Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan ibternal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau penfapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
pada hal tidak ada orang yang berbicara. ( ade herman,buku ajaran asuhan
keperawatan jiwa,2013)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara
penglihatan,pengecapan,perabaan atau pengiduan. . ( ade herman,buku ajaran
asuhan keperawatan jiwa,2013)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus /
rangsangan dari lluluar.( budi anna,keperawatan kesehatan jiwa
komunitas,2013)
B. Rentang respon ( ade herman,buku ajaran asuhan keperawatan jiwa,2013)

Adaptif - Kadang-kadang Mal adaptif


- Pikrian logis proses pikir - Waham
- Persepsi akurat ternganggu - Halusinasi
- Emosi konsisten - Ilusi - Kerusakan
dengan - Emosi proses emosi
pengalama berlibihan - Prilaku tidak
- Pelaku cocok - Prilaku yang terorganisasi
- Hubungan sosial tidak terbiasa - Isolasi sosial
harmonia - Menarik diri
C. etiologi ( ade herman,buku ajaran asuhan keperawatan jiwa,2013)
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurologi
c. Abnorma perkemangan syaraf
d. Psikologia
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengelolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantar listrik yang abnormal
D. Tanda dan Gejala. ( ade herman,buku ajaran asuhan keperawatan

jiwa,2013)
Menurut Yosep, 2009 tanda dan gejala halusinasi adalah :
a. Melihat bayangan yang menyuruh melakukan sesuatu berbahaya.
b. Melihat seseorang yang sudah meninggal.
c. Melihat orang yang mengancam diri klien atau orang lain
d. Bicara atau tertawa sendiri.
e. Marah-marah tanpa sebab.
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
h. Ada gerakan tangan
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun

E. . Proses Terjadinya halusinasi ( ade herman,buku ajaran asuhan


keperawatan jiwa,2013)
Halusinasi berkembang melalui empat fase,yaitu sebagai berikut :
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yan menyenangkan. Pada
tahap ini masuk dalan golongan non psikotik.
Karakter : klien mengalami sters, cemas,perasaan perpisahan, rasa
bersalah,kesepian yan memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien
mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan,cara ini
hanya menolong semetara.
prilaku klien :tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yan melambat
jika asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase comdeming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikan, termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : pengalaman sensori menjijikan dan
menakutkan,kecemasan meningkat,melamun,dan berfikir sendiri jadi
domain. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin
orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.

Prilaku klien : meningkatnya tanda-tanda system syaraf otonom seperti


peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan
halusinasi dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Adalah fase controling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik : bisikan,suara,isi halusinasi semakin menonjol,menguasai dan
mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
Prilaku klien : kemauan di kendalikan halusinasi,rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat l,tremor,
dan tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase keempat
Adalah fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya.
Termasuk dalam psikotik berat.
Karakter : halusinasinya berubah menjadi mengancam,memerintah, dan
memarai klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya,hilang kontrol,tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
Peran klien : perilaku teror akibat panik,potensi bunuh diri atau kakatonik,
tidak mampu merespon terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu
berespons lebih dari satu orang. . ( ade herman,buku ajaran asuhan
keperawatan jiwa,2013)

F. Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme
pertahanan lain yang digunakan melindungi diri. Mekanisme koping menurut
Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi),
menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk (displacement), mengalihkan
kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis
(rasionalisme), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi),
dialihkan ke objek lain, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi). . ( ade
herman,buku ajaran asuhan keperawatan jiwa,2013)

J. Jenis dan tanda-tanda halusinasi . ( ade herman,buku ajaran asuhan


keperawatan jiwa,2013)
Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif
Halusinasi - bicara atau ketawa - mendengar suara atau
pendengaran sendiri kegaduhan
- marah-marah tanpa sebab - mendengar suara yang
- mengarahkan telinga ke bercakap-cakap
arah tertentu - mendengar suara yang
- menutup telinga menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya

Halusinasi penglihatan - Menunjuk-nunjuk - Melihat


kearah tertentu bayang,sinar
- Ketakutan kepada bentuk geometris,
suatu yang tidak bentuk
jelas kartoon,melihat
hantu atau monster
Halusinasi pengindu - Mengidu seperti - membaui bau-
sedang membaui bauan seperti bau
bau-bauan tertentu darah,urine,fases
- Mentup idung kadang-kadang bau
itu menyenangkan
Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa
pengecapkan - Muntah seperti darah,urine
atau feses
Halusinasi perabaan - menggaruk-garuk - menyatakan ada
permukaan kulit seranggga di
permukaan kulit
- merasa tersengat
listrik
1. Tanda dan gejala halusinasi pendengaran
a. bicara atau tertawa sendiri tanpa da orang lain
b. memiringkan telinga seperti mendengar suara
c. mendengar suara yang mengajak bicara
d. mendengar suara yang menyuruh bentuk melakukan sesuatu yang berbahaya
anaan
2. tanda halusinasi penglihatan
a. menunjukan ke arah tertentu yang tidak jelas
b. ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas
c. mengatakan bahwa seperti bau melihat sesuatu yang tidak ada
3. tanda halusinasi pengidu
a. menghisap seperti sedang mencium bau tertentu
b. menutup hidung
c. mencium bau, seperti feses,bau darah,urine.
4. Tanda halusinasi pengecapan
a. sering meludah seperti sampai muntah
b. merasa seperti mengecap darah,urine,feses
5. tanda halusinasi perabaan
a. menggaruk permurkaan kulit pada hal tidak ada apa-apa
b. mengatakan bahwa ada serangga di permurkaan kulit
c. merasa seperti tersengat listrik
6. penyebab
a. sering menyendiri
b. melamum/termenung sendiri
c. gangguan jiwa
7. cara keluarga merawat pasien
a. mengatakan saya percaya kamu mendengar suara itu, tapi saya sendiri tidak
mendengarnya
b. tidak membantah halusinasi pasien ( manamjemen keperawatan psikososiaol

dan kader kesehatan jiwa,2013)

H. Pohon masalah (konsep dan asuhan keperawatan,2014)


resiko perilaku kekerasan Efect
perubahan sensori persepsi : halusinasi Corp problem

isolasi sosial : menarik diri causa

I. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : (konsep dn aplikasi asuhan
kep jiwa,2014)
a1. terapi kejang listrik
Adalah pengobatan untuk meninbulkan kejang grandmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melaului elektrode di pasang pada satu atau dua
temples,terpi kejang litrik di berikan pada skizokfrenia yang tidak mempan
dengan terapi neoroletrika,dosis terapi kejang listrik 4-5 juole.
a2. psikoterapi terapi dan rehabilitasi
psikoterapi dan rehabelitiasi sangat baik untuk mendorong pasien bergaul
dengan pasien lain,perawat dan dokter.maksud nya supaya pasien tidak
mengasingkan diri,di anjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama.terapi ini berupa :

terapi aktivitas
a. terapi musik
fokus : mendengar,memaninkan alat msuik,bernnyayi yaitu
meningmati dengan relaksasi musik yang di sukai oleh pasien
b. terapi seni
fokus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni.
c. Terapi menari
Fokus : ekspresi perasaan melauli gerakan tubuh
d. Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Terapi sosial
pasien belajar bersosiaolisasi dengan pasien lain.
Terapi kelompok
1. Terapi grup (kelompok terapeutik)
2. Terapi aktivitas kelompok ( adjunctive group activity
terapi)
3. Terapi lingkungan : suasana rumah sakit seperti suasana
di dalam keluarga

b. Penatalaksanaan farmaklogi (konsep asuhan keperawatan jiwa, 2014)


1) Chlorpromazine
a) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma social dan tilik diri
terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental seperti: waham dan
halusinasi. Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali,
berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja,
hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.

b) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak, khususnya system
ekstra pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang antar sadar
atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik, seperti
mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekana intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia syndrome
parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang,
perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas), ketergantungan obat,
penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran disebabkan oleh
depresan.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg. Apabila
kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi menjadi 1x100mg pada malam hari
saja.
2) Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik
neuron di otak, khususnya system limbic dan system pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang,
perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas), ketergantungan obat,
penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk injeksi
3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan pemberian peroral di
berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
a) Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh virus atau
bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas). Sindrom Parkinson akibat
obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson, dan
antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi
(gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan), konstipasi, takikardia, dilatasi,
ginjal, retensi urine.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP),
glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis, hipertropi prostat, dan
obstruksi saluran edema.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai anti
parkinson.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS HALUSINASI


a. pengkajian
pada proses pengkajian,data penting yang perlu anda dapatkan adalah sebagai
berikut :
1. jenis dan isi halusinasi. Data objektif dapat anda kaji dengan cra
mengobservasi perilku pasien,sedangkan data subjektif dapat anda kaji dengan
melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi pasien.
2. Waktu,frekuensi dan situasi yanUg menyebabkan munculnya halusinasi.

