Anda di halaman 1dari 39

APLIKASI KEPERAWATAN KELUARGA II

“Sejarah Puskesmas”

OLEH :
LINA OKTARINA
NIM. 15111974

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Didalam sistem organisasi kesehatan diberbagai negara, puskesmas merupakan


local health unit yang perannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara
langsung kepada masyarakat. Sebagai unit pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di
suatu negara kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat
pelayanan bagi kesehatan masyarakat, namun lebih daripada itu juga dapat merupakan
sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter. Tugas kedua ini justru lebih
dirasakan dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena pada negara-negara yang
sedang berkembang yang latar belakang masyarakat pada umumnya masih tergolong
rendah, maka kehadiran puskesmas disuatu daerah digunakan pula bagi usaha-usaha
pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan juga kenyataan bagi usaha
modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan
bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang
relatif kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai
jenis kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui
oleh masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu
bidan atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk
lebih memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1.2 TUJUAN

Mahasiswa diharapkan mengerti dan mampu menjelaskan:


1.2.1 Definisi Puskesmas
1.2.2 Fungsi Puskesmas
1.2.3 Sejarah perkembangan Puskesmas
1.2.4 Kegiatan Pokok Puskesmas
1.2.5 Wilayah kerja Puskesmas
1.2.6 Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas
1.2.7 Sistem rujukan Puskesmas
1.2.8 Stratifikasi Puskesmas
1.2.9 Perencanaan mikro Puskesmas
1.2.10 Lokakarya mini puskesmas
1.2.11 Supervisi puskesmas
1.2.12 Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu

1.3 RUMUSAN MASALAH

1.3.1 Apa Definisi Puskesmas ?


1.3.2 Apa Fungsi Puskesmas ?
1.3.3 Bagaimana Sejarah perkembangan Puskesmas ?
1.3.4 Bagaimana Wilayah kerja Puskesmas ?
1.3.5 Bagaimana kegiatan pokok puskesmas ?
1.3.6 Bagaimana Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas ?
1.3.7 Sistem rujukan Puskesmas ?
1.3.8 Bagaimana Stratifikasi puskesmas Puskesmas ?
1.3.9 Bagaimana Perencanaan mikro Puskesmas ?
1.3.10 Apa Lokakarya mini puskesmas ?
1.3.11 Apa Supervisi Puskesmas ?
1.3.12 Bagaimana Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu ?
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI PUSKESMAS

Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya


perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan
dewasa ini, diantaranya
 Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
 Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok
 Departemen Kesehatan RI (1987)
1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan
upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat
secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyrakat di wilayah kerjanya.
 Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.2 FUNGSI PUSKESMAS

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas

2.3 SEJARAH PERKEMBANGAN

Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat


pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja
kesehatan nasional ( RAKERKESNAS) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya
mengorganisasi system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan
tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan –
kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak
saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan
semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi
nama pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Dan puskesmas pada waktu itu dibedakan
dalam empat macam yaitu :

1. Puskesmas tingkat desa


2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi tiga kategori
yaitu :

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh


2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga para medic

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional dirasakan
pembagian puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, oleh karena itu
puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada
tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai
tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat
kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000
jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir
Pelita II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan dikeluarkannya


Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan nomor 4 tahun 1976,
dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter disemua wilayah tingkat
kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil
yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-daerah


tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan
untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah satu
puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut dengan nama
puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas Pembina. Dan
puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut puskesmas
kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak itu puskesmas
dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :

1. Puskesmas kecamatan (puskesmas Pembina)


2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
2.4 KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak


berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan , 12 usaha pokok
kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada
dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga , fasilitas, dan biaya atau anggaran yang
tersedia
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor
tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen
dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak
balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio
3 kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan
, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana kapan
saja ada kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain
denngan memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka
program KIA
d. Melaksanakan program-program :
 Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
 Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
kepada balita dan ibu menyusui
 Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber
penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
 Mendapatkan riwayat penyakit
 Mengadaan pemeriksaan fisik
 Mengadaan pemeriksaan labolatorium
 Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
 Rujukan diagnostic
 Rujukan pengobatan/rehabilitasi
 Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-
kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.
Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik
dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan
guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak
balita, usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
 Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
 Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas
 Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
 Penyuluhan kesehatan
 Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat
kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
 Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
 Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
 Anak sekolah
 Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
 Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
 Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih
mampu
 Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
 Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
 Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan
peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
 Anamnesa
 Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes
saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan
labolatorium
 Pengobatan dan pemberiaan kacamata
 Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah
sakit
 Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
 Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
 Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata
mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
 Penerimaan pasien
 Pengambilan spesimen
 Penanganan spesimen
 Pelaksanaan spesimen
 Penanganan sisa spesimen
 Pencatatan hasil pemeriksaan
 Pengecekan hasil pemeriksaan
 Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
 Pengambilan spesimen
 Penanganan spesimen
 Pengemasan spesimen
 Pengiriman spesimen
 Pengambilan hasil pemeriksaan
 Pencatatan hasil pemeriksaan
 Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
 Persiapan pasien
 Pengambilan spesimen
 Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
 Melakukan tes skrining Hb
 Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas
 Memberikan penyuluhan
 Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
 Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
 Data ketenagaan di puskesmas
 Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat

Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:

a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas


sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog,
seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi
dengan memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan
kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan,
dengan mengenali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui
rangkaian kegiatan:
 Pendekatan kepada tokoh masyarakat
 Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
 Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang
terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan
tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat

2.5 WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas.
Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan
penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas
harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke
puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas


daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga


pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis
di Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai
pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.

Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan
adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang
optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.

2.5.1 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan dalam bidang administrasi


Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati
II.

Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan


Nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.

2.5.2 Satuan Penunjang

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta


kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan
mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih
merata dan meluas, perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di
desa-desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas keliling.
Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan
membina desa wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas


perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

2.5.3 Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan


berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita V wilayah
kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan sasaran
penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan
Jaawa dan Bali).

Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain


perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di wilayah
kerjanya.
2.5.4 Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi


dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas
keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-
kegiatan puskesmas keliling adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang


tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari
dalam 1 minggu
2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi
kasusu gawat darurat
4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
2.5.5 Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan jumlah
penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok
persepuluhan, selain memberikan pelayanan aangsung di posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota keluarga
persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas
atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.

2.6 STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSKESMAS

2.6.1 Susunan organisasi puskesmas

1. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas


2. Unsur pembantu pimpian : Urusan tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I unit I
Unit III
Unit IV
Unit V
Unit VI
Unit VII
Tugas pokok

1. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan fungsional
2. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan
3. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya immunisasi, kesehatan lingkungan dan labolatorium
sederhana
5. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan manula
6. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan
khusus lainnya
7. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat
8. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian
2.6.2 Tata kerja

Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,


integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmasnya maupun dalam satuan
organisasi di luar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

KEPALA PUSKESMAS

TATA USAHA

UNIT I UNIT II UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT


III IV V VI VII

PUSKESMAS
PEMBANTU

Dalam melaksanakan tugas, kepada puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi


petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh
kepala kantor departemen kesehatan/kotamadya, sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua
unsur dalam lingkungan puskesmas, memberikan bimbingan dan petunjuk bagi
pelaksanaan tugas masing-masing.

Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertical
Departemen Kesehatan RI akan diatur dengan surat keputusan bersama menteri dalam
negeri dan menteri kesehatan RI.

2.7 SISTEM RUJUKAN


2.7.1 Definisi

Adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang mungkin terjadinya


penyerahan tanggung jawab timbal balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus
atau masalah, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada orang lebih kompeten,
terjangkau dan dilakukan secara rasional.

2.7.2 Tujuan

Tujuan Umum

Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Tujuan khusus

a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan


rehabilitative secara berhasil guna dan berdaya guna
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif
secara berhasil guna dan berdaya guna
2.7.3 Jenis Rujukan
1. Rujukan medic, meliputi :
a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan operatif
dan lain-lain, disebut transfer of patient
b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan labolatorium yang lebih
lengkap, disebut transfer of spesimen
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat, disebut juga transfer of
knowledge/ personel
2. Rujukan kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan
:
a. Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan ai suatu wilayah
c. Penyelidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggualanagn keracunan
missal
d. Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam
e. Sarana teknologi penyediaan air bersih untuk mengurangi kekurangan air
bersih untuk masyrakat umum
f. Pemeriksaan specimen air di labolatorium

