Anda di halaman 1dari 16

9

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Kasus


2.1.1 Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah
dan Tarwoto, 2011).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja sistem
pencernaan yang tak terlepas dari sistem lainnya sebagai suatu proses yang
saling berkaitan, sistem yang yang dimaksud diantaranya Kardiovaskuler,
pernafasan, persarafan, endokrin dll (Atoilah dan Engkus, 2013).

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Menurut Atoilah dan Engkus (2013), faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi manusia adalah umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, iklim,
tinggi dan berat badan.

a. Umur
Kebutuhan nutrisi anak-anak lebih tinggi bila dibandingkan dengan
ukuran tubuhnya dari pada orang dewasa. Hal ini dapat dimengerti karena
pada usia tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kebutuhan nutrisi pada seseorang akan semakin naik sesuai umur sampai saat
kematangan, lalu akan menurun lagi.
Umur 1-3 tahun : 1.200 kal
Umur 4-6 tahun : 1.600 kal
Umur 7-9 tahun : 1.900 kal
Umur 10-12 tahun : 2.300 kal
Dewasa : 2.800 kal
b. Jenis Kelamin

Poltekkes Kemenkes Padang


10

Pada laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak dari pada


perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki mempunyai lebih banyak otot-otot
dan aktivitas sehingga BMR nyapun lebih tinggi.
Laki-laki remaja 13-15 tahun : 2.800 kal
16-19 tahun : 3.000 kal
Wanita remaja 13-16 tahun : 2.400 kal
16-19 tahun : 2.500 kal
c. Jenis Pekerjaan
Kebutuhan nutrisi dipengaruhi juga oleh tingkat aktivitas, terutama
penggunaan otot untuk memproduksi energi. Wanita hamil dan menyusui
membutuhkan tambahan nutrisi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.
Kebutuhan kalori Juru tulis (L) 1.700 kal, perawat (L) 2.000 kal, pembantu
rumah tangga 2.400 kal, wanita hamil 2.300 kal, menyusui 2.600 kal, petani
3.000 kal.
d. Iklim
Pada lingkungan (negara) yang beriklim panas kebutuhan kalorinya
lebih rendah dibandingkan dengan negara dengan iklim dingin, ini
disebabkan pada ligkungan dingin lebih banyak kebutuhan prosuksi panas
untuk keseimbangan tubuh. Sedangkan pada iklim panas dibantu dengan
suhu lingkungan.
e. Tinggi dan Berat Badan
Seseorang dengan BB dan TB yang besar lebih dari yang lainnya
akan membutuhkan energi yang lebih pula untuk menjalankan aktivitasnya.

2.1.3 Tanda dan Gejala Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Anak


 Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
 Mata besar dan dalam, sinar mata sayu
 Mental cengeng
 Feses lunak atau diare
 Rambut merah, mudah rontok
 Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan
menghilang hingga turgor kulit menghilang
 Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur
 Thoraks atau sela iga cekung
 Atrofi otot, tulang terlihat jelas
 Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya
 Frekuensi nafas berkurang
 Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

Poltekkes Kemenkes Padang


11

2.1.4 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi
Sistem yang berperran dalam pemenuhan kunutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri dari sistem pencernaan dan organ asesoris
(Alimun, 2009).
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri
atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi,
bibir, pipi, dan bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan
mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat
makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang
akan memecah amilum yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Didalam mulut juga terdapat kelenjer saliva yang menghasilkan
saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang,
khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan,
serta mengencerkan bolus.
b. Faring dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di
belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian
terlebar di bagian ats hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung
berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan
panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang terkea, di depan
tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma
yang behubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan
lambung. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju lambung.
c. Lambung
Fungsi lambung yaitu sebagai reservoir untuk menampung makanan
sampai dicerna sedikit demi sedikit dan memecah makanan menjadi
partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi
lambung juga untuk mensekresi pepsin dan HCL yang akan memecah
protein menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi maltose, lipase

Poltekkes Kemenkes Padang


12

memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi


gastrin. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung yang mengandung 0,4% HCL untuk
mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan
desinfektan.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang
lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup, kemudian akan bertambah panjang
menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan
mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan
diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu absorpsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
e. Usus Besar
Usus besar atau juga disebut kolon merupakan sambungan dari dari
usus halus yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki
panjang 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden,
sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus
besar.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih
90%) elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Flora yang terdapat dalam
usus besar berfungsi untuk mrnyintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
f. Anus
Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan
lingkungan luar tubuh. Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk
membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat
pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar).
g. Hati
Fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah menghasilkan cairan
empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, mempreduksi sel
darah merah, dan menyimpan glikogen.

Poltekkes Kemenkes Padang


13

h. Kantong Empedu
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH
optimum enzin-enzim pada usus halus, mengemulai garam-garam empedu,
mengamulisi lemak, mengekskresi berperan zat yang tak digunakan oleh
tubuh dan member warna pada feses.
i. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjer yang struturnya sama seperti kelenjer
ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. pankreas memiliki dua
fungsi yaitu fungsi endokrin eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori
yang membentuk getah pancreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi
endokrin yang terbesar di antara alveoli pankreas.

2.1.5 Elemen – elemen Nutrisi atau Zat Besi


Menurut Wartonah dan Tarwoto (2011), elemen-elemen nutrisi atau
zat besi terdiri dari Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh. Karbohidrat
akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan
kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu:
1) Sumber energi yang murah
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf
3) Cadangan untuk tenaga tubuh
4) Pengaturan metabolisme lemak
5) Efisiensi penggunaan protein
6) Memberikan rasa kenyang
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan
lain-lainnya. Seddangkan karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen.
b. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperaan dalam
penyususan senyawa-senyawa penting seperting enzim, hormon, dan
antibodi. Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam amino yang

Poltekkes Kemenkes Padang


14

berbeda, bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Fungsi protein
bagi tubuh yaitu :
1) Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu
dengan meningkatkan tekanan osmatik koloid serta keseimbangan asam
basa.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone.
4) Sumberr energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan.
Sumber protein hewani yaitu berasal dari hewan sperti susu, daging,
telur, hati, udang, dan lain-lain. Sumber protein nabati yaitu protein yang
berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan lain-lain.
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan
jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein. Fungsi lemak
yaitu:
1) Sumber energi, memberikan kalori sebanyak 9 kkal dalam 1 gram
lemak.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat disrap oleh usus.
3) Untuk aktifitas enzim seperti fospolipid.
4) Penyusun hormone seperti biosintesis hormon steroid.
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sedangkan lemak hewani
banyak mengandung asam lemak jenuh.
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
e. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tumbuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin
tidak menghasilkan energi, tetapi merupaakan elemen kimia yang berperan
dalam mempertahankan proses tubuh.
f. Air

Poltekkes Kemenkes Padang


15

Merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam


kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk dalam tubuh
melalui minum, sedangkan cairan digestif yang di produksi oleh berbagai
organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter. Sehingga sekitar 10-11 liter
cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian dari 10-11 liter cairan yang
masuk, hanya 50-200 ml yang di keluarkan melalui feses, selebihnya
direabsorpsi.

2.1.6 Pengertian Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner,
kanker, anemia dan anoreksia nervosa (Alimun, 2009).
2.1.7 Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Prinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar
dari penatalaksanaan anemia. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita anemia
diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini : (Suzanne dan Brenda, 2002).
a. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
b. Mencapai dan mempertahankan berat bedan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energy
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara
yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
f. Menambahkan kadar Hb di dalam tubuh
g. Mencapai berat badan yang ideal
h. Meningkatkan asupan zat besi
i. Memperbanyak mengkonsumsi sayuran hijau
2.1.8 Penyebab Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Menurut alimun (2011), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah pengetahuan, prasangka, kebiasaan, dan kesukaan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan
dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka

Poltekkes Kemenkes Padang


16

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi


dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya di beberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan
bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
bahwa mengonsumsi makaana tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya disuaru daerah,
terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal
makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes, hipertensi, jantung keroner,
kanker, anemia dan anoreksia nervosa (Alimun, 2009).
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Kekurangan nutrisi ini dapat disebabkan oleh:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih. Dapat disebabkan oleh :
1) Perubahan pola makan

Poltekkes Kemenkes Padang


17

2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman


c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan
penurunan dalam pengguanaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metebolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau pengguanaan karbohidrat secara berlebihan
(Alimun, 2009)
f. Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia
bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan (Smeltzer, 2002).
Menurut Price (2006), penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai
berikut :
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :
a) Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b) Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat
menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
c) Fungsi sel induk ( stem sel ) terganggu , sehingga dapat
menimbulkan anemi aplastik dan leukemia.
d) Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah :

Poltekkes Kemenkes Padang


18

a) Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi secara


mendadak.
b) Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit ( hemolisis). Hemolisis dapat terjadi
karena :
a) Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD ( untuk
mencegah kerusakan eritrosit.
b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak
eritrosit misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau
penggunaan obat acetosal.
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada. Bahan baku yang
dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral
Fe.Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu atau
lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam
pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh
kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang (Masrizal,
2007).
2.1.9 Patofisiologi Anemia
Menurut Price (2006), patofisiologi anemia defisiensi besi secara
morfologis, Keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik
hipokromik dengan penurunan kuantitatif sintesis hemoglobin. Definisi besi
merupakan penyebab utama anemia didunia dan terutama sering dijumpai
pada perempuan usai subur disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Penyebab-
penyebab lain defisiensi besi adalah :
(1) Asupan besi yang tidak cukup, misal , pada masa bayi – bayi yang hanya
diberi diet susu saja selama 12 – 24 bulan dan pada individu – individu
tertentu yang vegetarian ketat;
(2) Gangguan absorsi setelah gastrektomi
(3) Kehilangan darah menetap, seperti pada perdarahan saluran cerna lambat
akibat polip, neoplasma, gastritis, varises esofagus, ingesti aspirin dan
hemorroid.
Dalam keadaan normal tubuh seorang dewasa rata - rata mengandung

Poltekkes Kemenkes Padang


19

10 mg besi, dan untuk seorang anak rata – rata mengandung 11 – 12 mg besi


bergantung pada jenis kelamin dan ukuran tubuhnya (Supariasa, 2002). Lebih
dari dua pertiga besi terdapat didalam hemoglobin. Besi dilepas dengan
semakin tua serta matinya sel dan diangkut melalui transferin plasma ke
sumsum tulang untuk eritropoiesis. Dengan pengecualian mioglobin ( otot )
dan enzim- enzim heme dalam jumlah yang sangat sedikit, sisa zat besi
disimpan di dalam hati, limpa, dan dalam sumsum tulang sebagai feritinin dan
hemosiderin untuk kebutuhan – kebutuhan lebih lanjut.
Walaupun dalam diet rata – rata mengandung 10 sampai 20 mg besi,
hanya sekitar 5% hingga 10% (1 sampai 2mg) yang sebenarnya diabsorsi.
Pada saat persediaan besi berkurang, maka lebih banyak besi diasbsorsi dari
diet. Besi yang diingesti diubah menjadi besi ferro di dalam lambung dan
duodeunum serta diabsorpsi dari duodenum dan jejunum proksimal.
Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk
sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan. Tiap mililiter
darah mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari
0,5 sampai 1mg/hari . Namun, yang mengalami menstruasi kehilangan
tambahan sebanyak 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah
karena menstruasi berhenti selama kehamilan, kebutuhan besi harian
meningkat untuk mencukupi permintaan karena meningkatnya volume darah
ibu dan pembentukan plasenta, tali pusat, dan janin , serta mengimbangi
darah yang hilang selama kelahiran.
Selain tanda – tanda dan gejala – gejala yang terjadi pada anemia,
individu dengan defisiensi besi yang berat ( besi plasma kurang dari 40 mg /
dl: hemoglobin 6 sampai 7 g/ dl) memiliki rambut yang rapuh dan halus serta
kuku tipis, rata , mudah patah dan mungkin berbentuk sendok (koilonikia).
Selain itu, antrofi papila lidah mengalibatkan lidah tampak pucat , licin,
mengkilat, bewarna merah daging, dan meradang serta sakit. Dapat juga
terjadi stomatitis angularis, pecah – pecah disertai kemerahan dan nyeri di
sudut mulut.
Pemeriksaan darah menunjukan jumlah SDM normal atau hampir
normal dan kadar hemoglobin berkurang, Pada asupan darah perifer, SDM

Poltekkes Kemenkes Padang


20

mikrositik dan hipokromik (MCV, MCHC, dan MCH berkurang) disertai


poikilositosis dan anisositosis. Jumlah retikulosit dapat normal atau
berkurang . Kadar besi berkurang sedangkan kapasitas mengikat – besi serum
total meningkat.

Poltekkes Kemenkes Padang


21

2.1.10 Derajat Anemia pada Anak


Derajat anemia untuk menentukan seorang anak mengalami anemia
atau tidak dapat ditentukan oleh jumlah kadar Hb yang terdapat dalam tubuh.
Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :
a. Ringan sekali : Hb 10 gr/dl – 13 gr / dl
b. Ringan : Hb 8 gr / dl – 9,9 gr / dl
c. Sedang : Hb 6 gr / dl – 7,9 gr / dl
d. Berat : Hb < 6 gr / dl
(Sumber : WHO, 2002, dalam Wiwik , 2008).
2.1.11 Tanda Gejala Anemia pada Anak
Tanda gejala yang sering dijumpai pada anak selain dilihat dari
beratnya anemia, berbagai faktor mempengaruhi berat dan adanya
gejala :
1) Kecepatan kejadian anemia
2) Durasinya misalnya kronisitas
3) Kebutuhan metabolisme pasien yang bersangkutan
4) Adanya kelainan lain atau kecacatan
5) Komplikasi tertentu atau keadaan penyerta kondisi yang
mengakibatkan anemia (Smeltzer, 2002).

