PEMBAHASAN
A. Definisi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan ibternal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau penfapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
pada hal tidak ada orang yang berbicara. ( ade herman,buku ajaran asuhan
keperawatan jiwa,2013)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara
penglihatan,pengecapan,perabaan atau pengiduan. . ( ade herman,buku ajaran
asuhan keperawatan jiwa,2013)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus /
rangsangan dari lluluar.( budi anna,keperawatan kesehatan jiwa
komunitas,2013)
B. Rentang respon ( ade herman,buku ajaran asuhan keperawatan jiwa,2013)
jiwa,2013)
Menurut Yosep, 2009 tanda dan gejala halusinasi adalah :
a. Melihat bayangan yang menyuruh melakukan sesuatu berbahaya.
b. Melihat seseorang yang sudah meninggal.
c. Melihat orang yang mengancam diri klien atau orang lain
d. Bicara atau tertawa sendiri.
e. Marah-marah tanpa sebab.
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
h. Ada gerakan tangan
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun
F. Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme
pertahanan lain yang digunakan melindungi diri. Mekanisme koping menurut
Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi),
menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk (displacement), mengalihkan
kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis
(rasionalisme), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi),
dialihkan ke objek lain, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi). . ( ade
herman,buku ajaran asuhan keperawatan jiwa,2013)
I. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : (konsep dn aplikasi asuhan
kep jiwa,2014)
a1. terapi kejang listrik
Adalah pengobatan untuk meninbulkan kejang grandmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melaului elektrode di pasang pada satu atau dua
temples,terpi kejang litrik di berikan pada skizokfrenia yang tidak mempan
dengan terapi neoroletrika,dosis terapi kejang listrik 4-5 juole.
a2. psikoterapi terapi dan rehabilitasi
psikoterapi dan rehabelitiasi sangat baik untuk mendorong pasien bergaul
dengan pasien lain,perawat dan dokter.maksud nya supaya pasien tidak
mengasingkan diri,di anjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama.terapi ini berupa :
terapi aktivitas
a. terapi musik
fokus : mendengar,memaninkan alat msuik,bernnyayi yaitu
meningmati dengan relaksasi musik yang di sukai oleh pasien
b. terapi seni
fokus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni.
c. Terapi menari
Fokus : ekspresi perasaan melauli gerakan tubuh
d. Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Terapi sosial
pasien belajar bersosiaolisasi dengan pasien lain.
Terapi kelompok
1. Terapi grup (kelompok terapeutik)
2. Terapi aktivitas kelompok ( adjunctive group activity
terapi)
3. Terapi lingkungan : suasana rumah sakit seperti suasana
di dalam keluarga
b) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak, khususnya system
ekstra pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang antar sadar
atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik, seperti
mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekana intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia syndrome
parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang,
perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas), ketergantungan obat,
penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran disebabkan oleh
depresan.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg. Apabila
kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi menjadi 1x100mg pada malam hari
saja.
2) Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik
neuron di otak, khususnya system limbic dan system pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang,
perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas), ketergantungan obat,
penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk injeksi
3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan pemberian peroral di
berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
a) Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh virus atau
bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas). Sindrom Parkinson akibat
obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson, dan
antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi
(gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan), konstipasi, takikardia, dilatasi,
ginjal, retensi urine.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP),
glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis, hipertropi prostat, dan
obstruksi saluran edema.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai anti
parkinson.
ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang
dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga
atau
menanyakan kepada keluarga orang terdekat pasien. Selain itu dapat juga
dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
b. merumuskan diagnosis keperawatan
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang di
temukan pada pasien. Diagnosis keperawatan pada gangguan ini adalah gangguan
sensori persepsi : halusinasi......
Implementasi
Menurut Depkes, 2000 Implementasi adalah tindakan keperawatan yang
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah di rencanakan perawat perlu memvalidasi rencana tindakan
keperawatan yang masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini.