Anda di halaman 1dari 13

Konsep teoritis praktik berbasis

bukti
Kelompok 2
Anggota kelompok :
1. Febri arsalni
2. Krisdania maslayla
3. Laisa husraini
4. Meslin lovia
5. Monika juwita sari
6. Widya agustina
7. Yogi wijaya
Konsep Teoritis Praktek Keperawatan
Berbasis Bukti (Evidence Based Practice)
1. Konsep POA (Plan Of Action)
Perencanaan adalah menetapkan hal-hal
yang akan datang dan tidak akan dilakukan pada
menit, jam atau waktu yang akan datang.
Perencanaan merupakan jembatan antara dimana
kita sekarang dengan dimana kita saat yang akan
datang. Perencanaan merupakan proses intelektual
yang didasarkan pada fakta dan informasi, bukan
emosi dan harapan (Douglas, 1992; Gillies, 1994).
Planning of Action (POA) atau disebut juga
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah
proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran
kegiatan
Rencana kegiatan dapat memiliki beberapa
bentuk, antara lain:
a) Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan
jangka waktu lebih pendek,
b) Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat
dipilihnya alternatif pemecahan masalah
c) Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu
spesifik, kebutuhan sumber daya yang spesifik, dan
akuntabilitas untuk setiap tahapannya.
Tujuan planning of action
1. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
2. Menguji dan membuktikan bahwa:
Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah
dijadualkan
Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dapat diperoleh
Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan
3. Berperan sebagai media komunikasi
Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam
organisasi memiliki peran yang berbeda dalam
pencapaian
Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam
pencapaian sasaran.
Kriteria Planning of Action (POA)
yang Baik

1. Spesific (Spesifik)
2. Measurable (Terukur)
3. Attainable/achievable (dapat dicapai)
4. Relevant (sesuai)
5. Timely (sesuai waktu)
Langkah Planning of Action
(POA)
1. Mengidentifikasi masalah dengan
pernyataan masalah (Diagram 6 kata:
What, Who, When, Where, Why, How)
2. Setelah masalah diidentifikasi, tentukan
solusi apa yang bisa dilakukan.
3. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan
Konsep Evidence Based
Practice
Evidence Based Practice (EBP) adalah proses
penggunaan bukti-bukti terbaik yang jelas, tegas dan
berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik
dalam merawat individu pasien. Dalam penerapan
EBP harus memenuhi tiga kriteria yaitu berdasar bukti
empiris, sesuai keinginan pasien, dan adanya
keahlian dari praktisi.
Model Evidence Based Practice
1. Model Stetler
Model Stetler dikembangkan pertama kali tahun 1976
kemudian diperbaiki tahun 1994 dan revisi terakhir 2001. Model ini
terdiri dari 5 tahapan dalam menerapkan Evidence Base Practice
Nursing :
a. Tahap persiapan.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah atau isu yang
muncul, kemudian menvalidasi masalah dengan bukti atau
landasan alasan yang kuat.
b. Tahap validasi.
Tahap ini dimulai dengan mengkritisi bukti atau jurnal yang ada
(baik bukti empiris, non empiris, sistematik review), kemudian
diidentifikasi level setiap bukti menggunakan table level of
evidence. Tahapan bisa berhenti di sini apabila tidak ada bukti
atau bukti yang ada tidak mendukung.
c. Tahap evaluasi perbandingan/ pengambilan
keputusan.
Pada tahap ini dilakukan sintesis temuan yang ada dan
pengambilan bukti yang bisa dipakai. Pada tahap ini bisa
muncul keputusan untuk melakukan penelitian sendiri apabila
bukti yang ada tidak bisa dipakai.
d. Tahap translasi atau aplikasi.
Tahap ini memutuskan pada level apa kita akan melakukan
penelitian (individu, kelompok,organisasi). Membuat proposal
untuk penelitian, menentukan strategi untuk melakukan
diseminasi formal dan memulai melakukan pilot projek.
e. Tahap evaluasi.
Tahap evaluasi bisa dikerjakan secara formal maupun non
formal, terdiri atas evaluasi formatif dan sumatif, yang di
dalamnya termasuk evaluasi biaya.
Model IOWA

Model IOWA diawali dengan adanya trigger


atau masalah. Trigger bisa berupa knowledge focus
atau problem focus. Jika masalah yang ada menjadi
prioritas organisasi, maka baru dibentuklah tim. Tim
terdiri atas dokter, perawat dan tenaga kesehatan
lain yang tertarik dan paham dalam penelitian.
Langkah berikutnya adalah minsintesis bukti-bukti
yang ada.Apabila bukti yang kuat sudah diperoleh,
maka segera dilakukan uji coba dan hasilnya harus
dievaluasi dan didiseminasikan.
Model konseptual Rosswurm &
Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based
Practice Change yang terdiri dari 6 langkah yaitu :
Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
Tahap 3 : kritikal analisis evidence
Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perunbahan
Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan
dalam praktek
Pentingnya Evidence Based
Practice
Mengapa EBP penting untuk praktik keperawatan :
a) Memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik
kepada pasien
b) Memberikan kontribusi perkembangan ilmu
keperawatan
c) Menjadikan standar praktik saat ini dan relevan
d) Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil
keputusan
e) Mendukung kebijakan dan rosedur saat ini dan
termasuk menjadi penelitian terbaru
f) Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat
penting untuk meningkatkan kualitas perawatan pada
pasien.

Anda mungkin juga menyukai