Anda di halaman 1dari 20

PAPER THT – KL

TINNITUS

PEMBIMBING:
dr. Yan Utama Nasution, Sp, THT-KL

OLEH:
Nofran Firnando, 16360374

SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
RUMAH SAKIT BANGKATAN, BINJAI
2018
 Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula),
liang telinga (meatus akustikus eksternus) hingga
membran timpani
1. Aurikula terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit
2. Meatus akustikus eksternus
a. 1/3 luar MAE → lanjutan dari aurikula, mempunyai
rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumenalis
b. 2/3 dalam MAE → bagian dari os temporal, tidak
berambut, tidak mobile terhadap sekitarnya
3. Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila
dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik
terhadap sumbu liang telinga
 Telinga tengah
Telinga tengah terbentuk kubus dan terdiri dari tulang –
tulang pendengaran (maleus, incus dan stapes)
1. Batas luar : membran tympani
2. Batas depan : Tuba Eustachius
3. Batas bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis)
4. Batas belakang: Aditus ad antrum, kanalis, facialis, pars
vertikalis.
5. Batas atas: Tegmen Tympani (meningen atau otak).
6. Batas dalam : berturut-turut dari atas kebawah
kanalis semisirkularis horizintal, kanalis facialis, tingkap
lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan
promontorium.
 Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput)
yang berupa dua setengah lingkaran dan
vesribuler yang terdiri dari tiga buah kanalis
semisirkularis
Pada irisan melintang koklea tampak skala
vestibuli sebelah atas, skala tympani disebelah
bawah dan skala media (duktus koklearis)
diantaranya. Skala vestibuli dan skala tympani
berisis perilimpa, sedangkan skala media berisis
endolimpa
1. Getaran suara ditangkap oleh daun telinga
2. Getaran dialirkan ke liang telinga dan
mengenai membran timpani, sehingga
membran timpani bergetar
3. Getaran diteruskan ke tulang – tulang
pendengaran yang berhubungan satu sama
lain. Dari tulang maleus → incus → stapes
4. Stapes menggerakan foramen ovale yang juga
menggerakan perilimfe dalam skala vestibuli
 Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfe, sehingga menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria
 Proses ini menyebabkan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel – sel
rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel
 Keadaan ini menimbulkan depolarisasi sel rambut,
sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps
yang akan menimbulkan potensial aksi nukleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40)
di lobus temporalis
 Bahasa latin ‘tinnire’, berarti nada

 Tinitus merupakan bentuk gangguan


pendengaran berupa sensasi suara tanpa
adanya rangsangan dari luar.
1. Subjektif
 Tinitus ini lebih sering terjadi dibandingkan tinitus objektif
 Biasanya disebabkan oleh paparan suara bising atau penuaan
 Disebabkan proses iritatif / degeneratif traktur auditorius
 Non Vibratorik
 Tidak didengar oleh pemeriksa hanya penderita
2. Objektif
 Jarang terjadi
 Disebabkan oleh spasme otot kecil pada telinga tengah
 Umumnya disebabkan kelainan vaskular
 Vibratorik
 Didengar oleh pemeriksa
1. Pulsatil
 Bersamaan dengan denyut jantung
 Dapat disebabkan oleh kelainan vaskular dan
non vaskular
2. Non-pulsatil
 Menetap dan tidak terputuskan
 Mengganggu di malam hari
 Lemas badan
 Stress
 Gangguan tidur
 Gangguan konsentrasi
 Gangguan ingatan
 Depresi
 Gangguan kecemasan
 Kelainan Somatik Pada Daerah Leher dan
Rahang
 Kerusakan N. Vestibulococchlearis
 Kelainan Vaskular
 Kelainan Metabolik
 Neurologis
 Psikogenik
 Obat-obatan
 Gangguan Mekanik
 Aktifitas elektrik area auditorius 
menimbulkan perasaan adanya bunyi 
namun impuls bukan dari bunyi eksternal 
melainkan dari sumber impuls abnormal
tubuh pasien sendiri
 Anamnesis merupakan hal yang sangat penting dalam
penegakan diagnosis tinitus
 Yang perlu ditanyakan adalah
 Durasi tinitus
 Bilateral atau unilateral
 Kualitas dan kuantitas tinitus
 Sifatnya:mendeging,mendesis,menderu,berdetak,gemuru
hriak air.
 Menggangu? Bertambah berat pada siang / malam?
 Ada gangguan pendengaran?
 Riwayat minum obat? Golongan aspirin
 Riwayat kebiasaan : merokok dan kopi
 Pada pemeriksaan fisik perlu dilakukan
pemeriksaan lengkap, antara lain
 Bear Test
 Bedside Test :
1. Tes Schwabach
2. Tes dengan suara dari pemeriksa
3. Tes Rinne
4. Tes Weber
 Pemeriksaan penunjangnya adalah
 Pemeriksaan laboratorium
▪ Darah lengkap
▪ Profil lipid
▪ FTA
▪ Tiroid
▪ Dll
 Pemeriksaan CT scan dan MRI
▪ MRI digunakan untuk mendeteksi tumor di telinga tengah
▪ MRI/CT-Scan diindikasikan untuk pasien muda dengan tinitus
pulsatif unilateral
1. Elektrofisiologik
membuat stimulus elektro akustik dengan
intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya
2. Psikologik
Tinnitus tidak berbahaya
3. Medikamentosa
Antidepresan atau antiansietas
4. Bedah/Operatif
Tinitus yang telah terbukti disebabkan oleh
akustik neuroma.
 Hindari suara keras yang dapat memperberat
tinitus
 Kurangi makanan bergaram dan berlemak
karena dapat meningkatkan tekanan darah yang
merupakan salah satu penyebab tinitus
 Hindari faktor-faktor yang dapat merangsang
tinitus seperti kafein, nikotin dan alkohol.
 Tetap berolah raga, istarahat yang cukup dan
hindari kelelahan
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • (Kulit Kelamin POST TEST) Status Pasien
    (Kulit Kelamin POST TEST) Status Pasien
    Dokumen4 halaman
    (Kulit Kelamin POST TEST) Status Pasien
    Nofran Firnando Hose Artamirano
    Belum ada peringkat
  • PPT Otosklerosis
    PPT Otosklerosis
    Dokumen17 halaman
    PPT Otosklerosis
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Nofran Firnando Hose Artamirano
    Belum ada peringkat
  • RUMUS Injeksi
    RUMUS Injeksi
    Dokumen9 halaman
    RUMUS Injeksi
    Halimur Rosyid
    Belum ada peringkat
  • Stroke 2
    Stroke 2
    Dokumen37 halaman
    Stroke 2
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Stroke 2
    Stroke 2
    Dokumen18 halaman
    Stroke 2
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Nyamuk
    Nyamuk
    Dokumen2 halaman
    Nyamuk
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Stroke 2
    Stroke 2
    Dokumen18 halaman
    Stroke 2
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Perbedaan Karakteristik Jentik
    Perbedaan Karakteristik Jentik
    Dokumen128 halaman
    Perbedaan Karakteristik Jentik
    Rina Novitriani
    Belum ada peringkat
  • RUMUS Injeksi
    RUMUS Injeksi
    Dokumen9 halaman
    RUMUS Injeksi
    Halimur Rosyid
    Belum ada peringkat
  • BAB I Forensik
    BAB I Forensik
    Dokumen1 halaman
    BAB I Forensik
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Keratitis Herpes Simplex
    Keratitis Herpes Simplex
    Dokumen24 halaman
    Keratitis Herpes Simplex
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I LK (Ya)
    Bab I LK (Ya)
    Dokumen2 halaman
    Bab I LK (Ya)
    VeRa IrawaNda
    Belum ada peringkat
  • Referat Tinnitus
    Referat Tinnitus
    Dokumen21 halaman
    Referat Tinnitus
    Florencia Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Nofran Firnando Hose Artamirano
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Nofran Firnando Hose Artamirano
    Belum ada peringkat
  • RUMUS Injeksi
    RUMUS Injeksi
    Dokumen9 halaman
    RUMUS Injeksi
    Halimur Rosyid
    Belum ada peringkat