ORNITOLOGIWAN
ORNITOLOGIWAN
SKRIPSI
REBY OKTARIANDA
0905113904
Pembimbing I Pembimbing II
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perambahan
Illegal logging
2
Gambar. Peta tutupan lahan TNTN
3
Permasalahan TNTN Sumber belajar mahasiswa
(Komunitas Hewan)
Pendekatan ilmiah
4
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi dasar mengenai komunitas
burung di TNTN untuk masukan di dalam mendukung kehidupan berbagai jenis burung
yang ada di TNTN dan pengayaan sumber belajar untuk mendukung bahan ajar konsep
komunitas hewan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Odum (1993) komunitas adalah kumpulan populasi-populasi apa saja yang hidup
dalam daerah tertentu atau habitat fisik yang telah ditentukan.
6
Burung mempunyai habitat yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya
(Dasman dalam Hakim, 2011).
Struktur vegetasi memiliki pengaruh terhadap burung, semakin kompleks struktur suatu
vegetasi biasanya juga semakin disukai oleh burung (Baukema, 2007).
Indonesia memiliki 1539 jenis burung atau 17% dari seluruh jenis burung di dunia 381
diantaranya burung endemik dan 104 jenis termasuk dalam kategori punah secara global
(Shannaz dalam Hakim 2011).
Wilayah Sumatera memiliki 580 jenis burung, 467 jenis penetap dan 21 endemik
(MackKinnon et al., 2010).
7
2.2. Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) menurut Sudrajat (2008) adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah
peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
8
Tabel 1. Sintaks PBL
Amir (2010) PBL sebagai model
pengajaran yang memusatkan Tahap Tingkah Laku Pendidik
kegiatan belajar mengajar pada Tahap I Menjelaskan tujuan pembelajaran,
peserta didik dan memungkinkan Orientasi peserta didik pada masalah menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, dan memotivasi peserta
keterampilan berpikir siswa dalam didik untuk terlibat dalam
memecahkan masalah pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap II Membantu peserta didik
Mengorganisasikan peserta didik mendenisikan dan
untuk belajar mengorganisisakan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Tahap III Mendorong peserta didik untuk
Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang
individual maupun kelompok sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap IV Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan
hasil karya karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
Tahap V Membantu peserta didik untuk
Menganalisis dan mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi
proses pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013-November 2013 di Kawasan Hutan
Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan kawasan pelestarian alam yang terdapat di
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dengan luas 83.068 Ha. Kawasan ini memilki
tipe hutan hujan dataran rendah, mempunyai ketinggian 50-175 m dpl dengan
topografi datar, landai, bergelombang dan berbukit serta mimiliki curah hujan yang
sangat tinggi
(Balai Taman Nasional Tesso Nilo, 2011).
10
3.3. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, kompas, tali nilon (1000 m), peta lokasi,
parang, buku catatan lapangan, buku panduan lapangan pengenalan jenis burung di
Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan oleh MackKinnon et al. (2010), A Photogrophic
Guide to The Birds Of Indonesia (Strange 2001), teropong binokuler SAKURA 20x50,
stopwatch, recorder, kamera dan GPS (Geographic Posicition System).
Data dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan pengamatan burung secara langsung dan mencatat di lembar pengamatan
burung (Bibby et al., 2000). Pengamatan burung dilakukan dengan menggunakan metode
kombinasi titik hitung dan metode transek. Pengamatan burung dilakukan pada pagi dan sore
hari antara pukul 06:00-08:00 WIB dan pukul 16:00-18:00 WIB dalam waktu cerah/baik.
Pengamatan burung dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Burung yang tidak
teridentifikasi secara langsung akan direkam.
Pengambilan data juga dilakukan dengan wawancara masyarakat lokal. Hal ini bertujuan
untuk memperkaya data. Jenis burung yang ditemukan sekaligus dilakukan identifikasi dengan
melakukan pengamatan morfologi dan dalam penelitian ini identitas burung-burung yang
dijumpai ditentukan berdasarkan MacKinon et al. (2010) dan Strange (2001).
13
3.4.3 Cara Kerja
1 km Jalur pengamatan
Titik pengamatan
Jarak antar titik
200 m
50 M
1. Komposisi jenis, dapat dilihat dari jumlah dan komposisi spesies yang
menyusunnya. Komposisi spesies ini dapat dilihat secara taksonomis dan ekologis.
Secara taksonomis, spesies-spesies penyusun komunitas dikelompokkan menurut
identitas takson masing-masing
2. Keanekaragaman Jenis
H' = - pi Ln pi
3. Dominansi
4. Kemerataan 5. Kekayaan R
E = H’/Ln S
16
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, selanjutnya dianalisis secara
deskriptif. Pemanfaatan hasil penelitian diintegrasikan ke dalam bentuk LKM sebagai
sumber belajar pada topik struktur komunitas hewan.
Sains Konsep Pembelajaran
biologi Komunitas hewan Ekologi hewan
Analisis Analisis
komunitas instruksional
burung pada •SK
•Pendekatan ilmiah
berbagai tipe •KD
•Model PBL
habitat di TNTN
•Metode ceramah,
diskusi dan tanya
•Komposisi jenis jawab.
burung Rancangan
•Keragaman perangkat
jenis burung pembelajaran
•Dominansi jenis •Silabus
burung •SAP
•Kemerataan
jenis burung
•Kekayaan
jenis burung
Sumber belajar
LKM
Terdapat 79 jenis burung yang masuk ke dalam 11 ordo dan 27 famili (Lampiran 3).
Piciformes 2
Cornciiformes 3
Trogoniformes 1
Strigiformes 1
Ordo
Cuculiformes 1
Psittaciformes 1
Collumbiformes 1
Gruiformes 1
Galliformes 1
Falconiformes 1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Jumlah Famili
Pycnonotidae 7
Chloropseidae 2
Eurylamidae 2
Picidae 4
Capitonidae 4
Bucerotidae 3
Meropidae 2
Alcenidae 5
Trogonidae 1
Strigidae 1
Cuculidae 6
Psittacidae 2
Collumbidae 9
Rallidae 1
Phasianidae 2
Acciptridae 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Spesies
19
Gambar. Komposisi jenis burung berdasarkan famili di TNTN
12 jenis burung dilindungi UU No 5 Tahun 1990.
12 jenis burung masuk didalam red list IUCN (International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources).
8 jenis burung termasuk dalam daftar CITES (Convention on International Trade
of Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
No Ordo Famili Nama Ilmiah Status
1 Spilornis cheela UU/II
Falconiformes Accipitridae
2 Spizaetus cirrhattus UU/II
3 Galliformes Phasianidae Rollulus roulul NT
4 Treron capellei VU
Columbiformes Collumbidae
5 Trerron fulvicollis NT
6 Loricullus galgulus II
Psittaciformes Psittacidae
7 Psittinus cyanurus NT/II
8 Strigiformes Strigidae Ketupa ketupu II
9 Trogoniformes Trogonidae Harpactes duvaecelli UU/NT
10 Alcedo meninting UU
11 Pelargropsis capensis UU
12 Alcenidae Lacedo pulchella UU
13 Halcycon symernensis UU
Cornciiformes
14 Todirhampus chloris UU
15 Buceros rhinoceros UU/NT/II
16 Bucerotidae Antharacoceros malayanus UU/NT/II
17 Aeros corrugatus UU/NT/II
18 Eurylamidae Cayptonema viridis NT
19 Pycnonotidae Setornis criniger VU
20 Malacopteron affine NT
21 Passeriformes Timaliidae Stachyris maculata NT
22 Stachyris nigricollis NT
23 Muscicapidae Terpsiphone atrocaudata NT
24 Nectariniidae Arachnotera longirostra UU
20
4.2. Struktur Komunitas Burung di Taman Nasional Tesso Nilo
21
22
Terdapat 2 jenis burung dominan dan 8 jenis burung subdominan.
23
Gambar. Spesies dominan dan subdominan di TNTN
4.3. Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar
Tabel. Fakta-fakta hasil penelitian
No Fenomena Fakta Konsep komunitas
1 Komposisi Dijumpai 79 jenis burung -
jenis burung yang masuk ke dalam 11
ordo dan 27 famili.
2 Keragaman Indeks keragaman jenis Komunitas di dalam
jenis burung burung pada 3 lokasi lingkungan/habitat yang
berbeda. Keragaman jenis mantap mempunyai
tertinggi (3,67) pada lokasi keragaman jenis yang tinggi
hutan sekunder, aliran sungai (Odum, 1993).
nilo (3,36) dan keragaman
jenis terendah (2,86) pada
lokasi kebun karet dan sawit.
3 Kemerataan Indeks kemeraataan jenis Nilai <1 menunjukkan
jenis burung burung disemua lokasi bahwa terdapat dominansi
memiliki nilai kurang dari satu atau beberapa jenis.
satu (<1). Artinya satu atau beberapa
jenis memiliki jumlah
individu yang lebih banyak
dibandingkan dengan jenis
lain. (Odum, 1993).
4 Kekayaan Indeks kekayaan jenis Komunitas di dalam
jenis burung burung pada 3 lokasi lingkungan/habitat yang
berbeda. Kekayaan jenis mantap mempunyai
burung tertinggi (10,37) kekayaan jenis yang tinggi
pada lokasi hutan sekunder, (Odum, 1993).
aliran sungai nilo (8,51) dan
terendah (5,89) pada lokasi
kebun karet dan sawit.
5 Dominansi 2 jenis burung dominan. Golongan jenis yang
jenis burung Burung Merbah cerucuk dan sebagian besar
cabai rimba memiliki nilai mengendalikan komunitas.
dominansi tertinggi (6%). Relatif hanya sedikit jenis
yang mengendalikan
komunitas dan mereka ini
disebut dominan (Odum, 24
1993).
Hasil penelitian dirancang sebagai sumber belajar yang disusun menjadi perangkat
pembelajaran berupa silabus, SAP dan LKM (Lampiran 4,5 dan 6).
LKM
Struktur komunitas burung di TNTN
5.1. Kesimpulan
1. Kawasan TNTN telah ditemukan 79 jenis burung yang masuk ke dalam 11 ordo
dan 27 famili serta terdapat 2 jenis burung yang dominan di lokasi penelitian.
Indeks keragaman jenis (H’) burung di kawasan TNTN berikisar antara 2,86-3,67,
indeks kemerataan jenis (E) 0,87-0,92, indeks kekayaan jenis (R) 5,89-10,37.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang disusun dalam
bentuk LKM.
5.2. Saran
Perlu dilakukan survey yang mencakup kawasan lebih luas di TNTN meliputi
habitat yang ada untuk melengkapi data jenis burung.
26
TERIMA KASIH
27