Perawat juga perlu mengkaji waktu,frekuensi dan situasi munculnya


halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terkadi? Apakah
pagi,siang,sore,atau malam? Jika mungkin pukul berapa? Frekuensi terjadinya
apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi terjadi apakah ketika
sendiri,atau setelah terjadi kejadian tertentu? Hal ini dilakukan untuk
menetukan intervensi khusu pada waktu terjadi halusinasi,menghindar situasi
yang menyebabkan munculnya halusinasi,sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasi. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat
direncakana frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi
3. Respons terhadap halusinasi. Untuk mengetahui apa yng dilakukan pasien

ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang
dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga
atau
menanyakan kepada keluarga orang terdekat pasien. Selain itu dapat juga
dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
b. merumuskan diagnosis keperawatan
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang di
temukan pada pasien. Diagnosis keperawatan pada gangguan ini adalah gangguan
sensori persepsi : halusinasi......

c. tindakan keperawatan pasien halusinasi


tidakan keperawatan untuk pasien
tujuan keperawaatn untuk pasien meliputi :
1. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Tindakan keperawatan :
1. Membantu pasien mengenali halusinasi. Untuk membantu pasien mengenali

halusinasi, anda dapat melakukan dengan cara berdiskusi dengan pasien


tentang isi halusinasi ( apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi
halusinasi,frekuensi terjadi halusinasi,situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan respons pasien saat halusinasi muncul.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi :
a. Menghardik halusinasi. Menghardik adalah upaya menendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yangmuncul atau tidak memedulikan
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan,pasien akan mampu mengendalikan
diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada
namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa
yang ada dalam halusinasinya. Tahapan tindakan meliputi :
- Menjelaskan cara menhardik halusinasi
- Memperagakan cara menghardik
- Meminta pasien memperagakan ulang
- Memantau penerpan cara ini,menguatkan perilaku pasien
b. Bercakap-cakap dengan orang lain. Untuk mengontrol halusinasi daoat juga
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap
dengan orang lain maka terjadi halusinasi distraksi, fokus perhatian pasien
akan beralih dari halusianasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal. Untuk mengurangi resiko muncul
kembali halusinasi adalah dengan menyibukan diri dengan aktivitas yang
teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal,pasien tidak akan mengalami
banyak waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan halusinasi. Untuk
itu pasien yang mengalami halusinasi dapat di bantu untuk mengatasi
halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai
tidur malam, tujuh hari dalam seminggu. Setiap kegiatan yang dilatih di
masukan ke dalam jadwal kegiatan pasien sampai tidak di temukan waktu
luang. Tahapan intervensinya adalah sebagai berikut :
- menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
- Mendiskusikan aktivitas yang biasa di laukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktivitas
- menusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih.upayakan paisen mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai ke
malam hari, 7 hari dalam seminggu
- memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif.
d. Menggunakan obat-obatan secara teratur . untuk mampu mengontrol
halusinais pasien juga harus di latih untuk menggunakan obat secara teratur
sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah sering
kali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami
kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti
semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu di laith menggunakan obat
sesuai program dan berkelanjutan. Berikut inii tindakan keperawatan agar
pasien patuh menggunakan obat ;
- Jelaskan kegunaan obat
- Jelaskan akibat putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
- Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan tindakan keperawatan :
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di
rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di
rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian
juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah ). Keluarga yang
mndukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan
program pangobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu
merawat pasien,pasien akan kamuh bahkan untuk memulihkan lagi akan angat sulit.
Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien halusinasi baik saat di
rumah sakit maupun di rumah .
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga halusinasi adalah :
- Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang penegrtian halusinasi,jenis
halusinaiyang di alami pasien, tanda dan gejala hlusinais, proses terjadinya
halusinasi, dan cara merawat pasien halusiansi
- Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusiansi langsung untuk mempergakn cara merawat pasien
dengan halusinais langsung di hadapana pasien
- Memberikan pendidikn kesehatan kepada keluarga tentang perawatan lanjut
pasien

Implementasi
Menurut Depkes, 2000 Implementasi adalah tindakan keperawatan yang
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah di rencanakan perawat perlu memvalidasi rencana tindakan
keperawatan yang masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini.

Anda mungkin juga menyukai