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin, alamat,

Poltekkes Kemenkes Padang


22

no.register, dan keluhan utama saat anak masuk rumah sakit.


2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kronoligis penyakit yang dialami saat ini sejak awal hingga
anak dibawa ke rumah sakit secara lengkap meliputi PQRST :
P: Provoking
Q: Quality
R: Regio
S: Severity
T: Time
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu. Mungkin
ketika masih bayi, baik yang ada hubungannya dengan penyakit
sekarang maupun yang tidak berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat operasi dan riwayat alergi.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit degeneratif dari keluarga perlu juga untuk
dikaji. Atau adanya penyakit ganas dan menular yang dimiliki
oleh anggota keluarganya.
5) Riwayat Imunisasi
Anak usia pra sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap
antara lain : BCG, Polio I, II, III ; DPT I, II, III ; dan campak.
6) Riwayat Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi pada anak, adakah tanda-tanda
yang menunjukkan anak mengalami gangguan kekurangan
nutrisi.
7) Pemeriksaan Fisik
a) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah,
kelemahan yang nampak pada klien.
b) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan
pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau
bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau
tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna
rambut, kelembaban dan kusam.
c) Kepala.

Poltekkes Kemenkes Padang


23

Dikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan,


riwayat trauma, adanya keluhan sakit kepala atau pusing,
vertigo kelang ataupun hilang kesadaran.
d) Mata.
Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah
stres yang di rasakan klien. Serta riwayat penyakit mata
lainya.
e) Hidung
Lakukan inspeksi bentuk hidung, adanya kelainan dan fungsi
olfaktori.
f) Mulut dan laring
Dikaji adanya perdarahan pada gusi. Gangguan rasa menelan
dan mengunyah, dan sakit pada tenggorok.
g) Leher
Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesran
tiroid serta adanya pembesaran vena jugularis.
h) Thorak
(1) Inspeksi : Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan
kesemetrisan adanya peningkatan diameter anteroposterior,
retraksi otot-otot Interkostalis, sifat dan irama pernafasan
serta frekwensi pernafasan.
(2) Palpasi : Pada palpasi di kaji tentang kesimetrisan,
ekspansi dan taktil fremitus.
(3) Perkusi : Pada perkusi didapatkan suara normal sampai
hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.
(4) Auskultasi : Kaji bagaimana suara nafas, adakah bunyi-
bunyi tambahan nafas.
i) Kardiovaskuler.
Jantung dikaji adanya pembesaran jantung atau tidak, dan
hyperinflasi suara jantung melemah. Tekanan darah dan nadi
yang meningkat atau tidak.
j) Abdomen dan genitalia.
Perlu dikaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta adanya tanda-
tanda kelainan yang lain. Inspeksi genitalia dan kaji adanya
kelainan yang timbul.
k) Ekstrimitas.
Dikaji adanya edema extremitas, tremor dan adanya tanda-
tanda sianosis.
8) Pemeriksaan Penunjang

Poltekkes Kemenkes Padang


24

a. Pemeriksaan darah lengkap : retikulosit (jumlah darah


bervariasi dari 30% – 50%), leukositos (khususnya pada
krisis vaso-oklusit) penurunan Hb/Ht dan total SDM.
b. Pemeriksaan pewarnaan SDM : menunjukkan sabit sebagian
atau lengkap, sel bentuk bulan sabit.
c. Tes tabung turbiditas sabit : pemeriksaan rutin yang
menentukan adanya hemoglobin S, tetapi tidak membedakan
antara anemia sel sabit dan sifat yang diwariskan (trait).
d. Elektroforesis hemoglobin : mengidentifikasi adanya tipe
hemoglobin abnormal dan membedakan antara anemia sel
sabit dan anemia sel trait.
e. LED : meningkat
f. GDA : dapat menunjukkan penurunan PO2
g. Bilirubin serum : meningkat
h. LDH : meningkat
i. IVP : mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kerusakan
ginjal
j. Radiografik tulang : mungkin menunjukkan perubahan
tulang
k. Rontgen : mungkin menunjukkan penipisan tulang
(Doenges E.M, 2002, hal : 585).
2.2.2 Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan.
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
4. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan gangguan pemenuhan nutrsi.
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai kebutuhan oksigen.

Poltekkes Kemenkes Padang

Anda mungkin juga menyukai