Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

MANDIRI:
ODS KONJUNGTIVITIS
ALERGIKA
ODS KATARAK
IMATUR
ODS PRESBIOPIA
Pembimbing Disusun Oleh
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M Syifa Silviyah
Dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M 1710221036
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Usaha toko kelontong
Status : Menikah
Agama : Islam

Datang ke Rumah Sakit pada Tanggal 28 Maret 2018


Keluhan Utama Riwayat Penyakit
• Mata kanan dan
Sekarang A
• Keluhan
kiri gatal dan
berair dirasakan sejak 1 N
tahun yang lalu.
• Awalnya saat A
bangun tidur mata
• Disertai rasa pegal, panas, rasa terasa lengket,
kelopak mata
M
mengganjal dan mata merah
• Riwayat benda asing masuk mata, agak kaku dan
terdapat cairan
N
rasa silau disangkal lengket berwarna
• Tidak disertai pandangan kabur, putih kekuningan E
sakit tenggorokkan maupun demam
• Mata pasien semakin lama semakin S
gatal dan merah, riwayat mengucek
mata disangkal I
• Hal tersebut sangat mengganggu
pasien S
Riwayat Penyakit Sekarang A
• Pasien memiliki riwayat alergi N
• Bila terpapar debu mata semakin gatal dan
berair A
• Pasien mengaku kebersihan temapat tinggal
sangat terjaga M
• Sehari hari bekerja menjaga toko kelontong
yang berada di pinggir jalan dan banyak debu N
serta angin
• Dalam setahun ini pasien rutin kontrol ke poli E
mata namun keluhan terkadang berkurang,
hilang dan muncul kembali S
I
S
Riwayat Penyakit Sekarang A
• satu bulan terakhir ini pasien mengeluh N
pandangan seperti berkabut, yang semakin
lama semakin buram saat ini A
• pasien merasa lebih jelas melihat saat siang
hari dari pada malam hari. M
• Pasien jarang membaca dan mulai
menjauhkan bacaan saat membaca kurang N
lebih saat usia 45 tahun.
• Setahun belakangan pasien membaca E
menggunakan kacamata baca dan saat ini
lebih nyaman membaca dengan kacamata S
baca.
• Sebelumnya pasien tidak memakai kacamata, I
tidak ada keluhan kabur saat melihat jauh
maupun dekat. S
Riwayat Penyakit Sekarang A
• Pasien menyangkal adanya keluhan melihat
N
pelangi saat memandang cahaya, pandangan
ganda, nyeri kepala cekot-cekot hingga mual
A
dan muntah. Pandangan menyempit dan sering
tersandung jika berjalan juga disangkal oleh M
pasien.
N
E
S
I
S
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat mata merah sebelumnya : diakui
• Riwayat alergi : diakui
• Riwayat terpapar debu dan angin : diakui
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat kemasukan benda asing : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid
dalam waktu lama : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah 1 tahun
berobat tetapi keluhan
belum hilang sempurna
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien seorang ibu penjaga toko
kelontong. Biaya pengobatan pasien
ditanggung BPJS. Anak pasien
bekerja semua. Kesan ekonomi
cukup. Pasien tidak merokok.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
01 Tampak Sakit Ringan

Kesadaran / GCS
02 Compos Mentis / 15
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
03 Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : tidak dilakukan
Respirasi : 20 x/menit
STATUS OPHTALMICUS
STATUS OPHTALMICUS
Pemeriksaan OD OS

Visus 6/15 NC 6/12 NC


ADD S+3.00 J6 ADD S+3.00 J6
Bulbus Oculi
 Gerak Bola Mata baik ke segala arah baik ke segala arah
 Strabismus - -
 Eksoftalmus - -
 Enoftalmus - -

Suprasilia Normal Normal

Palpebra Superior
 Edema
 Sekret
+ (mukoserous) +(mukoserous)
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Silia trikiasis (-) trikiasis (-)
 Ptosis - -
 Lagoftalmus - -
STATUS OPHTALMICUS
Palpebra Inferior
 Edema - -
 Sekret + (mukoserous) + (mukoserous)
 Hematom - -
 Hiperemi - -
 Entropion - -
 Ektropion - -
 Silia trikiasis (-) trikiasis (-)
Konjungtiva
 Injeksi + +
Konjungtiva
 Injeksi Siliar - -
 Sekret + (mukoserous) + (mukoserous)

 Perdarahan - -

Subkonjungtiva
 Bangunan - -

Patologis -

 Simblefaron -
STATUS OPHTALMICUS
Kornea
 Kejernihan Jernih Jernih
 Edema - -
 Infiltrat - -

 Keratic Precipitat - -

 Ulkus - -

 Sikatrik - -

 Bangunan - -

Patologis
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 Tes Fluoresein

COA
 Kedalaman
dangkal dangkal
 Hipopion
- -
 Hifema
- -
STATUS OPHTALMICUS
Iris
 Kripta Normal Normal
 Edema - -
 Sinekia - -
 Atrofi - -
Pupil
 Bentuk Bulat bulat
 Diameter 3 mm 3 mm
 Reflek Pupil + +
 Seklusio - -
 Oklusio - -
Lensa
 Kejernihan Keruh sebagian Keruh sebagian
 Iris Shadow + +
Corpus Vitreum
 Floaters - -
 Hemoftalmia - -
Fundus Refleks Suram Suram
STATUS OPHTALMICUS
Funduskopi
Fokus 0 0
 Papil N II batas tegas, cerah, atrofi (-) batas tegas, cerah, atrofi (-)
CDR 0,3 CDR 0,3
 Vasa
AV Rasio 2:3 2:3
 Macula
Reflek fovea + +
Eksudat - -
Edema - -

 Retina
Warna Orange Orange

Ablasio Retina - -

Edema - -

Bleeding - -

TIO (Palpasi) Normal Normal


Pemeriksaan Penunjang
• Tidak ada

Presbiopia

ASSESMENT
Katarak

• Darah Lengkap dan


GDS

Konjungtivitis

• Dilakukan pemeriksaan
mikrobiologi seperti
kultur dan analisis
sekret untuk
mengetahui
penyebabnya.
Differential Diagnosis
• ODS Presbiopia
• ODS Hipermetropi

Presbiopia

ODS Katarak
Senilis

• ODS Katarak Senilis Imatur


• ODS Katarak Senilis Matur
• ODS Katarak Senilis Insipien
• ODS Katarak Senilis
Hipermatur
ODS Konjungtivitis

• Konjungtivitis alergika
• Konjungtivitis viral
• Konjunhtibitis bacterial
• Konjungtivitis klamidia
Diagnosis Kerja
ODS
Presbiopia

ODS
Katarak
Senilis
Imatur
ODS
Konjungtivitis
Alergika
PENATALAKSANAAN
A. ODS Konjungtivitis Alergika
Medikamentosa :
 Oral : -Metil prednisolone 1 x 1 tablet/ hari
 Topikal : Sodium Kromolin 4% tetes mata 4 x 1 tetes / hari
Ketorolac trometamin tetes mata 3x1 tetes/hari
 Parenteral :-
 Operatif : -
Non Medikamentosa :
Menghindari faktor alergen, kompres dingin, jaga higiene mata, nutrisi cukup,.
PENATALAKSANAAN
A. ODS Katarak Imatur
Non-Medikamentosa
Tidak ada
Medikamentosa :
 Topikal
Caterlent ED 3x2 tetes ODS

 Oral
Tidak diberikan

 Parenteral
Tidak diberikan

 Operatif
Tidak dilakukan
PENATALAKSANAAN
A. ODS Presbiopi
Medikamentosa :
 Oral : Tidak diberikan
 Topikal : Tidak diberikan
 Parenteral : Tidak diberikan
 Operatif : Tidak diberikan
Non Medikamentosa :
Menggunakan kaca mata baca dengan ADD S+3.00
EDUKASI
ODS Konjungtivitis Alergika
 Menjauhi dari faktor pencetus
 Menjaga kebersihan/higienitas lingkungan rumah dan sekitarnya
 Jangan mengucek mata karena dapat menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga mata
menjadi lebih merah, serta mengucek mata dapat menyebabkan infeksi pada mata.
 Menggunakan helm dengan kaca saat mengendarai motor. Memakai pelindung seperti
kacamata untuk menghindari angin dan debu.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita akan sembuh bila faktor pencetus
dihilangkan namun kemungkinan akan kambuh.
EDUKASI
ODS Katarak Imatur
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan kabur pada mata disebabkan oleh
lensa yang keruh yang disebut katarak. Dikarenakan pertambahan umur yang
dialami oleh pasien.
 Menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan hanya untuk memperlama proses
penebalan pada lensa mata kanan dan kiri.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa mata kanan dan kiri masih belum perlu
dioperasi, menunggu sampai katarak matur.
 Pada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan
phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu
hingga katarak ‘matang’ dan dilakukan operasi EKEK
 Pasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang
lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa penyakit
katarak yang diderita bertambah buruk.
EDUKASI
 Tetap memakai kacamata saat membaca untuk menghindari kelelahan mata.
RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya
KOMPLIKASI

 Konjungtivitis alergika : Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah
ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.
 Katarak Imatur : Komplikasi katarak imatur adalah terjadinya glaukoma sekunder
yang disebabkan oleh proses miopisasi saat hidrasi lensa meningkat.
PROGNOSIS
Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister

Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo ad functionam ad bonam ad bonam

Quo ad kosmetikan ad bonam ad bonam

Quo ad vitam ad bonam ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI KONJUNGTIVA
KONJUNGTIVITIS ALERGI
Definisi
suatu peradangan pada konjungtiva akibat reaksi Hipersensitivitas tipe 1
yang diperantarai IgE terhadap alergen.
ETIOLOGI:
Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari,
bulu binatang
Iritasi oleh angin, asap, dan polusi udara
Pemakaian lensa kontak terutama dalam
jangka panjang.
KLASIFIKASI
Konjungtivitis “hay fever” (konjungtivitis simpleks) : Seasonal Allergic Conjunctivitis
(SAC) dan Perennial Allergic Conjunctivitis (PAC)
Keratokonjungtivitis vernal
Keratokonjuntgivitis atopic
Konjungtivitis flikten
Giant Papillary Conjunctivitis
KLASIFIKASI
Hay Fever (konjungtivitis simpleks)

SAC
disebabkan o/ serbuk sari pada
musim semi dan musim panas dan
mereda pada musim dingin.
PAC
bulu binatang, debu, kutu ataupun
allergen lainnya yang berada
dilingkungan.

Sepanjang tahun
KERATOKONJUNGTIVITIS VERNAL
inflamasi konjungtiva yang rekuren, bilateral, interstitial dan self-limiting

suatu hiperplasi dan hialinisasi jaringan ikat disertai proliferasi sel epitel dan sebukan sel
limfosit, sel plasma dan eosinofil

Bentuk palpebra,
Bentuk limbal
terutama konjungtiva tarsal superior.
Terdapat Coble stone yang diliputi sekret terdapat hipertrofi papil pada limbus
yang mukoid. Konjungtiva tarsal inferior superior ,dapat membentuk jaringan
hiperemi, edema terdapat papil halus dengan hiperplastik gelatin, dengan bintik-bintik
kelainan kornea lebih berat disbanding putih (Horner-Trantas dots) yang merupakan
bentuk limbal. Papil besar (tonjolan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di
polygonal) permukaan rata &dengan kapiler bagian epitel limbus kornea.
di tengahnya.
Keratokonjungtivitis atopik
inflamasi konjungtiva bilateral dan juga kelopak mata yang berhubungan erat
dengan dermatitis atopi

Biasanya ada riwayat alergi (demam jerami, asma, atau eczema) pada pasien atau
keluarganya.

Gejala keratokonjungtivitis atopik berupa sensasi terbakar, sekret gelatin yang


berisi eosinofil, merah, dan fotofobia

tepi palpebra tampak eritemosa, dan konjungtiva tampak putih seperti susu.
Terdapat papilla halus
KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atau antigen
tertentu. hipersensitivitas tipe IV karena infeksi ditemat lain dalam tubuh.

lebih sering ditemukan pada anak-anak dilingkungan tempat tinggal


yang padat, dan biasanya dengan gizi kurang atau sering mendapat
radang saluran nafas.

Secara histopatologik terlihat kumpulan sel leukosit neutrofil dikelilingi sel


limfosit, makrofag, dan kadang-kadang sel datia berinti banyak.
Gejala: mata berair, iritasi dengan rasa sakit, fotofobia (ringan-
berat).
Giant papillary conjunctivitis

konjungtivitis bilateral, asimetris, peradangan non infeksi pada permukaan mata


yang berhubungan dengan penggunaan lensa kontak ataupun protesa okuli

Antigen pada konjungtiva seperti lensa kontak dan benang operasi


akan menstimulasi timbulnya reaksi imun pada individu yang
mempunyai faktor predisposisi. Iritasi mekanis yang terus-menerus
terhadap konjungtiva tarsalis superior juga menjadi salah satu faktor
terjadinya giant papillary conjunctivitis
TATALAKSANA
Seasonal allergic conjunctivitis (SAC) dan perennial allergic conjunctivitis
(PAC) Non- medikamentosa:
Kompres dingin bisa diberikan untuk membantu mengatasi gatal-gatal.

•Medikamentosa:
•Lokal
•Topikal antihistamin
•mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium
•vasokonstriktor topikal seperti adrenalin, efedrin dan
nafazoline.
•air mata artifisial guna untuk dilusi dan irrigasi allergen
dan mediator inflamasi di permukaan okular.
•Sistemik : antihistamin oral
Keratokonjungtivitis vernal
Terapi lokal:
Steroid topikal, (setiap 4 jam) selama 2 hari dan dilanjutkan dengan terapi
maintainance 3-4 kali sehari selama 2 minggu.
- fluorometholon, medrysone, betamethasone, dan dexamethasone.

Mast cell stabilizer: sodium cromoglycate 2%


Antihistamin topical:
Acetyl cysteine 0,5%
Siklosporin topical 1%

Terapi sistemik:
Anti histamine oral untuk mengurangi gatal
Steroid oral untuk kasus berat dan non responsive
Keratokonjungtivitis atopik

Mast cell stabilizer:


-sodium cromoglycate 2%

OAINS topikal:
- Ketorolac trometamin 0,5%
- diklofenak natrium 0,1%
Giant Papillary Conjunctivitis

Tatalaksana yang paling baik adalah menghindari kontak dengan iritan. Jika
memakai lensa kontak, dinasehatkan agar mengganti dengan memakai kaca
mata. Jika tetap menggunakan lensa kontak, perawatan lensa kontak yang
baik seperti desinfeksi dan pembersihan dengan cairan yang tepat dan jangan
memakai melewati waktunya. Dapat juga diberikan disodium cromoglyn
sebagai terapi simptomatik
DIAGNOSIS BANDING; KONJUNGTIVITIS
PROGNOSIS
Pada dasarnya konjungtivitis adalah penyakit ringan, namun pada beberapa kasus
dapat berlanjut menjadi penyakit yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan
benar. Pada umumnya konjungtivitis tidak menimbulkan komplikasi melainkan efek
terhadap kualitas hidup penderita. Iritasi pada mata menyebabkan penderita susah
untuk keluar rumah pada waktu tertentu. Konjungtivitis juga dapat mengganggu
konsentrasi sewaktu bekerja ataupun di sekolah
DEFINISI
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata
berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang.
ETIOLOGI
Kongenital

Trauma mata (trauma tumpul maupun tajam)

Obat-obatan kataraktogenesis (fenitoin, allupurinol)

Penyakit metabolik (Diabetes Mellitus)

Proses degenerasi
KLASIFIKASI KATARAK
1. Berdasarkan Usia 2. Berdasarkan stadium

 Katarak kongenital Stadium insipien


 Katarak juvenil Stadium imatur
 (setelah usia >1 Stadium matur
tahun)
 Katarak Stadium hipermatur
senilis(>60thn)
STADIUM INSIPIEN
• Belum menimbulkan gangguan
visus.

• Kekeruhan terutama terdapat


pada bagian perifer berupa
bercak-bercak seperti baji yang
samar terutama mengenai korteks
anterior
STADIUM IMATUR
• Kekeruhan belum mengenai seluruh
lapisan lensa.

• Iris Shadow test (+)

• Refleks fundus suram

• Kontroversi katarak
KONTROVERSI KATARAK

• Melihat jelas pada malam hari


daripada siang hari

• Second sight  Seorang yang


presbiopi merasa nyaman tanpa
menggunakan kacamata baca
STADIUM MATUR
• Lensa telah menjadi keruh seluruhnya.

• Iris shadow test (-).

• Visus 1/300

• Kontroversi katarak sudah tidak ada


STADIUM HIPERMATUR
• Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul

lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga

isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa

menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat

nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak

Morgagni.
Perbandingan Katarak Berdasarkan Stadium

Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
(cairan masuk) (air+masa lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit Negatif Glaukoma Negatif Uveitis &
glaukoma
3.Berdasarkan Letak
 Katarak Nuklear
 Katarak Kortikal
 Katarak Subkapsular
4. Berdasarkan Etiologi
• Katarak Traumatika
• Katarak Komplikata
a. KATARAK TRAUMATIK
 Trauma tembus/tajam  terjadi katarak langsung (akut)
 Trauma tidak tembus/tumpul  terjadi perlahan (tidak
langsung ± 2–3 tahun)

b.KATARAK KOMPLIKATA
 Efek lokal: Sinekia posterior
 Sistemik: Penyakit DM (ciri: usia dewasa muda <60
tahun, visus naik turun, presbiopia prekoks, ditetesi
midriatil midriasis lama, lensa tidak rata, xanthelasma,
retinopati diabetik), obat-obatan kataratogenesis (fenitoin
alupurinol)
PENATALAKSANAAN KATARAK
Penatalaksanaan Non Bedah

 Terapi Penyebab Katarak


 Pengontrolan DM (apabila pasien mengalami katarak pada usia muda)

 Menghentikan konsumsi obat fenitoin, alopurinol

 Memperlambat progresivitas
 Catarlent

Penatalaksaan Bedah
 EKIK

 EKEK

 Phacoemulcification

 SICS (Small Incision Cataract Surgery)


PRESBIOPIA
DEFINISI
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa, sehingga terjadi gangguan
akomodasi.
KLASIFIKASI
Presbiopi Insipien
Tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa didapatipasien
memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainanbila
dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca
Presbiopi Fungsional
Akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan
ketika diperiksa
Presbiopi Absolut
Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana
proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali
Presbiopi Prematur
Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun danbiasanya
berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan
Presbiopi Nokturnal
Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelapdisebabkan
oleh peningkatan diameter pupil
MANIFESTASI KLINIS
Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil
Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa
juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan
punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik
dekat mata makin menjauh)
Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
DIAGNOSIS
Alat yang kita gunakan untuk melakukan pemeriksaan, yaitu:
Kartu Snellen
Kartu baca dekat
Sebuah set lensa trial and error
Bingkai percobaan
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen
2. Pasien diukur visus jauhnya dengan kartu snellen dengan mata satu
per satu, mulai dengan mata kanan dan menutup mata yang tidak
diperiksa.
3. Pasien diukur visus dekatnya menggunakan kartu jaeger dengan
menggunakan dioptri yang sesuai dengan umur pasien (1.0 D untuk
usia 40 tahun, +1.5 D untuk usia 45 tahun, +2.0 D untuk usia 50
tahun, +2.5 D untuk usia 55 tahun,+3.0 D untuk usia 60 tahun) dan
target yang bisa terbaca yaitu pada J6, pemeriksaaan dilakukan
satu per satu mulai dengan mata kanan dan menutup mata yang
tidak diperiksa.
TATALAKSANA
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur,
contoh umur 40 tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 D
dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50D. Lensa sferis
(+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:
Kacamata baca untuk melihat dekat saja
Kacamata bifokal sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas,
penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen
bawah
Kacamata progresif mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh,
tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan
bertingkat.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai