Anda di halaman 1dari 55

Preeklampsia Berat

Oleh:
ADE PRATIWI, S.Ked
NIM: 712016043

Pembimbing:
dr.Kurnaiwan, Sp. OG (K)

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu di
Indonesia masih tinggi
dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN.
Berdasarkan data Survey
Demografi dan
Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, Angka
Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia
Jumlah kematian ibu Penyebabnya yaitu
sebesar 359 per 100.000
tahun 2016 di Kota pendarahan, diikuti
kelahiran hidup.
Palembang oleh emboli paru,
berdasarkan laporan suspek syok
sebanyak 11 orang dari kardiogenik, eklampsia,
29.521 kelahiran hidup. suspek TB, hipertensi
dalam kehamilan, dan
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi Dalam Kehamilan

Definisi
Berdasarkan JNC (Joint National Comite) VII, seorang dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
diastolic 90 mmHg atau lebih

Klasifikasi
• Hipertensi konik
• Pre-eklampsia
• Eklampsia
• Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia
• Hipetensi gestasional
FAKTOR RISIKO
1. Primigravida, multigravida.
2. Hiperplasentosis, misalnya molahidatidosa, kehamilan
multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur yang ekstrim.
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia.
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah
ada sebelum hamil.
6. Obesitas.
Etiologi

• Invasi trofoblas abnormal


• Faktor Imunologik
• Aktivasi sel endotel
• Faktor nutrisi
• Faktor Genetik
Patofisiologi

• Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta


• Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi
Endotel
• Teori Intoleransi Imunulogik Antara Ibu dan Janin
• Teori Adaptasi Kardiovaskular
• Teori Genetik
• Teori Defisiensi Gizi (Teori Diet)
• Teori Stimulasi Inflamasi
Kriteria Diagnosis

• gejala dibawah ini pada kehamilan > 20 minggu:


• Tekanan darah sistolik ≥160 dan tekanan darah diastolik ≥110
mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
di rawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
• Proteinuria >5gr/24jam atau +4 pada pemeriksaan kuantitatif.
• Oligouria, produksi urine <500cc/24jam yang disertai dengan
kenaikan kreatinin plasma.
• Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur.
Lanjutan. . .
• Nyeri
epigastrium/hipokondrium
kanan (akibat
teregangnya kapsula
Glisson) • Gangguan fungsi hepar
• Edema paru dan sianosis (kerusakan hepatoseluler):
• Hemolisis mikroangiopati peningkatan kadar alanin
• Trombositopenia berat dan aspartate
<100.000 sel/mm3 atau aminottransferase
penurunan • Pertumbuhan janin
trombositdengan cepat intrauterin yang terhambat
• Adanya Hellp Syndrome
(Hemolysis, Elevated Liver
Enzyme, Low Platelets
Count)
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah Tinggi fundus Edema pada
harus diukur harus diukur pretibia, dinding
dalam setiap dalam setiap perut,
ANC ANC untuk lumbosakral,
Peningkatan mengetahui wajah dan
berat badan adanya retardasi tangan yang
lebih dari 500 gr pertumbuhan memberat
per minggu atau intrauterin atau
peningkatan oligohidramnion
berat badan
secara tiba-tiba
dalam 1-2 hari.
Penatalaksanaan

– Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi


ditambah pengobatan medisinal. Perawatan aktif yang dilakukan,
yaitu:

Keadaan
• Kehamilan aterm ( > 37 minggu), adanya gejala-
gejala impending eklampsia, perawatan konservatif
gagal ( 6 jam setelah pengobatan medisinal terjadi

Ibu
kenaikan TD, 24 jam setelah pengobatan medisinal
gejala tidak berubah), adanya Sindrom HELL

Keadaan • adanya tanda-tanda gawat janin, adanya


pertumbuhan janin terhambat dalam rahim

Janin
Pengobatan Medisinal
• Segera MRS
• Tirah baring miring ke satu sisi
• Infus D5 : RL 2:1 (60-125 ml/jam)
• Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
• Antasida
Obat-obatan :
• Anti kejang: Magnesium Sulfat (MgSO4),
• Syarat-syarat pemberian MgSO4:
• Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas
10%, 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan I.V pelan
dalam 3 menit
• Refleks patella positif kuat
Lanjutan. . .
• Frekuensi pernapasan >16 kali per menit, tanda
distress pernafasan tidak ada
• Produksi urin >100 cc dalam 4 jam sebelumnya
(0,5cc/kgBB/jam).
Perawatan konservatif
• Indikasi perawatan konservatif :
• Bila kehamilan preterm kurang dari 37 minggu
• Tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia
• Keadaan janin baik.
Pengobatan medisinal
• Awal diberikan 8 g SM 40% IM bokong kanan-
bokong kiri dilanjutkan dengan 4 g IM setiap 6 jam
• Bila ada perbaikan atau tetap diteruskan 24 jam
• Apabila setelah 24 jam ada tanda-tanda perbaikan
maka pengobatan diteruskan sbb :
beri tablet luminal 3 x 30 mg/p.o-Anti hipertensi oral
bila TD masih > 160/110 mmHg.
Pengobatan obstetri
• Selama perawatan konservatif : observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini
tidak dilakukan terminasi.
• MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-
tanda pre eklampsia ringan, selambat-lambatnya
dalam 24 jam.
• Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka
dianggap pengobatan konservatif gagal dan harus
diterminasi.
Prognosis
• Tabel indeks gestosis
0 1 2 3
Edema sesudah Tidak Pretibial umum -
istirahat ada
Proteinuria (% Esbach) <0,5 0,5-2+ 2-5+ >5+
Tekanan darah sistolik <140 140-160 160-180 >180
Tekanan darah <90 90-100 100-110 >110
diastolic
BAB III
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

Suami Pasien
Pasien
Nama : Ny. M Nama : Tn. H
TTL/Umur : Palembang, 16 TTL/Umur : Indralaya, 16
Agustus 1980/ 38 tahun Desember 1982/ 36 tahun
Pekerjaan : Cleaning Service Pekerjaan : Buruh harian
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Desa Suak Batok Agama : Islam
RT 01. Kecamatan Indralaya Utara Alamat : Desa Suak
MedReg : 4.66.47 Batok RT 01. Kecamatan
MRS : Jum’at, 27 April Indralaya Utara
2018
• Keluhan Utama
• Hamil kurang bulan dengan darah tinggi.
• Riwayat Perjalanan Penyakit
• Pasien datang dengan keluhan hamil kurang bulan
dengan darah tinggi + 1 jam sebelum masuk rumah
sakit disertai dengan bicara pelo. Darah tinggi
dialami sejak usia kehamilan 5 bulan. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala hilang timbul.
• Riwayat keluar darah bercampur lendir (-), riwayat
keluar air-air (-)
• Riwayat hipertensi sebelum hamil/ saat tidak hamil
(+), hipertensi saat kehamilan (+), kejang (-), mual (-
), muntah (-), sakit kepala (-), pandangann kabur (-),
nyeri ulu hati (-)
• Riwayat jatuh (-)
• Riwayat Menstruasi
• Usia haid Pertama : 15 tahun
• Siklus haid : 28 hari, teratur
• Lama haid : 4-6 hari
• Banyaknya : 2 kali ganti pembalut per hari
• Nyeri saat haid : tidak ada
• HPHT : lupa Oktober 2017
• TP : September 2018
• Riwayat Pernikahan
• Lama Pernikahan : 15 tahun
• Usia Menikah : 23 tahun

• Riwayat Kontrasepsi
• Tidak ada.

• Riwayat ANC
• Sebanyak 2 kali dibidan.
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Aterm/ 2004/ laki-laki/ 2700 gram/ bidan/ spontan.
• Aterm/ 2009/Perempuan/2600 gram/ bidan/
spontan
• Hamil saat ini

• Riwayat Abortus-Kuretase
• Tidak ada
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi pada kehamilan sebelumnya
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Ayah
• Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tinggi Badan :153 cm
• Berat Badan : 85 kg
• Tekanan Darah : 260/160 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Pernapasan : 22 x/menit
• Suhu : 36,6oC

• Pemeriksaan fisik:
• Ekstremitas
• Akral hangat, edema tungkai (+)
• Status Obstetrikus
• Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : Cembung, striae gravidarum (+), bekas operasi (-)
• Palpasi :
• Leopold I : TFU = 19 cm di atas symphisis pubis, teraba
• lunak, kurang bundar, kurang melenting.
• Kesan : bokong.
• Leopold II : Teraba keras, rata, dan cembung. Kesan :
Punggung di perut bagian kanan
• Leopold III : Teraba keras, bundar, dan melenting. Kesan :
bagian terbawah adalah kepala
• Leopold IV : belum masuk PAP
• HIS : tidak ada
• DJJ : 140 x/menit

– Pemeriksaan Penunjang
• Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 27
April 2018
• Darah rutin dalam batas normal
• urin urin: Protein +1
• Kimia darah dalam batas normal
– Diagnosis Kerja
• G3P2A0 hamil 25-26 minggu dengan Preeklampsia
berat, belum inpartu, JTH Preskep.
– Penatalaksanaan
• Observasi keadaan umum dan tanda vital
• Observasi DJJ
• IVFD D5 % + MgSO4 1 flash gtt 20 x /menit selama 24 jam.
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
• Nifedipin 4x10 mg
• Dopamet
• Pasang Kateter Dauer
• Dexametasone 2 x 2
• Cek laboratorium darah rutin dan urin rutin
• Rencana USG besok.
BAB IV
PEMBAHASAN
• Pembahasan
• Dilaporkan sebuah kasus tentang seorang wanita
berusia 38 tahun mengaku hamil kurang bulan datang
ke PONEK RSUD Palembang BARI pada tanggal 27 April
2018 dengan hamil kurang bulan dengan darah tinggi
disertai bicara pelo. Pengambilan data pada kasus ini
dilakukan dengan menggunakan data primer melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik langsung kepada
pasien, dan data sekunder yaitu melalui rekam medik.
Dalam kesempatan ini dilakukan telaah kasus mulai dari
identitas pasien sampai pada lembar follow up pasien.
Hal ini sesuai dengan teori
Riwayat perjalanan penyakit
bahwa hipertensi dalam
berdasarkan anamnesis yaitu
kehamilan adalah hipertensi
keluhan hamil muda dengan
yang terjadi saat kehamilan
darah tinggi. Darah tinggi
berlangsung dan biasanya
dialami sejak kehamilan usia +
pada bulan terakhir
5 bulan, namun tidak disertai
kehamilan atau lebih setelah
dengan kejang, pandangan
20 minggu usia kehamilan
kabur, nyeri ulu hati, mual,
pada wanita yang
muntah, ataupun sakit kepala.
sebelumnya normotensif,
tekanan darah mencapai nilai
140/90 mmHg.5
• Pasien memiliki riwayat darah tinggi pada kehamilan
keduanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah
satu faktor risiko terjanya preeklampsia adalah
riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
dan risikonya meningkat 7 kali lipat. 6,7
• Pasien ini tidak mengalami pandangan kabur, nyeri
ulu hati, mual-muntah dan sakit kepala sehingga
impending eklampsia dapat disingkirkan. Pada
pasien ini juga tidak mengalami kejang sehingga
diagnosis eklampsia pun dapat disingkirkan.4
• Pada pasien ini didapatkan tekanan darah 260/160
mmHg, edema pada kedua ekstremitas dan
berdasarkan hasil pemeriksaan urin rutin didapatkan
hasil protein positif (+) yang menunjukkan bahwa
pasien ini mengalami preeklamsia berat.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa dikatakan preeklampsia
berat apabila terdapat salah satu tanda dari:
• Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg
sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali
pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
• Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum
pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal
lainnya.
Lanjutan . . .
• Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase
2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala,
gangguan visus
• Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda
gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion,
Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent
or reversed end diastolic velocity (ARDV).
• Pada kasus ini, penatalaksanaan awal yang
diberikan untuk diagnosis preeklampsia berat yaitu
IVFD D5%+MgSO4 gtt XX x/m, Injeksi Cefriaxone 2x1
gr, Nifedipin 3x10 mg, Kateter Dauer (+), diobservasi
denyut jantung janin, keadaan umum dan tanda
vital ibu, cek laboratorium darah rutin dan urin rutin.
• Pada pasien ini diberikan ceftriaxone yaitu antibiotik
golongan cephalosporin. Pemberian ceftriaxone
diberikan kepada pasien yang akan menjalani
operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya
infeksi.5
Dosis yang diberikan paada
Nifedipine merupakan obat lini pasien ini sudah sesuai dengan
pertama yang digunakan, teori bahwa regimen yang
berkurangnya resistensi perifer akibat
direkomendasikan adalah 10 mg
pemberian calcium channel blocker
dapat mengurangi afterload, kapsul oral, diulang tiap 15 – 30
sedangkan efeknya pada sirkulasi vena menit, dengan dosis maksimum
hanya minimal. 30 mg.3
• Pada pasien ini diberikan MgSO4. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa pada preeklamsia berat
diberikan MgSO4 yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kejang.3
• Kemudian pada pasien ini dilakukan terapi
konservatif dan dipulangkan setelah seminggu
perbaikan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa, pada
preeklampsia berat ditatalaksana dengan
perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap
dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.
• Penderita dipulangkan bila :
• Penderita kembali ke gejala-gejala/ tanda-tanda
preeklampsia ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
• Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre
eklampsia ringan : penderita dapat dipulangkan dan
dirawat sebagai pre eklampsia ringan (diperkirakan
lama perawatan 1-2 minggu).

SIMPULAN
• Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa:
• Preeklampsia Berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi ≥ 180/110 mmHg disertai proteinuria dan
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
• Diagnosis pada pasien ini adalah G3P2A0 hamil 25-26
minggu dengan preeklampsia berat belum inpartu
dengan preeklampsia berat, Janin Tunggal Hidup,
Presentasi kepala ditegakkan sesuai dengan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
SARAN
• Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
• Dapat dilakukan edukasi kepada penderita untuk rutin
melakukan ante natal care untuk mendeteksi hipertensi
dalam kehamilan.
• Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
manfaat istirahat dan diet yang berguna untuk
mencegah hipertensi dalam kehamilan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai