Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

NAMA:
EKA SAFITRI SABIR (15 644 010)
PATMA JULIANA (15 644 016)
INTAN MEGAWATI (15 644 021)
FATIMAH AYU NINGSIH (15 644 059)

MATKUL: TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH


PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH
CAIR
DASAR HUKUM PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air
• Peraturan Menteri LH nomor 01 tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air
• Permen LH No 5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah
• Perda Provinsi tentang Pengendalian Pencemaran Air dan
Baku Mutu Air Limbah
Baku mutu air limbah

A. Sifat-sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Limbah Cair

 Sifat Fisik Limbah Cair


Penentuan derajat kekotoran limbah cair (air limbah) sangat
dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik
yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan
kejernihan, bau dan warna serta temperatur.

 Sifat Kimia Limbah Cair


Kandungan bahan kimia yang ada didalam limbah cair dapat merugikan
lingkungan melalui beberapa cara. Bahan organik terlarut dapat
meghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau
tidak sedap. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut
merupakan bahan beracun. Adapun bahan kimia yang penting yang ada
didalam limbah cair pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bahan organik. Pada umumnya zat organik berisikan kombinasi dari karbon, hidrogen, dan
oksigen serta nitrogen. Pada umumnya kandungan bahan organik yang dijumpai dalam limbah
cair berisikan 40-60% adalah protein, 20-25% berupa karbohidrat serta 10% lainnya berupa
lemak atau minyak.

b. Anorganik. Beberapa komponen anorganik dari limbah cair dan air alami adalah sangat
penting untuk peningkatan dan pengawasan kualitas air. Jumlah kandungan bahan anorganik
meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh formasi geologis dari limbah cair berasal.

c. pH. Konsentrasi ion Hidrogen adalah ukuran kualitas dari limbah cair. Adapun kadar yang
baik adalah dimana masih memungkinkan kehidupan biologis didalam air berjalan dengan
baik. Limbah cair dengan konsentrasi yang tidak netral akan menyulitkan proses biologis,
sehingga akan menggangu proses penjernihan. pH yang baik pada limbah adalah 7.

d. Sulfur. Sulfat alami terjadi secara alami pada banyak penyediaan air dan limbah cair. Belerang
diperlukan pada pembentukan protein tiruan dan akan dibebaskan pada pemecahannya. Sulfat
dapat diubah menjadi sulfit dan hidrogen sulfit oleh bakteri pada situasi tanpa udara
(anaerob).

e. Logam berat. Beberapa jenis logam biasanya dipergunakan untuk pertumbuhan kehidupan
biologis. Misalnya pada pertumbuhan algae apabila tidak ada logam pertumbuhannya
terhambat. Akan tetapi apabila jumlahnya berlebihan akan mempengaruhi kegunaannya.
 Sifat Biologis Limbah Cair
Pemeriksaan biologis didalam limbah cair untuk memisahkan apakah ada
bakteri patogen berada didalam limbah. Pada pengolahan limbah cair zat organik
akan semakin menurun sedangkan komposisi biomassa akan berubah dan pada saat
ini jumlah bakteri dan protozoa semakin besar. Keadaan ini dipergunakan sebagai
patokan efisien tidaknya pengolahan limbah dengan memeriksa lumpur aktif yang
dihasilkan pada pengolahan limbah tersebut.

B. Karakteristik Limbah Cair Industri Dan Domestik

 Karakteristik limbah cair industri tergantung dari beberapa aspek seperti: jenis
industri; kapasitas produksi; sumber emisi; regularitas dan kontinuitas

 Karakteristik limbah domestik. Limbah cair domestik umumnya komponen


utama adalah zat padat tersuspensi, zat organik yang mudah terurai dan
komponen patogen. Limbah cair domestik terutama terdiri dari tinja, air seni,
buangan limbah dari kamar mandi dan dapur.
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BAKU MUTU AIR
LIMBAHNYA DIATUR DALAM PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2014

 Industri Pelapisan logam dan Galvanis

 Industri Minyak Sawit

 Industri Karet

 Industri Gula

 Industri Pupuk

 Industri Kayu Lapis

 Industri Pengolahan Buah-Buahan dan/atau Sayuran

 Industri Pengolahan Kelapa


PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR
LIMBAH

Pasal 10
Jika industri gula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf v memiliki
kapasitas produksi:
• kurang dari 2500 (dua ribu lima ratus) ton tebu per hari, wajib memenuhi
baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXII
bagian A Peraturan Menteri ini;

• antara 2500 (dua ribu lima ratus) ton sampai dengan 10.000
(sepuluh ribu) ton tebu per hari wajib memenuhi baku mutu air
limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXII bagian B
Peraturan Menteri ini; atau

• lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) ton tebu per hari, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran XXII bagian C Peraturan Menteri ini.
Gambar Industri Gula

 Baku mutu air limbah bagi industri gula dengan kapasitas kurang dari 2.500 Ton
Tebu yang diolah perhari
Gambar Industri Gula

Baku Mutu Air limbah bagi industri Gula dengan kapasitas dari 10.000 Ton tebu
yang dilah per hari
Ada pertanyaan ???

Anda mungkin juga menyukai