Anda di halaman 1dari 23

Skizofrenia Paranoid (F.20.

0)

Dibawakan oleh : Bisana Aris Wiyatna

Penguji : dr. Elisabeth Meyni, Sp.KJ


IDENTITAS
– Nomer catatan medic : 0002873
– Nama : Tn. Abdul Halim
– Jenis kelamin : Laki-laki
– Tempat / Tanggal Lahir : Jayapura, 30 Mei 1996
– Umur : 22 tahun
– Pendidikan : Tamat SMA
– Status Pernikahan : Belum menikah
– Suku Bangsa : Sulawesi (Buton)
– Agama : Islam
– Pekerjaan : Swasta
– Alamat : Kompleks Mararena Sarmi / Dok IX Jayapura
– Tanggal pemeriksaan : 09 Maret 2018
– Yang mengantar pasin ke RSJ: Keluarga pasien
– Pemberi Informasi : Ibu pasien
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA

Heteroanamnesa (dengan Ibu pasien) :


Pasien suka berbicara sendiri. Pasien suka
duduk menyendiri. Pasien suka berbicara
sendiri. Terkadang pasien berbicara tidak Autoanamnesa (dengan pasien) :
nyambung. Pasien kadang mengenal “Saya merasa ada yang mengejar-
orang, kadang tidak mengenal orang lain ngejar saya. Saya juga mendengar
di lingkungan keluarganya. Pasien merasa suara seperti ada yang membisikkan
ada dari anggota keluarga pasien yang sesuatu ketelinga saya. Suara itu
membicarakan pasien. Pasien merasa ada berkata menyuruh saya untuk
yang seperti mengejar-ngejar pasien. bunuh diri.”
Perasaan seperti ditakut-takuti. Hal ini
sudah terjadi kurang lebih selama
sebulan.
RPS
Autoanamnesa (dengan pasien) :
“Saya merasa ada yang mengejar-ngejar saya. Saya juga mendengar
suara seperti ada yang membisikkan sesuatu ketelinga saya. Suara itu
berkata menyuruh saya untuk bunuh diri. Saya juga kepikiran karena
bapak saya sempat memarahi dan mengusir saya karena saya
memelihara ayam, dan ayam itu mengotori rumah. Saya menjadi
kepikiran dan sedih karena dimarahi oleh bapak saya. Sehingga
terkadang muncul bisikan-bisikan untuk bunuh diri saja. Saya sering
mendengar bisikan-bisikan itu terutama jika sedang duduk
menyendiri.” Keadaan ini sudah dirasakan oleh pasien kurang lebih
sebelum pasien dibawa oleh keluarga ke poliklinik psikiatri.
Heteroanamnesa (dengan Ibu pasien) :
– Menurut ibu px px, px suka duduk menyendiri & suka berbicara sendiri. Terkadang berbicara tidak
nyambung, kadang tidak mengenal orang lain di lingkungan keluarganya.
– Menurut ibu pasien, keadaan px ini berawal ketika bapak px memarahi px karena memelihara
ayam, menurut bapak pasien ayam tersebut mengotori rumah sehingga terjadi perselisihan.
Menurut ibu px, px merupakan anak laki2 yg mandiri. Selepas lulus SMA, px langsung ingin
bekerja apa sj u/ dpt mencari uang & membantu ekonomi keluarga. Salah satu usaha yg dilakukan
adalah memelihara ayam u/ dijual. Namun justru terjadi perselisihan yg menyebabkan px
dimarahi & diusir keluar rumah. Menurut ibu px hal itu membuat px sedih, krn pasien sdh
berusaha u/ belajar mandiri tetapi justru di marahi oleh bapaknya. Sejak saat itu pasien
mengalami perubahan perilaku suka berdiam diri dan menarik diri.
– Pasien jg merasa ada dari anggota keluarga pasien yg suka membicarakan pasien. Sehingga
apabila pasien melihat anggota keluarga tersebut, pasien menjadi emosi. Menurut ibu pasien,
pasien juga merasa ada yang seperti mengejar-ngejar pasien. Perasaan seperti ditakut-takuti.
Terkadang muncul suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri saja karena bapak pasien
sudah mengusir pasien dari rumah. Menurut ibu pasien hal ini sudah terjadi kurang lebih selama
sebulan.
RPD
Pasien merupakan pasien baru di RSJD Abepura. Riwayat penyakit lain
disangkal.
Riwayat Penggunaan Zat
Rokok (+), kopi(+), alkohol (-), riwayat penggunaan narkoba dan ganja
disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal di rumah, bersama ayah, ibu dan keepat adiknya.
Riwayat Kehidupan Pribadi
Masa Prenatal, Perinatal dan Postnatal
– Selama masa kehamilan dalam keadaan baik.
Masa Kanak-kanak Awal (0-3 tahun)
– Hubungan pasien dan keluarga saat masa kanak-kanak awal baik, tidak ada
masalah makan atau tidur.
Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
– Keadaan pasien pada masa sekolah dan prasekolah dalam batas normal,
punya banyak teman main.
Masa Pubertas
– Pasien mengaku mulai merokok dan mengkonsumsi kopi sejak remaja.
Masa Dewasa
– Pendidikan terakhir px adalah SMK.
– Px memiliki kebiasaan merokok, ±1 bungkus /hr. serta memiliki kebiasaan
mengkonsumsi kopi.
– Px belum berkeluarga.
– Px bergaul spri biasa dgn keluarga & lngkungan sekitar. Px mendapat
penghasilan drmenjual ayam u/ dpt memenuhi kebutuhan hidup keluarga
sedikit-demi sedikit & tidak memberatkan orang tuanya.
– Pasien mengaku jarang beribadah.
– Pasien belum pernah berurusan dengan hukum.
– Pasien sama sekali tidak pernah mengalami masalah psikoseksual.
Riwayat Keluarga
– Ibu pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit seperti
dirinya.
Genogram :

Keterangan :
: Ayah kandung : saudara perempuan
: Ibu Kandung : saudara laki-laki yang memiliki gangguan jiwa
Persepsi / Tanggapan Pasien
Terhadap Dirinya:

Pasien mengetahui secara


sadar bahwa dirinya memiliki Status Generalisata :
gangguan, sehingga pasien Dalam batasa normal
merasa perlu untuk berobat.
Status Psikiatri
Kesadaran Compos Mentis Pasien secara sadar penuh terhadap lingkungan serta memberikan
reaksi yang baik.

Orientasi 1. Orang Baik, pasien mampu mengenali orang sekitarnya.

2. Tempat Pasien mengerti sedang berada di IGD RSJ Abepura

3. Waktu Pasien tepat mengatakan hari ini Jumat 9 Maret 2018, siang hari.

I. Gambaran Umum 1. Penampilan Pasien laki-laki, TB 165cm, BB 70kg, berkulit sawo matang, rambut
ombak, menggunakan kaos merah, celana kain setengah kaki, rapih,
bersih, terawat, tampak sehat, sesuai dengan usia dan pekerjaan.

2. Perilaku dan aktifitas psikomotor Baik

3.Sikap terhadap pemeriksa Kontak : ada, pasien melihat pemeriksa dan menjawab saat ditanya.

Rapport : adekuat, pasien menjawab pertanyaan nyambung.

Sikap : koperatif, pasien mau menjawab pertanyaan yang di ajukan


pemeriksa. Jika ditanya jawabannya pasien diutarakan sesuai
pertanyaan.
II. Emosi 1. Mood Eutemik
2. Afek Appropriate
III. 3. Kesesuaian, Bicara Pasien berespon normal terhadap pemeriksa. Menjawab pertanyaan sesuai
dengan yang ditanyakan. Intonasi ucapan terdengar jelas namun berbicara
lambat

IV. Gangguan Persepsi 1. Ilusi Tidak ada

2. Halusinasi (+)

Halusinansi Audiotorik:

Pasien mendengar bisikan tapi tidak tau asal bisikannya.

Halusinansi Visual :

Tidak ada
V. Gangguan berpikir 1. Bentuk pikiran Realistik, pasien menjelaskan identitasnya sesuai dengan kenyataan.

2. Isi pikiran / Waham Waham (+)

Waham curiga: pasien mengaku ada anggota keluarga yang tidak suka
terhadap dirinya dan suka membicarakannya.
3. Arus pikiran Inkohoren, pasien mengaku pikiran dan hatinya cemas dan takut.
PE

VI. Memori &1. Konsentrasi Baik, pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan, namun
fungsi kognitif pasien mengaku jika sedang bingung pasien sulit
berkonsentrasi.

2. Memori Baik, pasien mengingat kejadian dengan baik dari masa kanak-
kanak hingga dewasa.

VII. Tilikan III Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab dari penyakitnya.
Diagnosis Banding :
– F22.0 Gangguan waham
– F22.8 Gangguan waham lainnya
Diagnosis Multiaksial
– Axis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
– Axis II : F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
– Axis III : Tidak ada diagnosis
– Axis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)
– Axis V : GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
RENCANA TERAPI
Terapi non-Farmakologis :
a. Psikoterapi
b. Sosioterapi
Terapi Farmakologis : Obat Anti-Psikosis
Terapi Farmakologis rawat jalan :
– Persidal 2 mg (1-0-1)
– Trihexiphenidyl 2 mg (0-0-1)
– Lodomer 2 mg (1/2-0-1/2)
PROGNOSIS
– Ad vitam : dubia at bonam
– Ad fungsionam : dubia at bonam
– Ad sanationam : dubia at bonam
PEMBAHASAN
Bagaimana Cara Mendiagnosa Pasien Dalam Kasus ?
Pedoman Diagnosis F 20.0 Skizofrenia Paranoid
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis F.20.0 Skizofrenia Paranoid
- “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang, “thought insertion or withdrawal”
= isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar, “ thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya
- “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar, “delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar, delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar, “ delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak
wajar
Tambahan :
Halusinasi dan waham yang harus menonjol
– Suara-suara halusinasi yang mengancam atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung atau tawa.
– Halusinasi pembauan atau pengecapan, atau halusinasi visual mungkin adatapi
jarang menonjol.
– Waham dapat berupa hampir semua jenis
Tambahan untuk Skioifrenia Paranoid
- Halusinasi atau waham harus menonjol
- Gangguan efektif
Terapi
Penatalaksanaan Non-Farmakologis
– Terapi Psikologis (Psikoterapi) dan Dukungan Sosial (Sosioterapi)
Penatalaksanaan Farmakologis
– Persidal 2 mg (1-0-1)
– Trihexiphenidyl 2 mg (0-0-1)
– Lodomer 2 mg (1/2-0-1/2)
Lodomer (Haloperidol) 2 mg
– Haloperidol merupakan obat anti psikotik tipikal golongan Butyrophenone, yang
diindikasikan untuk mengatasi gejala sasaran (target syndrom) atau sindrom
psikosis. Efektif terhadap sindrom psikosis fungsional; seperti Skizofrenia, Psikosis
paranoid, Psikosis afekstif dan lain-lain.
– Mekanisme kerja obat anti-psi kosis tipikal adalah mem-blokade Dopamine pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor atagonists) sehingga efektif untuk gejala
positif seperti waham, halusinasi, bicara kacau dan perilaku tak terkendali.
Trihexyphenidyl Hcl 2 mg
– Pemberian obat Trihexyphenidyl selalu disertakan pada sebagian besar
terapi antipsikotik untuk pasien skizofrenia. Pemberian obat Haloperidol
pada pasien skizofrenia memiliki efek samping berupa efek
ekstrapiramidal paling kuat.
– THP sebagai antidotum antipsikotik yang memiliki efek ekstrapiramidal
kuat seperti haloperidol, dengan tujuan mengurangi efek samping yang
tidak diinginkan, sebab efek samping yang ditimbulkan cukup serius.
Persidal (Risperidon) 2 mg
– Persidal (Riperidone) merupakan obat golongan Benzioxazole yang
diindikasikan untuk mengatasi gejala sasaran (target syndrom) atau
sindrom psikosis. Risperidon merupakan obat APG-II disebut juga obat
anti-psikosis baru atau atipikal. Standar emas terbaru untuk pemberian
obat anti-psikosis bagi pasien skizofrenia adalah APG-II.
– efektif terhadap gejala positif (waham, halusinasi, inkoherensi) maupun
gejala negatif (afek tumpul, proses pikir lambat, apatis, menarik diri).
PROGNOSIS
– Ad vitam : dubia at bonam
– Ad fungsionam : dubia at bonam
– Ad sanationam : dubia at bonam
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai