik dan bagaimana antigen sendiri ditunjukkan dan
dikenali. Wanita lebih cenderung mengalami LES dibandigkan pria,
karena peran hormon seks. LES dapat dicetuskan oleh stres, sering
berkaitan dengan kehamilan atau menyususi.
Pada beberapa orang, pajanan radiasi ultraviolet yang berlebihan
dapat mencetuskan penyakit. Penyakit ini biasanya mengenai wanita
muda selama masa subur. Penyakit ini dapat bersifat ringan selama
bertahn-tahun, atau dapat berkembang dan menyebabkan kematian
(Elizabeth, 2009).
C. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis dari LES biasanya dapat membingungkan, gejala yang paling sering
adalah sebagai berikut:

a. Poliartralgia (nyeri sendi) dan artiritis (peradangan sendi).

b. Demam akibat peradangan kronik

c. Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu-kupu) di pipi dan hidung.

d. Lesi dan kebiruan di ujung kaki akibat buruknya aliran darah dan hipoksia
kronik
SAMBUNGAN...

e. Sklerosis (pengencangan atau pengerasan) kulit jari tangan

f. Luka di selaput lendir mulut atau faring (sariawan)

g. Lesi berskuama di kepala, leher dan punggung

h. Edema mata dan kaki mungkin mencerminkan keterlibatan ginjal dan


hipertensi

i. Anemia, kelelahan kronik, infeksi berulang, dan perdarahan sering terjadi


karena serangan terhadap sel darah merah dan putih serta trombosit

(Elizabeth, 2009).
D. Patofisiologi LES
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi
kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang
berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh
kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya
terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya
matahari, luka bakar termal).
E. Komplikasi LES

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita LES adalah sebagai berikut:

a. Gagal ginjal adalah penyebab tersering kematian pada penderita LES.

b. Dapat terjadi perikarditis (peradangan kantong perikadium yang

mengelilingi jantung)

c. Peradangan membran pleura yang mengelilngi paru dapat membatasi

perapasan. Sering terjadi bronkhitis.

d. Dapat terjadi vaskulitis di semua pembuluh serebrum dan perifer.

e. Komplikasi susunan saraf pusat termasuk stroke dan kejang. (Elizabeth,

2009).
F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang di lakukan terhadap pasien LES meliputi:

a. ANA (anti nucler antibody).

 Tes ANA memiliki sensitivitas yang tinggi namun spesifisitas yang rendah.

b. Anti dsDNA (double stranded).

 Tes ini sangat spesifik untuk LES, biasanya titernya akan meningkat sebelum
LES kambuh.

c. Antibodi anti-S (Smith).

 Antibodi spesifik terdapat pada 20-30% pasien.

d. Anti-RNP (ribonukleoprotein), anti-ro/anti SS-A, antikoagulan lupus)/anti-


SSB, dan antibodi antikardiolipin. Titernya tidak terkait dengan kambuhnya LES.
G. Penatalaksanaan LES

a. Penatalaksanaan medis

Terapi dengan obat bagi penderita SLE mencakup pemberian


obat-obat:

1) Antiradang nonstreroid (AINS)

2) Kortikosteroid

3) Antimalaria

4) Imunosupresif
SAMBUNGAN...

b. Penatalaksanaan keperawatan

Terdapat tiga komponen asuhan keperawatan yang utama.

1) Pemantauan aktivitas penyakit dilakukan dengan menggunakan instrument


yang valid.

2) Edukasi sangat penting pada semua penyakit jangka panjang.

3) Dukungan psikologis merupakan kebutuhan utama bagi pasien SLE.

c. Penatalaksanaan diet

Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien
memerlukan kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperbolehkan adalah yang
mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan bagi penderita SLE adalah sebagai


berikut:

a. Nyeri kronik berhubungan dengan inflamasi atau


kerusakan jaringan.

b. Gangguan kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan proses penyakit dan lesi.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan komplikasi


sekunder terhadap SLE.
Intervensi Keperawatan dan Rasional Tindakan

Intervensi keperawatan dan rasional tindakan yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:

a. Nyeri kronik berhubungan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan

Tujuan:

Meringankan nyeri, dapat beristirahat dan mendapat pola tidur yang adekuat
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai