Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dari teori akuntansi
normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif berperan sangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat. Sejarah Berkembangnya
Pada awalnya sekitar tahun 60an teori akuntansi masih mengunakan
teori normatif, tetapi kemudian pada tahun 70an teori akuntansi yang dipakai adalah teori akuntansi positif, teori normatif dianggap tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-hari.
Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan
normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ): Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan 'pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hipotesis Teori Positif Akuntansi
Terdapat tiga hipotesis teori positif akuntansi, yaitu :
Hipotesis Rencana Bonus Hipotesis Kontrak Hutang Hipotesis biaya politik Hubungan Teori Akuntansi Positif dan Normatif
Teori akuntansi berdasarkan tujuan perumusannya ada dua yaitu
teori akuntansi normatif dan positif. dalam penjelasan mengenai akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari adanya teori ekonomi normatif. teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi normative. Teori berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik- praktik akuntansi yang ada dimasyarakat what it is ( Watts dan Zimmerman). Pendekatan positif atau empirik berkaitan dengan usaha menguji/ menghubungkan kembali hipotesis/ teori dengan pengalaman/ fakta-fakta dunia nyata