“Sejarah Puskesmas”
OLEH :
LINA OKTARINA
NIM. 15111974
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
TINJAUAN TEORI
Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi tiga kategori
yaitu :
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional dirasakan
pembagian puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, oleh karena itu
puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada
tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai
tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat
kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000
jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir
Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas.
Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan
penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas
harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke
puskesmas.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai
pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan
adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang
optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan jumlah
penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok
persepuluhan, selain memberikan pelayanan aangsung di posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota keluarga
persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas
atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.
1. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan fungsional
2. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan
3. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya immunisasi, kesehatan lingkungan dan labolatorium
sederhana
5. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan manula
6. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan
khusus lainnya
7. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat
8. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian
2.6.2 Tata kerja
KEPALA PUSKESMAS
TATA USAHA
PUSKESMAS
PEMBANTU
Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertical
Departemen Kesehatan RI akan diatur dengan surat keputusan bersama menteri dalam
negeri dan menteri kesehatan RI.
2.7.2 Tujuan
Tujuan Umum
Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan khusus
Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam rangka
perkembangan fungsi puskesmas sehingga pembinaan dalam rangka fungsi puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan lebih menimbulkan gairah kerja , rasa
tanggung jawab , dan kretifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas
diri.
2.8.2 Tujuan
Tujuan umum
Tujuan khusus
2.8.3 Pengelompokan
Berdasarkan hasil pelaksanaan stratifikasi puskesmas ada 3 area yang perlu dibina
:
tahap I : pendataan dan pemetaan dalam tiga kelompok strata I,II, dan III
tahap II : analisa hasil pendataan dan pemetaan serta sector-sektor yang menunjang
dan menghambat
tahap III : rencana pemecahan masalah pada semua tingkat yaitu rencana kerja atau
rencana pembinaan untuk meningkatkan kemmapuan-kemampuan puskesmas
berdasarkan hasil analisa dan maslah yang dijumpai di semua tingkat.
1. Bagi puskesmas
Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan secara menyeluruh sehingga dapat
diambil berbagi upaya untuk memperbaiki dalam rangka mawas diri
2. Bagi dinas kesehatan dati II
a. Mendapatkan gambaran prestasi kerja puskesmas dalam wilayah dati II yang
bersangkutan tiap tahun
b. Mengetahui maslah dan hambatan dalam menyelenggarakan puskesmas baik
yang disebabkan oleh sumber daya maupun pengaruh lingkungan
c. Menentukan langkah serta bantuan yang diperlukan dala mengatsi maslah yang
dihadapi puskesmas melalui penyusunan rencana tahunan
d. Mendapatkan gambaran mengenai kemampun manajemen setiap uskesmas
wilayah dati II
3. Dinas kesehatan dati I / kanwil provinsi
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan yang dihadapai oleh
dati I kandep selama setahun dalam pembinaan dan pengembangan puskesmas di
wilayah kerjanya yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh dinas dati I /
kanwil provinsi melaului penyusunan rencana bantuan.
4. Depkes pusat
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan yang dihadapi oleh
dinas kesehatan DT I / kanwil selama setahun pembinaan dan pengembangan
puskesmas di wilayah kerjanya , yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian
oleh pusat antar lain melalui penyusunan rencana tahunan.
2.9.1 Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas
untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
2.9.2 Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
2. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.
Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan
pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya
tumpang tindih dalam pelaksaannya kegiatannya.
2.10.2 Tujuan
Tujuan Umum
Komponen
2.11 SUPERVISI
2.11.1 Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna
serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
2.11.2 Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus
2.12.1 Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang
telah dicapai oleh puskesmas.
2.12.2 Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik
dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
Tujuan khusus
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi,
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat
administrasi.
2.12.3 Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung
maupun di luar gedung
3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
2.12.4 Pelaksanaan
1. Pencatatan dengan menggunakan format
a. Falmily folder
b. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Labolatorium
Pengamatan penyakit menularImunisasi
PKM
c. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu mired
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah
pembuatan laporan
2. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
a. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
Data manajemen obat
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan
Umum dan fasilitas
Saranan
Tenaga
1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam
rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas,
melalui:
a. Perencanaan (perencanaan mikro)
b. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Definisi Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2. Fungsi Puskesmas
Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa
Aksara
Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional