Anda di halaman 1dari 20

Upaya Pengembangan Pariwisata

 Pariwisata Alternatif (alternative


tourism)
 Sebagai salah satu bentuk kepariwisataan
yang timbul sebagai reaksi terhadap
dampak-dampak negatif dari
pengembangan dan perkembangan
pariwisata konvensional.
 Sebagai bentuk kepariwisataan yang
berbeda (yang merupakan alternatif) dari
pariwisata konvensional untuk menunjang
kelestarian lingkungan.
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
 Pariwisata Modern atau Konvensional?
 Bentuk pariwisata yang kita kenal sekarang dewasa ini yang
sering disebut pariwisata modern-bermula dari suatu bentuk
kegiatan wisata yang dipelopori oleh Thomas Cook.
 Ia menyelenggarakan inclusive tour dari Leicester ke
Loughborough p.p. pada tanggal 5 Juli 1842 dengan biaya 1
shilling/orang.
 Paket wisata (package tour) atau inclusive tour itu diikuti oleh
570 orang berkat upaya promosi yang dilakukan melalui iklan.
 Karena di waktu itu bentuk kegiatan wisata/pariwisata seperti itu
merupakan suatu hal atau fenomena baru maka Thomas Cook
kemudian dijuluki sebagai Bapak atau Arsitek Pariwisata
Modern.
 Jenis atau bentuk kegiatan wisata yang dikemas dalam paket-
paket wisata itulah yang sebelumnya disebut pariwisata modern.
 Namun dengan timbulnya berbagai pariwisata alternatif maka
apa yang dulu disebut pariwisata modern itu kini disebut
pariwisata konvensional.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Pariwisata Berskala Besar


 Sejak berakhirnya perang Dunia II, terutama sejak tahun
1960-an, dengan dimulainya pengoperasian pesawat
terbang berbadan lebar, kegiatan wisata internasional
mapun domestik, dan badan-badan usaha kepariwisataan
(industri pariwisata) berkembang pesat sekali.
 Dewasa ini per tahunnya ada lebih dari 500 juta
international tourism arrivals dengan lebih dari US$ 400
milyar belanja wisatawan internasional (international
tourism expenditures).
 Belum lagi kegiatan wisata domestik dan pengeluaran
wisatawan domestik.
 Dewasa ini badan-badan usaha kepariwisataan telah
berkembang menjadi satuan industri pariwisata terbesar
di dunia (the biggest single industry in the world).

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Ciri Pariwisata konvensional


 Ciri dari pariwisata konvensional adalah
○ Kegiatan wisata tersebut memiliki jumlah yang
besar (mass tourism).
○ Sebagian dikemas dalam satuan paket wisata
(package tour).
○ Pembangunan sarana dan fasilitas
kepariwisataan berskala besar dan mewah.
○ Memerlukan tempat-tempat yang dianggap
strategis dengan tanah yang cukup luas.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Industri pariwisata menjadi sangat eksploitatif


terhadap:
○ Sumber Daya Manusia, khususnya
masyarakat/penduduk setempat.
 Berbagai bentuk negatif tersebut antara lain:
- Terjadinya degradasi nilai-nilai sosial budaya
- Terjadinya degradasi nilai moral
- Komersialisasi prostitusi, termasuk prostitusi anak-anak
- Penggusuran penduduk, kemiskinan dan lain sebagainya
○ Sumber Daya Alam
 Dampak negatif terhadap lingkungan:
- Pencemaran lingkungan
- Kerusakan lingkungan dan ekosistem

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Reaksi
 Berbagai dampak negatif yang terjadi akibat
adanya kegiatan pariwisata, terutama sekali
yang terjadi pada masyarakat/penduduk
setempat, menimbulkan keperihatinan di
kalangan rohaniwan, cendikiawan dan tokoh-
tokoh masyarakat.
 Keperihatinan mereka mendorong
diselenggarakannya lokakarya internasional
(international workshop) yang disponsori oleh
the christian conference of Asia.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Rumusan definisi pengertian Pariwisata


Alternatif adalah:

“Alternative tourism is a process which


promotes a just form of between
members of different communities. It
seeks to achieve mutual understanding,
solidarity and equality among
participants.”

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Jenis pariwisata alternatif, yang


merupakan alternatif dari pariwisata
konvensional, timbul karena:
 Adanya asumsi bahwa pariwisata
memerlukan lingkungan yang baik.
 Kesadaran bahwa pariwisata dapat
digunakan sebagai instrumen untuk
menunjang upaya pelestarian lingkungan.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Salah satu bentuk wisata alternatif, dalam artian


jenis dan bentuk berbeda dari pariwisata
konvensional, disebut dengan ecotourism.
 Semula ecotourism masih diidentikan dengan
nature tourism atau wisata alam biasa seperti
yang tercermin dari definisi yang dirumuskan
oleh Hector Coballos-Lascurain, yang
memperkenalkan istilah ecotourism pada tahun
1987, yaitu:
“nature or ecotrourisme is tourism that consists in
travelling to relatively undisturbed or uncontaminated
natural areas with the specific objective of studying,
admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and
animals, as well as any existing cultural manifestations
(both past and present) found in these areas”

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Pada tahun 1993 the ecotourism


society, suatu organisasi nirlaba yang
didirikan di Amerika Serikat pada tahun
1991, memberi rumusan definisi yang
bersifat proaktif tentang pengertian
ecotourism, yaitu:
“Ecotourism is responsible travel to natural areas
which conserves the environment and improves
the welfare of local people.”

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Perubahan Persepsi
 Berbagai dampak negatif pariwisata terutama disebabkan
oleh pengembangan pariwisata yang dilakukan semata-
mata dengan pendekatan ekonomi dimana pariwisata
dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan
pendapatan, terutama pada bidang usaha swasta dan
pemerintah.
 Untuk menghindari berbagai kekeliruan tersebut maka
dilakukan pendekatan yang berbeda.
○ Perubahan Persepsi tentang Pariwisata
Pariwisata harus dipersepsikan sebagai suatu alat atau
instrumen untuk meningkatkan:
 Kualitas hubungan antar manusia
 Kualitas hidup penduduk setempat
 Kualitas lingkungan hidup

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

○ Kriteria Pengembangan Pariwisata


Untuk memberikan arahan yang lebih jelas tentang
pengembangan pariwisata perlu ditetapkan beberapa
kriteria seperti yang diperkenalkan oleh Rev Ron
O’Grady berikut ini:
 Decision making about the form of tourism in any place
must be made in consultation with the local people and be
acceptable to them.
 A reasonable share of the profits derived from tourism must
return to the people.
 Tourism must be based on sound environmental and
ecological principles, be sensitive to local cultural and
religious traditions and should not place any members of
the host community in a position of inferiority.
 The number of tourism visiting an area should not be such
that they overwhelms the local population and deny the
posibility of genuine human encounter.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

○ Pengembangan pariwisata perlu dijadikan sebagai


bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan
(sustainable development).
○ Maka pengembangan pariwisata harus dilakukan
dalam kesatuan yang terpadu dengan sektor-sektor
pembangunan lainnya.
 Kebijakan Pengembangan Wisata Alam
 Dari segi ekonomi ,pariwisata alam akan dapat
menciptakan pekerjaan di daerah-daerah
terpencil.
 Membutuhkan investasi yang relatif besar untuk
pembangunan sarana dan prasarana.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Pendapatan dan Permintaan


 Pengelolaan kawasan wisata alam banyak menggunakan
dana dari pendapatan pariwisata dari pengunjung;
sebagai mekanisme pengembalian biaya pengelolaan dan
pelestarian alam atau program pengembangan
masyarakat.
 Kajian tentang tingkat pemulihan biaya perlu
dipertimbangkan untuk mengetahui biaya untuk menutup
investasi pengembangan pariwisata alam, pengeluarkan
investasi pembangunan pariwisata alam dan
pengoperasiannya dan disamping juga harus mampu
menutup biaya tidak langsung akibat dampak negatif
kegiatan pariwisata tersebut terhadap masyarakat (social
cost).
 Agar dapat memperoleh keuntungan, pendapatan yang
ditentukan harus lebih besar dari semua biaya yang
dikeluarkan dalam eangka pengusahaan pariwisata.
Namun untuk pengelolaan kawasan pelestarian alam,
keuntungan yang dicari adalah keuntungan yang optimal.

Senin, 18 Juni 2018


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat


 Salah satu peluang bagi masyarakat di sekitar obyek
wisata alam adalah kesempatan bekerja pada obyek
wisata, baik sebagai tenaga staf maupun sebagai tenaga
buruh kerja.
 Pengembangan suatu obyek wisata akan memberi
dampak positif bagi kehidupan ekonomi masyarakat, yaitu
membuka kesempatan berusaha seperti; usaha
penyediaan makanan, minuman dan usaha transportasi
baik tradisional maupun konvensional.
 Hal ini sesuai dengan penjelasan Undang-Undang
No.5/1990 pasal 34 ayat 4, yaitu memberi kesempatan
kepada rakyat untuk ikut berperan dalam usaha di
kawasan pelestarian alam.
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Pengusahaan pariwisata alam


 Untuk menciptakan iklim usaha dan peluang
ekonomi yang secara profesional
memanfaatkan kegiatan wisata alam,
pemerintah telah mengeluarkan berbagai
kebijaksanaan.
 Sebelum ada SK Menteri Kehutanan No.
687/Kpts-II/1989, terdapat 4 perusahaan wisata
alam di 4 lokasi kawasan pelestarian alam.
 Sesudahnya, ada 12 perusahaan pariwisata
alam baru di 34 lokasi kawasan pelestarian
alam.
 Sesudah terbitnya Peraturan Pemerintah
No.18/1994, bertambah 2 perusahaan wisata
alam baru di 3 lokasi kawasan pelestarian alam.
Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)

 Penerimaan Negara
 Prospek kegiatan pariwisata alam dalam memberikan andil
dalam penerimaan negara cukup besar, baik untuk penerimaan
langsung (karcis masuk, pungutan iuran pengusahaan
pariwisata alam/PIPPA dan pungutan usaha pariwisata
alam/PUPA) maupun tak laungsung melalui pengeluaran
wisatawan.
Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia 2000 - 2006
RATA-RATA RATA-
DEVISA
WISATAWAN PENGELUARAN/ ORANG (US $) RATA
TAHUN (JUTA US
MANCANEGARA LAMA
PER KUNJUNGAN PER HARI $)
TINGGAL
2000 5.064.217 1.135,18 92,59 12,26 5.748,80
2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.428,62
2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.496,13
2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02
2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88
2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89
2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia


Upaya Pengembangan Pariwisata (lanj’)
Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus)

TAHUN WISNUS PERJALANAN RATA-RATA PENGELUARAN TOTAL PENGELUARAN


(000 orang) (000) PERJALANAN PER PERJALANAN
(000 Rupiah) (Triliun Rupiah)

2001 103,884.30 195,770.70 1.88 324.58 58.71


2002 105,377.70 200,589.60 1.9 343.09 68.82
2003 110,031.30 207,119.80 1.88 373.56 70.87
2004 111,353.40 202,763.10 1.82 383.85 71.7
2005 112,701.20 213,303.90 1.89 394.43 77.51
2006* 114,391.70 216,503.50 1.92 400.35 78.67
2007** 116,107.60 219,751.01 1.95 406.35 79.85
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
Catatan: Pengeluaran per perjalanan adalah rata-rata tertimbang dari setiap provinsi
Sumber: Pusat Data dan Informasi
Statistik Outbound 2002-2004

Tahun Rata-rata Pengeluaran/Orang (US$) Rata-rata Lama Tinggal (Hari)

Per Kunjungan Per Hari


2002 917,12 75,55 12,14
2003 915,55 82,33 11,12
2004 859,81 77,88 11,04

Tahun Outbound Devisa Ke Luar


Kunjungan Perubahan (%) US$ (Juta) Perubahan (%)

2002 3.231.535 - 2.963,71 -


2003 3.768.761 16,62 3.450,49 16,42
2004 4.270.134 13,3 3.671,50 6,41

Sumber: Outbound Survey, Litbang Budpar

Anda mungkin juga menyukai