Anda di halaman 1dari 22

KOLOID

 Sistem koloid ad/ campuran homgen dan


heterogen.
 Diameter partikel koloid lebih besar dari partikel
larutan sejati tetapi lebih kecil daripada partikel
suspensi kasar.
 Partikel koloid berdiameter 10-7 cm – 10-5 atau 1-100
nm
 Partikel koloid dpt menembus pori2 kertas sarin
dan tidak menembus selaput semipermeabel.
 Sistem campuran disebut sisten dispersi.
KOLOID

 Dan suspensi kasar dan larutan sejati disebut


dispersi halus.
 Dispersi koloid terdiri atas dua komponen, yaitu
fase terdispersi dan medium pendispersi
 Busa sabun ad/ sistem koloid terjadi jika gas
terdispersi dalam medium cair. Bila medium
dispersi mengandung surfaktan, maka busa akan
stabil.
 Surfaktan ad/ seny yg dapat mengaktifkan ruang
antar muka antara fase terdispersi dan medium
pendispersi
KOLOID
Fase Medium Nama koloid Contoh
Gas Gas - N2, O2, Cl2, dll
Gas Cair Busa, buih Busa sabun
Gas Padat Busa padat Karet busa
Cair Gas Aerosol cair Kabut dan awan
Cair Cair Emulsi Air susu
Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju,
Padat Gas Aerosol padat mentegaasap dan debu
Padat Cair Sol, larutan koloid Cat, larutan kanji
Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, kuningan
KOLOID
 Molekul2 surfaktan cenderung terkonsentrasi
pada permukaan antar muka cairan dan gas.
Surfaktan memiliki dua kutup polar dan kutub
non polar.
 Aerosol cair ad/ yg terdiri atas fase terdisfersi cair
dan medium pendispersi gas. Contoh kabut,
semprot rambut
 Emulsi ad dispersi suatu cairan dalam cairan lain
yg tidak bercampur homogen, misal : minyak
dalam air
Sifat-sifat khas partikel koloid
 Efak Tyndall : Efek penghamburn cahaya oleh
partikel koloid, hal ini terjadi karena partikel
koloid dengan ukuran lebih besar mampu
memantulkan kembali cahaya yang diterima
 Gerak Brown : adalah gerak acak atau gerak tidak
beraturan dari partikel koloid. Gerk ini terjadi
karena benturan molekul2 zat pendispersi pada
partikel koloid
 Sifat adsorpsi : adalah sifat penyerapan terhadap
partikel atau ion / senyawa lain . Penyerapan
partikel koloid baik ion negatif maupun ion positif
menyebabkan partikel koloid bermuatan
Sifat-sifat khas partikel koloid
 Koagulasi : adalah penggumpalan partikel koliod
dan membentuk endapan. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan,
pengadukan atau penambahan zat elektrolit
tertentu menyebabkan terjadinya pencampuran
koloid berbeda muatan
 Koloid liofil dan koloid liofob : Terjadi pada sol ,
yaitu fasa terdispersinya padatan dan fasa
pendispersinya cair. Koloid liofilik adalah koloid
sol dimana partikel koloid (fasa erdispersinya)
serang dapat menarik atau mengikat cairannya
sebagai fasa pendispersi.
Sifat-sifat khas partikel koloid
 Contoh sol kanji, agar-agar, lem, cat, gelatin,
protein, sabun.
 Koloid liofofik : butir-butir koloid tidak suka
pelarut, misalnya logam-loga garam dalam air

Pembuatan Koloid :
Pembuatan koloid adalah mengubah partikel2
berukuran ion, atom atau molekul menjadi
partikel koloid , atau mengubah partikel suspensi
kasar menjadi partikel koloid.
Kedua cara ini dapat dilakukan terutama pada
pembuatan sol.
Pembuatan koloid ada dua cara, yaitu :
1. Cara kondensasi, yaitu partikel sat terlrut di
dalam larutan sejati yang berupa ion, atom dan
molekul diubah menjadi partikel yang lebih
kasar. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi :
a. Reaksi subtitusi ion :
Ag+(aq) + NO3-(aq) + H+(aq)
AgCl(s) + H+(aq)NO3-(aq)
b. Reaksi redoks:
2H2S(aq) + SO2(aq) 3S2 (S) + 2H2O (I)
2. Cara dispersi ; dilakukan dengan mengubah
partikel ukuran besar menjadi partikel koloid.
a. Metode mekanik : partikel ukuran besar
kemudian dihaluskan dgn cara pengerusan
atau penggilingan. Partikel halus
didispersikan dalam mediaum pendispersi
agar partikel tidak mengendap, maka
ditambahkan zat pengstabil.
b. Metode busur Bredig; yaitu partikel fase
terdisfersi dibuat dgn menggunakan loncatan
bungan api listrik. Cara ini biasa digunakan
untuk pembuatan sol logam.
c. Metode peptisasi: yaitu dilakukan dengan
melarutkan kembali partikel endapan
elektrolit berupa partikel koloid. Dilakukan
dengan cara partikel kasar yg mengendap dlm
suatu medium cair dipecah menjadi partikel
koloid dgn menambah suatu elektrolit atau
dgn menghilangkan ion2 elektrolit yg
menyebabkan pegendapan.
Macam-macam koloid:
 Aerosol : ad/ sistem koloid dgn fase terdispersi
padat atau cair dlm medium gas. Aerosol dgn fase
terdispersi padat disebut aerosol padat, dan fase
terdisfersi cair disebut aerosol cair. Beberapa
aerosol yg tidak bermanfaat :asap rokok, asap
buangan pabrik, asap kendaraan, partikel debu
tanah dll.
 Sol: ad/ jenis koloid yg sistem terdispersinya padat
dalam medium cair, dimana partikel padatnya dpt
dipisahkan dgn kertas saring melalui ultra
sentrifuge
 Sol dibedakan atas dua,: yakni sol liofob, jika sol
dengan medium pendispersinya adalah air , dan
sol liofil ad/. Sol dengan medium pendispersinya
ditolak oleh medium terdispersinya.
 Perbedaan antara sol liofob dan sol liofil ad/. Sol
liofob peka terhadap penambahan sejumlah
elektrolit, sehingga partikelnya dpt saling
melekat,kemudian terkoagulasi dan terpisah dgn
medium pendispersinya.
 Emulsi: ad/. Dispersi dari suatu cairan dlm cairan
lain yg tidak saling larut.
 Jenis emulsi : O/W dan W/O ; (O = air atau
minyak, sedangkan W = air.
 O/W = minyak terdispersi dlm air dan W/O = air
yg terdispersi dlm minyak.
 Cara membedakan emulsi jenis O/W dan W/O
ad./ dengan uji zat warna (mengambil zat warna
yang dpt larut dlm air tetapi tdk larut dlm
minyak), uji pengenceran, yakni dgn setetes emulsi
cicampur berlahan-lahan dgn air, jika
pencampurannya berlangsung segera, maka
emulsinya jenis W/O dan sebaliknya.
 Gel ad./ koloid liofil setengah kaku. Koloid ini
terjadi karena molekul2 terdispersinya
membentuk jaringan dan molekul medium
pendispersinya terperangkap di dalamnya.
 Gel dibuat dgn cara:
1. Penambahan elektrolit pd koagulasi sel hidrofil.
Contoh : Pemb. Gel silika dgn cara penambahan
garam
2. Reaksi kimia antara dua larutan pekat
Contoh : Pemb. Gel kalsium asetat dgn
penambahan alkohol 96%
Contoh Koloid dlm Kehidupan Sehari-hari
 Koloid alam; yg bermanfaat bagi manusia dan
sering dijumpai, ad./ susu, getah karet, darah.
 Koloid buatan;
a. Zat pembersih : sabun, detergen, shampoo
merupakan bahan pembersih yg berfungsi
menghilangkan kotoran.
b. Cat; adalah jenis koloid yg berupa sol. Agar cat
tidak mengendap, maka diperlukan zat
penstabil atau zat pengemulsi, dan
pelingdung. Juga dalam cat ditambahkan zat
yang dapat melindungi bahan pewarna.
 Surfaktan ad./ merupakan bahan pengemulsi cat.
Surfaktan digolongkan dalam dua jenis, yaksi
surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan
yg larut dlm air.
 Surfaktan yg larut dlm minyak dibagi lagi atas 1)
senyawa polar berantai panjang, 2) senyawa
flourokarbon, dan 3) senyawa silikon.
 Surfaktan yang larut dalam air sangat banyak
macamnya, tetapi yg paling baik untuk cat ad./
surfaktan non ion, misalnya : turunan etilen-
oksida berantai pendek. Jenis surfaktan yg baik
harus tidak menimbulkan busa, zat pembasa yang
baik dan mempunyai kesubtantifan atau keawetan
yang tinggi.
Kosmetik
Sebagian besar bahan kosmetik dibuat dari koloid,
hal ini disebabkan karena sifat koloid mudah
menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah
dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut dan
mengandung dua macam bahan yg tidak saling
larut.
Macam-macam bentuk bahan kosmetik
a. Bahan kosmetik yg berbentuk aerosol, misalnya=
farfum, deodorant, spray, hair spray, penghilang
bau mulut yg disemprotkan.
b. Bahan kosmetik berbentuk sol, misalnya= susu
pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker
dan untuk cat kuku.
c. Bahan kosmetik berbentuk emulsi , misal= susu
pembersih muka dan kulit
d. Bahan kosmetik berbentuk gel, misalnya =
deodorant stick, minyak rambut (jelly)
e. Bahan kosmetik berbentuk buih, misalnya =
sabun cukur, sabun kecantikan
f. Bahan kosmetik berbentuk sol padat, misalnya =
pemerah bibir, pencil alis dan maskara.
Tinjauan Fisika-Kimia Koloid
 Sifat optik koloid, yaitu besaran butir koloid dpt
dilihat dari jumlah butiran yang diuapkan, dgn
rumus:
Vm = m/n . D; dimana V untuk 1 butir koloid
V= 4/3πr3
Jadi : 4/3 πr3 = m/n . d ; r = 3Vm/4 π = 3m/4
πnd
atau r = { 3Vm/4 π}1/3.
Ket.: d = kerapatan butiran koloid
 Sifat optik koloid, yaitu besaran butir koloid dpt
dilihat dari jumlah butiran yang diuapkan, dgn
rumus:
Vm = m/n . D; dimana V untuk 1 butir koloid
V= 4/3πr3
Jadi : 4/3 πr3 = m/n . d ; r = 3Vm/4 π = 3m/4
πnd
atau r = { 3Vm/4 π}1/3.
Ket.: d = kerapatan butiran koloid
 Sifat kinetik koloid, yaitu sifat berdifusinya butir
koloid yg sangat lambat, dgn koefisien difusi (D):
D = R. T/N . {1/6πƞr}; sedangkan jarak rata2
perpindahan butir koloid adalah (Δ) :
D = Δ2/2t; atau D = R.T/N {1/6πƞr} ; dan
Δ2 = R . T/N {t/3 πƞr};
Ket.:
t = waktu pindah butir koloid
D = jumlah mol koloid yang berdifusi
R = 3,34 .107 erg mole-1der-1
Ƞ = viskositas medium dalam poise
N = Jumlah butir koloid (bil. Avogadro)
T = Temperatur absolut dalam Kelvin
Sedimentasi koloid
Sedimentasi koloid adalah proses terjadinya
pengendapan terhadap partikel koloid dalam waktu
yang sangat lama. Dengan persamaan :
V = 2 r2g(d-dm)/ 9 Ƞ;
m = 4/3πr3.d ; dimana M = n . m
atau M = 4/3 πr3. N. d

Anda mungkin juga menyukai