2.7.4 Jalur rujukan

1. Intern antara petugas puskesmas


2. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas Pembina
3. Antara masyrakat dengan puskesmas
4. Antara satu puskesmas dengan puskesmas lain
5. Antara puskesmas dengan rumah sakit
6. Antara puskesmas dengan rumah skit lain , labolatorium atau fasilitas kesehatan
lain

2.7.5 Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan

1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dalam menampung rujukan dari


puskesmas pembantu atau pos kesehatan, posyandu dari masyrakat
2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan untuk ruang tidur
penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis
3. Meningkatkan sarana komunikasi diantara unit-unit pelayanan kesehatan dengan
media telelpon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan saranan pencatatan dan eplaporan yang memadai bagi system
rujukan, baik rujukan medic maupun rujukan kesehatan
5. Meningktakan upaya dana sehat masyarakat unutk menunjang pelayanan rujukan
2.8 STRATIFIKASI PUSKESMAS
2.8.1 Pengertian

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam rangka
perkembangan fungsi puskesmas sehingga pembinaan dalam rangka fungsi puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan lebih menimbulkan gairah kerja , rasa
tanggung jawab , dan kretifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas
diri.

2.8.2 Tujuan

Tujuan umum

Mendapatkan gambaran tentang tingkat pengembangan fungsi puskesmas secara


berkala dalam rangka pembinaan dan pengembangannya

Tujuan khusus

a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam


rangka mawas diri
b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dimasa yang akan datang
c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan dalam pelaksanaan
puskesmas sebagai masukan untuk pembinanya

2.8.3 Pengelompokan

Dibagi dalam 3 srata, yaitu :

1. Srata I, puskesmas dengan prestasi kerja yang baik


2. Strata II, puskesmas dengan prestasi kerja cukup
3. Strata III, puskesmas dengan prestasi kerja kurang

Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :

1. Puskesmas tingkat kecamatan


2. Puskesmas tingkat kelurahan / pembantu
3. Unit-unit kesehatan lain
4. Pembinaan peran serta masyarakat
2.8.5 Ruang lingkup

Ruang lingkup stratifikasi puskesmas dibagi dalam 4 aspek, meliputi :

1. Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan


2. Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas
3. Sumber daya yang tersedia di puskesmas
4. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan
puskesmas

Dalam jangka panjang pola pembinaan melalui sratifikasi puskesmas akan


terus ditingkatkan ruang lingkupnya meliputi seluruh kegiatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas dalam wilayah kerjanya, termasuk kegiatan adalah
rangka membina usaha kesehatan swasta

2.8.6 Area pembinaan

Berdasarkan hasil pelaksanaan stratifikasi puskesmas ada 3 area yang perlu dibina
:

1. Sebagai wadah pemberian pelayanan, pembinaan diarahkan pada fasilitas fisik


, pelaksanaan manajemen dan kemampuan tenaga kerja
2. Pelaksanaa program-program sector kesehatan maupun program lintas
sektoral yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab
puskesmas dalam pelaksanaan sarana penunjang
3. Peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan kemampuan untuk hidup
sehat dan produktif. Pembinaan kemampuan puskesmas dalam membina peran
serta masyrakat di bidang kesehatan perlu ditingkatkan.

2.8.7 Pelaksanaan stratifikasi

1. Pelaksanaan stratifikasi puskesmas mencakup seluruh aspek puskesmas


termasuk puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan hasil pembinaan peran
serta masyrakat antara lain dalam bentuk posyandu
2. Kegiatan stratifikasi mencakup :
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisis masalah dan penentuan langkah penanggulangan
Kegiatan tersebut dilakukan mulai dari tingkat puskesmas , kabupaten,
provinsi sampai ke tingkat puskesmas
3. Sratifikasi puskesmas dilaksanakan 1 tahun sekali secara menyeluruh dan
serentak di semua puskesmas dan bertahap sesuai jenjang administrasi sampai
ke pusat.
a. Di tingkat puskesmas
Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas dan merupakan
kegiatan mengukur kemampuan penampilan puskesmas dalam rangka
mawas diri . dengan tujuan agara kepala puskesmas dan staff mengetahui
kelemahan dan masalah yang dihadapi untuk berusaha memperbaiki
b. Di tingkat dinas kesehatan dati II / kandep
Menghimpun laporan hasil sratifikasi puskesmas untuk diolah dan
dianalisa sehingga mendapatkan gambaran keadaan dan fungsi masing-
masing puskesmas dalam wilayahnya dalam rangka pembinaan dan
pengembangannya
c. Di tingkat dinas kesehatan dati I / kanwil / pusat
Menghimpun laporan hasil stratifikasi dari masing-masing dinas kesehatan
dati II untuk masing-masing dinas kesehatan dati II unutk diolah dan
dianalisa sehingga mendapatkan gambaran tingkat perkembangan fungsi
pusekesmas di wilayah masing-masing kabupaten kodya (provinsi) dalam
rangka pembinaan dan pengembangannya tahun yang akan datang
4. Dalam rangka menentukan strata puskesmas dipakai pendekatan kwantitatif
untuk mengukur variable. Untuk menentukan nilai dipakai suatu patokan
(standart) target yang seharusnya dipakai
5. Penetapan waktu kegiatan
a. Tingkat puskesmas
 Pengumpulan data desember – januari
 Pengolahan data awal februari
 Peninjauan dinkes dati II Januari – februari
 Konsultasi kabupaten akhir februari
 Analisa maslah, rencana awal maret
penanggulangan, penyusunan laporan
 Laporan ke dati II pertengahan maret
b. Dati II
 Pengumupulan data rekap maret-april
 Checking on spot pertengahan april
 Analisa masalah, perencanaan
penanggulangan akhir april
 Kirim ke provinsi dan kirim umpan
balik ke puskesmas permulaan mei
c. Dati I
 Pengumpulan laporan / rekapitulasi mei
 Analisa masalah dan penyusunan masalah mei –juni
 Kirim ke pusat akhir juni
 Kirim umpan balik ke dati II permulaan juli
d. Pusat
 Penenrimaan laporan / rekapitulasi dan
rencana penanggulangan masalah juli
 Pertemuan evaluasi pelaksanaan
stratifikasi 27 provinsi pusat agustus
 Pengolahan data dan analisa masalah agustus
 Distribusi laporan yang bersangkutan akhir agustus
 Menyusun rencana penanggulangan September
 Kirim umpan balik ke hasil stratikasi
nasional oktober

2.8.8 Tahap- Tahap Stratifikasi

dilakukan dalam 3 tahap , sebagai berikut :

tahap I : pendataan dan pemetaan dalam tiga kelompok strata I,II, dan III

tahap II : analisa hasil pendataan dan pemetaan serta sector-sektor yang menunjang
dan menghambat
tahap III : rencana pemecahan masalah pada semua tingkat yaitu rencana kerja atau
rencana pembinaan untuk meningkatkan kemmapuan-kemampuan puskesmas
berdasarkan hasil analisa dan maslah yang dijumpai di semua tingkat.

2.8.9 Manfaat stratifikasi

1. Bagi puskesmas
Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan secara menyeluruh sehingga dapat
diambil berbagi upaya untuk memperbaiki dalam rangka mawas diri
2. Bagi dinas kesehatan dati II
a. Mendapatkan gambaran prestasi kerja puskesmas dalam wilayah dati II yang
bersangkutan tiap tahun
b. Mengetahui maslah dan hambatan dalam menyelenggarakan puskesmas baik
yang disebabkan oleh sumber daya maupun pengaruh lingkungan
c. Menentukan langkah serta bantuan yang diperlukan dala mengatsi maslah yang
dihadapi puskesmas melalui penyusunan rencana tahunan
d. Mendapatkan gambaran mengenai kemampun manajemen setiap uskesmas
wilayah dati II
3. Dinas kesehatan dati I / kanwil provinsi
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan yang dihadapai oleh
dati I kandep selama setahun dalam pembinaan dan pengembangan puskesmas di
wilayah kerjanya yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh dinas dati I /
kanwil provinsi melaului penyusunan rencana bantuan.
4. Depkes pusat
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan yang dihadapi oleh
dinas kesehatan DT I / kanwil selama setahun pembinaan dan pengembangan
puskesmas di wilayah kerjanya , yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian
oleh pusat antar lain melalui penyusunan rencana tahunan.

2.9 PERENCANAAN MIKRO (MICROPLANNING)

2.9.1 Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas
untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
2.9.2 Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
2. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.

2.9.3 Ruang lingkup


1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas
2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
2.9.4 Langkah-langkah penyusunan
1. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang
dihadapi oleh puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
a. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
b. Pengumpilan data yang mencakup:
 Data umum
 Data wilayah
 Data penduduk
 Sumber daya puskesmas: sarana dan prasarana fisik,, tenaga, dana dan
sumber daya masyarakat
 Data status kesehatan
 Data cakupan program sesuai dengan indicator dan variabel
c. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, ynag meliputi:
 Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan
derajat-derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah
tersebut menurut kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain
menggunakan pendekatan epidemiologis.
 Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah
kerja puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyenarannya
berdasarkan kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk, kematian,
kesakitan, mobilitas penduduk dan sebagainya.
 Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan tenaga. Proses merupakan upaya
kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi, supervise, stratifikasi.
Keluaran atau output merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan
cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
 Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
 Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
d. Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh
puskesmas berdasarkan analisa diatas dan digambarkan secara kualitatif
dengan pendekatan epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah
yang sebenarnya baik dari segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
e. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
 Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok
dengan saran dari narasumber
 Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan
setiap anggota rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta. Semua anggota
rapat diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui system scoring
Criteria yang dipakai adalah:
 Besarnya masalah meliputi:
 Presentasi penduduk yang terkena
 Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena masalah tersebut
 Kerugian yang dialami penduduk
 Skor 0-10
 Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
 Tingkat keganasan
 Tingkat urgensinya
 Kecenderungannya
 Skor 1-10
 Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan
memberi nilai 0,5-1,5
 Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan,
meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga didapatkan
hasil akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-masing kriteria
ditabulasi dan dihitung hasil akhirnya dengan pembobotan, sehingga
didapatkan perioritas masalah.
2. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan dan sasaran
b. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
c. Perumusan kegiatan
d. Perumusan sumber daya
3. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
a. Penjadwalan, meliputi :
 Penentuan waktu
 Penentuan lokasi dan sasaran
 Pengorganisasian
b. Pengalokasian sumber daya, meliputi :
 Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
 Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
 Jumlah dan tenaga yang diperlukan
c. Pelaksanaan kegiatan meliputi :
 Persiapan
 Penggerakan dan pelaksanaan
 Pengawasan, pengendalian dan penilaian
4. Penulisan dokumen perencanaan
a. Pendahuluan
b. Keadaan dan masalah
c. Tujuan dan sasaran
d. Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
e. Kebutuhan sumberdaya
f. Pemantauan dan penilaian
g. Penutup
h. Lampiran-lampiran dokumen

2.10 LOKAKARYA MINI PUSKESMAS


2.10.1 Definisi

Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan
pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya
tumpang tindih dalam pelaksaannya kegiatannya.

2.10.2 Tujuan

Tujuan Umum

Untuk meningkatakan kemampuan tenaga puskesmas bekerjasama dalam tim dan


membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Tujuan Khusus

1. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka


pengembangan menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana keseharian
2. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan peran
serta masyarakat
3. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebgai tindak lanjut
penggalangan kerjasama tim puskesmas
4. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebgai tindak lanjut
penggalangan kerjasama lintas sektoral
2.10.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan loka karya mini puskesmas adalah

1. Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota


2. Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim

Komponen

1. Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas


2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral
3. Rapat kerja bualanan puskesmas
4. Rapat kerja triwulan lintas sektoral

2.11 SUPERVISI
2.11.1 Definisi

Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna
serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

2.11.2 Tujuan

Tujuan Umum

Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus

1. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman


pelaksanaan.
2. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
4. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan.
2.11.3 Ruang lingkup
1. Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala Puskesmas kepada para
pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Bimbingan mencakup :
a. Masukan (input)
 Sarana dan prasarana
 Anggaran
 Ketenagaan
 Perlengkapan administrasi
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja
c. Keluaran (output)
Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
2. Supervisi dilaksanakan terhadap tenaga teknis dan tenaga masyarakat, dalam
bentuk :
a. Pertemuan didalam puskesmas.
Pembimbingan yang dilakukan menyangkut kegiatan teknis maupun
administrasi dan penambahan pengetahuan.
b. Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap :
 Petugas kesehatan termasuk bidan desa
 Kader kesehatan
 Sarana pelayanan (puskesmas pembantu, posyandu).
c. Pelaksanaan pembimbingan
 Dokter puskesmas
 Staf puskesmas
d. Sasaran pembinaan
 Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
 Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
e. Waktu pelaksanaan
 Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal satu
bulan sekali, atau sewaktu-waktu jika ada masalah.
 Tenaga desa (kader kesehatan, dasa wisma) minimal sebulan
sekali, atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
 Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan sekali.
 Melalui laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan dari
pelaksana. Paling lambat 1 minggu setelah kegiatan.
 Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan pedoman
yang ada yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.

2.12 SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS


(SP2TP)

2.12.1 Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang
telah dicapai oleh puskesmas.
2.12.2 Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik
dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
Tujuan khusus
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi,
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat
administrasi.
2.12.3 Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung
maupun di luar gedung
3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
2.12.4 Pelaksanaan
1. Pencatatan dengan menggunakan format
a. Falmily folder
b. Buku register
 Rawat jalan dan rawat inap
 Penimbangan
 Kohort ibu
 Kohort anak
 Persalinan
 Labolatorium
 Pengamatan penyakit menularImunisasi
 PKM
c. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu mired
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah
pembuatan laporan
2. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
a. Bulanan
 Data kesakitan
 Data kematian
 Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
 Data manajemen obat
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan
 Umum dan fasilitas
 Saranan
 Tenaga

2.12.5 Alur Pengiriman

1. Aluran pengiriman sampai saat ini:


a. Dikirim ke dinas kesehatan tingkat II, diteruskan ke dinas kesehatan tingkat I,
kemudian diteruskan ke departemen kesehatan (c.q. Bagian Informasi Digjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat)
b. Umpan balik dikirim ke kanwil Depkes Provinsi
2. Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Departrmrn Kesehatan menerima
laporan dari kanwil Depkes Provinsi

2.12.6 Pengolahan, analisa dan pemanfaatan

1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi


2. Pemanfaatan disesuaikan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
3. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanakan program
operasionalisasi dan early warning system
4. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan pengendalian dan pengambilan
tindak koreksi yang diperlukan
5. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang
diperlukan
6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat
nasional

2.12.7 Kegiatan –kegiatan yang Dilakukan

1. Mengkompilasi data dari puskesmas


2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
3. Menyusun kartu indeks penyakit
4. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
6. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data
denominator
7. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perencanaan di
masa mendatang
8. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan

Pemanfaatan Data SP2TP

1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam
rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas,
melalui:
a. Perencanaan (perencanaan mikro)
b. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Definisi Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2. Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Sejarah perkembangan Puskesmas


Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja
kesehatan nasional ( RAKERKESNAS) I di Jakarta
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Ada 20 pokok kegiatan puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak
pertama kali berdiri.
5. Wilayah kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan
dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
6. Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmasnya maupun dalam satuan
organisasi di luar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.
7. Sistem rujukan Puskesmas
System rujukan adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang mungkin
terjadinya penyerahan tanggung jawab timbal balik atas timbulnya suatu masalah dari
suatu kasus atau masalah, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada orang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
8. Stratifikasi Puskesmas
Straifikasi Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dalam
rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga pembinaan dalam rangka fungsi
puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan lebih menimbulkan
gairah kerja , rasa tanggung jawab , dan kretifitas kerja yang dinamis melalui
pengembangan falsafah mawas diri.
9. Perencanaan mikro Puskesmas
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas
untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
10. Lokakarya mini puskesmas
Lokakarya Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan
pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya
tumpang tindih dalam pelaksaannya kegiatannya.
11. Supervisi Pukesmas
Supervise Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan
tentang masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan
puskesmas.
12. Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu
yakni tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil
yang telah dicapai oleh puskesmas.
3.1 SARAN

Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi puskesmas ,


karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan program-program yang ada
di Puskesmas. Sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa
Aksara

Effendi,Nasrul.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi


2.Jakarta:EGC

Putu Sudayasa.2010.berbagi info tentang puskesmas, http//www.puskel.com

Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai