Anda di halaman 1dari 9

Laporan hasil wawancara

Disusun sebagai salah satu tugas Ujian Akhir semster

Mata kuliah: Filsafat Umum

Dosen pengampu: Dr. Helmy Faizi bahrul Ulum, M.hum

Disusun oleh:

Nama: Median Pratiwi

Nim :171380069

Kelas: PMI 2 B

Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah
UIN SULTAN MAULANA HASANNUDIN BANTEN

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobbil alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas beribu-ribu
nikmat yang tak terhingga, terutama nikmat sehat sehinggga saya bisa menyelesaikan tugas ini.
Sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada panutan kita yaitu nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga terang benderang hingga saat ini.

Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Dr. Helmy Faizi bahrul Ulum, M.hum selaku dosen
pengampu mata kuliah filsafat umum yang telah memberikan tugas in sebagai tugas akhir
semser 2. Terimaksih juga untuk narasumber yang telah bersedia memberikan informasi dan
berbagi cerita kepada saya.

Semoga apa yang saya tulis ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi saya saya
khususnya. Tentunya saya merasa belum cukup baik dalam penulisan ini, untuk itu kritik dan
saran sangat dibutuhkan agar kedepan nya bisa lebih baik lagi.
Daftar isi
Ibu Eti si penjaja ketan Bintul

Kehidupan adalah takdir yang harus dijalani oleh setiap insan, meskipun kadang tak sesuai
dengan apa yang diharapkan namun kita dituntut untuk bisa memerimanya. Di tengah
gemerlap nya kehidupan diluar sana, di tempat lain justru sebaliknya. Di daerah-daerah
terpencil atau bahkan ditengah keramaian kota masih banyak terlihat kemiskinan dan
kesengsaraan, meskipun pemerintah telah banyak melalukan upaya untuk mensejahterakan
rakyatnya, tetap saja kemiskinan-kemiskinan lain belum bisa teratasi. Ada sebagian yang
memilih untuk menyerah dengan apa yang di alami, namun ada juga yang memilih untuk terus
berjuang memepertahankan hidupnya dengan berbagai cara yang sesuai dengan batas
kemampuan mereka, meskipun hasil yang didapat kadang tidak sesuai dengan apa yang
dilakukan, merwka tetap ikhlas yang terpenting mereka dapat menemukan sesuap nasi untuk
menyamnung hidup di esok hari. Seperti yang dilakukan oleh narasumber saya yaitu ibu Eti
Suheti.

Ibu Eti Suheti yang saat ini beruaia 58 tahun. Adalah seorang pedagang keliling ketan bintul
yaitu makanan khas dari daerah Banten, yang biasa dijajakan di pagi hari untuk sarapan. Lahir di
Pandeglang tepatnya didaerah kaki Gunung karang. Yang merupakan anak pertama dari 3
bersaudara dengan adik nya bernama Entin dan Saefullah. Mereka telah mempunyai keluarga
masing-masing dengan hidup secara berpisah dan saat ini adik perempuan nya yang bernama
Entin telah meninggal dunia sejak 8 tahun yang lalu.

Ibu Eti sebagian kerap memanggilnya merupakan seorang janda yang telah ditinggalkan suami
dari pernikahan nya yang kedua karena meninggal dunia yang semasa hidupnya bekerja sebagai
wiraswasta dan meempunyai dua orang putri berusia 26 tahun dan 20 tahun. Sebelumnya ibu
Eti ini pertama kali menikah pada usia 14 tahun dengan suami pertamanya, karena adanya
ketidak cocokan antara orang tua dan suaminya akhirnya Ibu Eti bercerai dengan suami yang
pertama dan kemudian menikah lagi dengan suami yang kedua yaitu Muchtar Mujab (alm).
dengan suami yang pertama ini ibu Eti mempunyai 2 orang anak yang kini berusia 40 tahun dan
34 tahun yang kini telah mempunyai keluarga dan tinggal di rumah keluarganya masing masing
namun masih sering berkunjung dan membantu Ibu Eti sebisa mungkin. Kini ibu Eti tinggal
bersama keda putri dari suaminya yang kedua.

Ibu Eti telah berjulan dan menjajakan keliling ketan bintulbkurang lebih selama 5 tahun, ia
memilih pekerjaan itu karena dengan berjualan makanan untuk sarapan di pagi hari bisa
mendapatkan uang langsung untuk makan dan kebutuhan lainnya di siang hari meskipun hasil
yang di dapat tidak seberapa asalkan bisa mencukupi untuk menyambung hidup di esok hari.
Penghasilan yng di dapat dati menjajakan letan bintul kurang lebih 30.000.00 dan uang itu
langsung digunakan untuk membeli kebutuhan makan dan lainnya. Sebelumya ibu Eti membuka
warung kopi dan makanan keci-kecilan, namun berjalannya waktu modal pun habis karena
digunakan untuk membiayayi anaknya yang berusia 26 tahun yang sakit hampir 5 tahun
lamanya.

Ibu Eti adalah orang yang kuat dan sabar, meskipun ia seorang janda ia tidak pernah patah
semangat untuk bertahan hidup dan membesarkan kedua putrinya agar menjadi orang yang
sukses dunia akhirat, karena merekalah orang-orang yang ia sayangi. Itulah yang membuat ibu
Eti terus semnagat bertahan dan melanjutkan hidupnya.

Al-qur'an adalah pedoman ibu Eti dari sejak kecil hingga saat ini. Pedoman itu didapatkan
pertama kali orang tua nya yang mengajarkanya kemudian beranjak dewasa dan sampai
sekarang pedoman itu terus diperkuat dari berbagai guru, ustad atau ahli agama lainnya.
Pedoman Al-qur'an juga lah salah satu yang membuat Ibu eti terus sabar dan tawakal dalam
menjalani hidupnya, karena Al-qur'an adalah firman Allah yang wajib kita imani dan didalam Al-
qur'an juga terdapat petunjuk hidup di dunia dan akhirat.

Ibu Eti sangat yakin terhadap pedoman yang ia pilih, ia tidak pernah berfikir untuk menelusuri
atau mencari tau tentang pedoman lain bahkan sampai mengantikanya dengan Al-qur'an karena
menurut ibu Eti semua kriteria pedoman hidup yang baik ada sluruhnya di dalam Al-qur'an
karena sesuai dengan logika danbtuntunan nabi Muhammad Saw dan l bu Eti juga percaya
bahwa Al-qur'an adalah sebenar-benarnya pedoman dan petunjuk hidup yang akan
menyelamatkan nya baik di dunia maupun di akhirat

Setiap orang yang hidup pasti mempunyai masalah tak terkecuali ibu Eti, apalagi ia seorang
janda tentulah kehidupan yang dijalani lebih berat karena hanya sndirian dalam segala hal
tanpa di temani suami sebagai partner hidupnya. Pada awal nya memang sulit namun berjalan
nya waktu ibu Eti mulai terbiasa dengan sendirinya, bahkan ketika menghadapi masalah apapun
Ibu Eti yakin akan ada selalu jalan keluar karena ibu Eti punya Allah tuhan semesta Alam tuhan
yang maha segalanya, melalui cara berfikir, dihadapi, dicari solusi dan kemudian bertindak,
masalah apapun insyaallah akan terlewati.

Dakam hidupnya ibu Eti pasti pernah mengalami hal terburuk bahkan mungkin beberapa kali,
namun yang paling terburuk menurut ibu Eti adalah ketika ditinggalkan suami tercintanya yaitu
suami dari prnikahannya yang kedua untuk selama-lamanya. Ketika itu ibu Eti merasa bahwa
semuanya telah hancur, harapan bersama untuk membesarkan anak-anaknya kini hanya tinggal
harapan,Kebahagian yang dulu mereka alami kini hanya tinggal kenangan. Namun akhirnya ibu
Eti sadar bahwa semua yang hidup akan meninggal dan tidaka ada yang kekal di dunia ini, hanya
Allah lah yang abadi. Ibu Eti pun mulai bangkit kembali, dengan cara meminta saran dari orang-
orang terdekat, orang tua dan ustad akhirnya ibu Eti bisa semangat kembali unuk melanjutkan
hidupnya bersama anak-anaknya.

Pelajaran berharga yang ibu Eti dapat ialah sabar, tawakal, ikhlas dan ikhtiar. Allah menakdirkan
sesuatu pasti ada hakmah yang terkandung didalamnya. Meskipun kita tidak tau mana yang
terbaik untuk kita tapi Allah lah yang maha mengetahui segalanya, jangan pernah berprasangka
buruk terhadap Allah, karena apa yang menurut kita baik belum tentu baik dimata Allah tapi
apa yang Allah takdirkan untuk kita tentulah itu yang terbaik.

Semasa hidupnya suami ibu Eti banyak mengajarkan banyak hal kepada ibu Eti, nasihat baik
selelu dilontarkan kepada ibu Eti dan salah satu yang paling berkesan adalah ketika ia
menasehati ibu eti tentang hubungan ibu eti dengan suami pertamanya, bahwa seharusnya jika
sudah bersuami hendaknya patuhlah pada suami slagi itu baik, jangan sampai dengar apa kata
orang karena surganya seorang isri itu terletak ada suaminya.
"Mulut mu Harimau mu" itulah peribahasa yang sangat berkesan dari almarhum suaminya dulu,
almarhum selalu mengajarkan kepada ibu Eti dan anak-anaknya agar selalu berhati hati dalam
berbicara, hendaklah sebelum bicara difikirkan terlebih dahulu agar tidak menyakiti hati orang
lain karena pembicaraan kita sendirilah yang akan mengancurkan kita seprti harimau yang buas
jika kita tidak hati hati dalam berbicara. Itulah yang selalu ibu Eti ingat dari almarhum suaminya.

Saat ini ibu Eti hanya berharap bagaimana ia bisa menjadikan anak-anaknya sukses di dunia
maupun diakhirat. Sukses di dunia agar suatu saat ibu Eti sudah berumur senja dan tidak kuat
apa-apa lagi ia bisa ikut dan diurusi oleh anak-anaknya serta sukses akhirat agar kelak di akhirat
anak-anaknya bisa membawa kepada syurganya.

Akhirnya ibu Eti menyampaikan pesan kepada saya bahwa kelak ketika kita meninggal tidak akan
membawa harta, banda atau apapun, tidak akan ada yang bisa menolong kita melainkan hanya
tiga perkara yaitu amal zariah, doa dari anak yang sholeh serta ilmu yang bermanfaaat, maka
untuk itu persiapkanlah sebaik mungkin agar kelak selamat di akhirat.

Kesimpulan
Dari cerita ibu Eti di atas banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita ambil dan kita contoh
seperti bagaimana ibu Eti tetap semangat menjalani kehidupannya dan masih taat beribadah
kepada Allah meskipun ia hanya berjuang sendirian untuk membesarkan anak-anaknya. Selain
itu juga ada beberapa nasihat dan peribahasa yabg dapat kita jadikan acuan untuk masa depan
kelak di yang akan kita jalani.

Lampiran
Identitas narasumber

Anda mungkin juga menyukai