Anda di halaman 1dari 18

Tugas : Kimia Fisika

Dosen Pembimbing : Dr. Ismail Marzuki,M.Si

REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK

DISUSUN OLEH:

OLEH :

ANDI DULUNG WIRABUANA (1620421035)

FAKUTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSEKUTIF

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk serta berkat Rahmat dan Hidayah-Nya yang dilimpahkan
kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad


SAW,keluarganya,dan para sahabatnya

Makalah ini dibuat sebagai syarat guna memenuhi tugas mata kuliah kimia
fisika pada Universitas Fajar. Adapun judul dari makalah ini adalah “REAKSI-
REAKSI KIMIA ORGANIK”
Semoga kehadiran mkalah ini dapat memberikan kontribusi bagi para
mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas pada umum.

Makalah ini tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh


penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
meningkatkan kualitas diwaktu mendatang. Semoga laporan ini dapat menjadi
bacaan yang bermanfaat bagi kita semua.

Makassar,11 Juli 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Reaksi Kimia.............................................................................................. 6

B. Pengertian Reaksi Kimia ......................................................................................... 7

C. Senyawa Organik ................................................................................................... 8


D. Penggolongan senyawa organik .............................................................................. 9
E. Dasar-dasar reaksi organic ...................................................................................... 10
F. Reaksi Kimia Organik ............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ........................................................................................................... 16

B.Saran ....................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di dalam kehidupan kita bahwa terdapat beberapa hal yang berkaitan langsung
dengan kita yang ada hubungannya dengan kimia. Seperti batu batrai, disk player,
stavol, dll. Beberapa benda yang telah disebutkan di atas merupakan hasil olah dari
suatu reaksi kimia.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu pengamatan dan pencarian informasi baik
secara langsung melihat benda itu maupun mempelajari teori-teorinya untuk
memperdalam hazanah ilmu pengetahuan kita. Sehingga diharapkan kita tidak
mudah heran dengan suatu reaksi yang tidak pernah kita bayangkan akan seperti
yang kita lihat.
Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan
perubahan struktur dan melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana
senyawa pereaksi beraksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri reaksi
kimia yaitu : terbentuknya endapan, terbentunya gas, terjadi perubahan warna,
terjadi perubahan suhu/temperature.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Reaksi Kimia’ ini, untuk
mengetahui sejarah reaksi kimia dan dapat mengidentifikasi reaksi kimia serta
jenis-jenis reaksi.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah reaksi kimia?

4
2. Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia?
3. Apakah yang dimaksud senyawa organik?
4. Bagaimanakah persamaan reaksi?
5. Apa saja jenis-jenis rekasi kimia?
6. Apakah saja faktor yang mempengaruhi reaksi kimia?

D. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan Makalah ini tak lain adalah agar dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman mengenai reaksi kimia,terutama reaksi kimia organik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Reaksi Kimia

Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori empat
elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun dari
4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan, transformasi kimia
dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya, mengubah timbal menjadi
emas, dengan mereaksikan timbal dengan campuran tembaga-timbal dengan sulfur.
Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di bumi
telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur dan asam
nitrat oleh alkemis Jābir ibn Hayyān. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan
mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat, alum dan kalium nitrat.
Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber memproduksi asam klorida dan natrium
sulfat dengan mereaksikan asam sulfat dengan natrium klorida. Dengan adanya
pengembangan lead chamber process pada tahun 1746 dan proses Leblanc,
sehingga memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan natrium karbonat dalam
jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan dalam industri. Teknologi
asam sulfat yang semakin maju akhirnya menghasilkan proses kontak di tahun
1880-an,dan proses Haber dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis
amonia.
Dari abad ke-16, sejumlah peneliti seperti Jan Baptist van Helmont, Robert
Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari transformasi-

6
transformasi kimia yang sudah dieksperimenkan. Teori plogiston dicetuskan pada
tahun 1667 oleh Johann Joachim Becher. Teori itu mempostulatkan adanya elemen
seperti api yang disebut "plogiston", yang terdapat dalam benda-benda yang dapat
terbakar dan dilepaskan selama pembakaran. Teori ini dibuktikan salah pada tahun
1785 oleh Antoine Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan yang benar
tentang pembakaran.
Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya mengetahui bahwa
karakteristik gas selalu sama. Berdasarkan hal ini dan teori atom dari John Dalton,
Joseph Proust akhrinya mengembangkan hukum perbandingan tetap yang nantinya
menjadi konsep awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi.
Pada bagian kimia organik, telah lama dipercaya bahwa senyawa yang terdapat
pada organisme yang hidup itu terlalu kompleks untuk bisa didapatkan melalui
sintesis kimia. Menurut konsep vitalisme, senyawa organik dilengkapi dengan
"kemampuan vital" sehingga "berbeda" dari material-material inorganik. Tapi pada
akhirnya, konsep ini pun berhasil dipatahkan setelah Friedrich Wöhler berhasil
mensintesis urea pada tahun 1828. Kimiawan lainnya yang memiliki kontribusi
terhadap ilmu kimia organik diantaranya Alexander William Williamson dengan
sintesis eter yang dilakukannya dan Christopher Kelk Ingold yang menemukan
mekanisme dari reaksi substitusi.
Antoine Lavoisier mengembangkan teori pembakaran sebagai reaksi kimia
dengan oksigen.

B. Pengertian Reaksi Kimia


Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya

7
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan
perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan
pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga
dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi
nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia
untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet
reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana
sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel
dilakukan.

C. Senyawa Organik
Senyawa organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada diantaranya yang berwujud bahan
makanan,bahan sandang, obat- obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan
dalam tubuhpun banyak terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang
beragam pula. Senyawa organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu
yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik
didefinisikan sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon. Meskipun
penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa senyawa yang
mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini
adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon
lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk
empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi.
Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan setiap tahun puluhan
ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik sebagai hasil penemuan di alam,
ataupun sebagai hasil pembuatan di laboratorium.

8
Karbon adalah suatu unsur utama penyusun jasat hidup ini sehingga atom
karbon menjadi tulang punggung pembentuk senyawa yang beraneka ragam.
Mengapa karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yang begitu banyak, dimana
hal ini tidak ditunjukkan oleh unsur lain. Karbon memiliki empat elektron di kulit
terluarnya. Masing-masing elektron dapat disumbangkan kepada unsur-unsur lain
sehingga terpenuhi susunan elektroniknya, dan dengan elektron-elektron pasangan
membentuk ikatan kovalen. Nitrogen, oksigen dan hidrogen adalah unsur-unsur
yang dapat berikatan dengan karbon. Satu atom karbon dapat menyumbangkan
paling banyak empat electron untuk dipasangkan dengan empat elektron dari unsur
lain. Sebagai contoh dalam
molekul metana (CH4)
Atom karbon dapat dibedakan dengan atom lain yaitu pada kemampuan atom
karbon untuk berpasangan dengan atom karbon lain membentuk ikatan kovalen
karbon-karbon. Fenomena tunggal inilah yang memberikan dasar-dasar kimia
organik. Rangkaian atom-atom karbon beraneka ragam: linear, bercabang, siklik
yang dikelilingi oleh atom hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Tidak banyak unsur lain
yang memiliki empat elektron di kulit terluar yang bersifat seperti atom karbon.
Hanya silikon yang mirip dengan atom karbon, artinya dapat membentuk ikatan
kovalen dengan unsur-unsur lain. Seperti SiO2yang melimpah. Senyawa ini sangat
stabil, tetapi silikon bukan unsure penyusun jasat hidup.

D. Pengolongan senyawa organik


Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa
organik maupun anorganik. Senyawa organik sangat banyak jenisnya, sehingga
perlu adanya penggolongan senyawa organik.
1. Senyawa siklik : senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup.
2. Senyawa alifatik : senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka.

9
3. Senyawa homosiklik: senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun
oleh atom karbon.
4. Senyawa heterosiklik : senyawa siklik yang atom lingkarnya, selain
tersusun dari atom C (karbon) juga tersusun oleh atom lain, misalnya : O,
N, dan S.
5. Senyawa polisiklik: senyawa yang mempunyai lebih dari dua struktur
lingkar atom karbon.
6. Senyawa alisiklik : senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti
senyawa alifatik.
7. Senyawa aromatik : senyawa siklik yang tersusun oleh beberapa atom
karbon membentuk segi lima, segi enam secara beraturan dan mempunyai
ikatan rangkap yang terkonjugasi dengan ketentuan : tiap atom dalam
cincin harus mempunyai orbital p yang tersedia untuk pengikatan, bentuk
cincin harus datar, harus terdapat (4n+2) elektron π dalam cincin itu (aturan
Huckel)

E. Dasar – dasar reaksi organic

E.1. Tipe Reaksi Organik


Reaksi-reaksi senyawa organik digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu:
1. Reaksi substitusi
a. Reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1)
b. Reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler (SN2)
c. Reaksi substitusi nukleofilik internal (SNi)
d. Reaksi substitusi elektrofilik (SE)
2. Reaksi adisi
a. Reaksi anti adisi

10
b. Reaksi sin adisi
3. Reaksi eliminasi
a. Reaksi eliminasi (eliminasi 1,1)
b. Reaksi eliminasi (eliminasi 1,2)
4. Reaksi penataan ulang (rearrangement)
5. Reaksi radikal.
E.2. Pemutusan ikatan
Proses pemutusan ikatan terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Pemutusan homolisis
yaitu pemutusan ikatan dimana masing-masing atom membawa elektron dalam
jumlah yang sama (simetris), sehingga membentuk radikal. Radikal bebas bersifat
sementara dan sangat reaktif, sehingga cepat bergabung membentukmolekul
kembali. Pemutusan homolisis terjadi karena adanya energi panas atau cahaya
Contoh : Cl2 dapat digambarkan Cl – Cl, atau Cl : Cl2.

2. Pemutusan heterolisis
Pemutusan heterolisis terjadi apabila hanya salah satu atom yang membawa
elektron, sedangkan atom yang lain tidak membawa elektron (asimetris). Atom yang
membawa sepasang elektron akan bermuatan negatif, sedangkan atom yang tidak
membawa elektron bermuatan positif. Pemutusan heterolisis molekul AB dapat
terjadi dalam dua cara, yaitu:
a. Jika elektronegativitas A lebih besar dari B
b. Jika elektronegativitas B lebih besar dari A.

3. Karbonium (karbokation) dan karbanion (karboanion)


Pemutusan heterolisis ikatan C-X senyawa karbon dapat terjadi dengan dua
cara:

11
a. Apabila elektronegativitas X lebih besar dari C, maka akan terjadi karbonium
(struktur dimana atom C memiliki muatan formal +1, hal ini berarti atom C
memiliki orbital kosong) R adalah atom hidrogen, gugus alkil atau fenil,
sedangkan X adalah unsur halogen (Cl, Br, I).
b. Apabila elektronegativitas X lebih kecil dari C, maka akan terjadi arbanion (
struktur dimana atom C memiliki muatan formal –1, hal ini berarti atom C
memiliki orbital isi dua)
4. Nukleofil dan elektrofil
Pada proses heterolisis akan terjadi nukleofil dan elektrofil.
a. Nukleofil adalah spesies (atom / ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga
dia tidak suka akan elektron tetapi suka akan nukleus (inti yang kekurangan
elektron).
b. Elektrofil adalah spesies (atom / ion / molekul) yang kekurangan elektron,
sehingga ia suka akan elektron.Menurut konsep asam basa Lewis nukleofil
adalah suatu basa, sedangkan elektrofil adalah suatu asam. Reaksi senyawa
karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu
elektrofil.

F. Reaksi kimia organik


1. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari
pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi
substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.

12
Mekanisme dari substitusi aromatik elektrofilik

a. Reaksi substitusi nukleofilik


Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai
elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah
suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif.
Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh
reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas.
Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami
polarisasi, dan solvasi.

b. Reaksi substitusi elektrofilik


Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut
seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh.
Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa
hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa perbedaan sifat benzena dengan senyawa
hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami
reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang
terjadi terhadap molekul benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini
disebabkan karena benzena merupakan molekul yang kaya electron.

2. Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima
tambahan atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada
ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi
cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan

13
rangkap dua atau rangkap tiga. Reaksi adisi secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Adisi elektrofilik,Tahap reaksi adisi elektrofilik adalah:
Tahap 1: serangan terhadap elektrofil E+yang terjadi secara lambat,
Tahap 2 : serangan nukleofil terhadap karbonium,
2. Adisi nukleofilik,Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:
Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX terhadap senyawa C = C – Z, dimana Z
adalah CHO, COR, COOR, CN, NO2, SO2R, gugus ini mendominasi
delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.

3. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Dalam reaksi ini terjadi
penghilangan 2 atom atau gugus untuk membentuk ikatan rangkap atau struktur
siklis. Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan
karbon.Bila alkilhalida yang mempunyai atom H direaksikan dengan basa kuat,
akan terjadi reaksi eliminasi dan terbentuk alkena.Karena proton yang dihilangkan
terletak pada kedudukan terhadap halogen,maka reaksi ini disebut eliminasi Bila X
adalah halogen, maka reaksi ini disebut dehidrohalogenasi. Eliminasi dapat pula
terjadi bila X adalah gugus lepas yang baik, misalnya –OSO2R, -SR2 dan -SO2R.

4. Reaksi penataan ulang


Reaksi penataan ulang dapat berlangsung melalui intermediet, terutama kation-
kation, anion-anion atau radikal-radikal. Sebagai contoh adalah penataan ulang yang
melibatkan karbokation, kation 1-propilium dapat mengalami penataan ulang
menjadi kation 2-propilium, yaitu dengan perpindahan satu atom hidrogen dengan
pasangan elektronnya (geseran hidrida) dari C2 ke karbon C1 karbokationiknya. Hal
ini merupakan petunjuk bahwa kemantapan karbokation sekunder lebih besar

14
daripada primer, tetapi geseran dalam arah yang berlawanan dapat berlangsung,
asalkan imungkinkan untuk mencapai kemampuan delokalisasi yang labih besar
pada system orbital suatu cincin benzena. Berikut ditunjukkan terjadinya penataan
ulang dari karbokation tersier sekunder.
Di sini terlihat adanya peluang untuk terjadinya penataan ulang yang lebih
menarik dalam kation terdelokalisasi, misalnya penataan ulang pada sistem alilik.
Sebagai contoh adalah dalam reaksi solvolisis SN1 dari 3-kloro-1-butena dalam
etanol (EtOH). Setelah terbentuknya karbokation, penyerangan oleh EtOH dapat
terjadi pada C1 dan C2, dan ternyata diperoleh campuran dari kedua eter tersebut.

5. Reaksi Radikal
Reaksi-reaksi yang melibatkan radikal amat banyak terjadi dalam bentuk gas,
pembakaran senyawa organik hampir selalu merupakan reaksi radikal. Reaksi
radikal juga dapat berlangsung dalam larutan, terutama jika dilakukan dalam pelarut
nonpolar, serta terkatalisis oleh cahaya atau terjadi penguraian serentak zat-zat
kimia yang diketahui akan menghasilkan radikal itu sendiri, yakni peroksida
organik. Ciri khas lain untuk reaksi radikal adalah bahwa begitu mulai terjadi, reaksi
akan berjalan amat cepat akibat berlangsungnya reaksi-rantai-cepat yang hanya
sedikit memerlukan energi, misalnya pada halogenasi alkana:
Dalam hal ini, radikal yang diperoleh secara fotokimia yaitu atom brom (Br.)
reaksinya dengan substrat netral R-H akan menghasilkan R.. Radikal ini bereaksi
lebih lanjut dengan suatu molekul netral Br2, dan akan menghasilkan Br. Lagi, daur
ini berlangsung terus menerus tanpa perlu Br. baru lagi. Merupakan ciri khas pula
bahwa reaksi radikal semacam ini dapat dihambat dengan adanya pemasukan suatu
bahan yang dapat bereaksi dengan radikal, misalnya fenol, kinon, difenilamina.
Bahan-bahan ini dapat dipakai untuk menghentikan suatu reaksi radikal yang tengah
berlangsung, sehingga bahan ini disebut penghenti/terminator.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan
senyawa kimia. Reaksi kimia organic mempunyai beberapa penggolongan,
diantaranya adalah senyawa siklik: senyawa yang mempunyai rantai karbon
tertutup,s enyawa alifatik: senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka,
senyawa homosiklik: senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun oleh
atom karbon, senyawa heterosiklik : senyawa siklik yang atom lingkarnya, selain
tersusun dari atom C (karbon) juga tersusun oleh atom lain, misalnya : O, N, dan S,
senyawa polisiklik: senyawa yang mempunyai lebih dari dua struktur lingkar atom
karbon, senyawa alisiklik : senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti
senyawa alifatik, senyawa aromatik : senyawa siklik yang tersusun oleh beberapa
atom karbon membentuk segi lima, segi enam secara beraturan dan mempunyai
ikatan rangkap yang terkonjugasi.
Adapun reaksi- reaksi kimia organic terdiri dari, reaksi addisi, substitusi,
eliminasi, dan di tambah dengan reaksi- reaksi organic lain. Di dalam reaksi- reaksi
kimia organic terdapat persamaan reaksi, dimana persamaan reaksi ini digunakan
guna reaksi mencapai keseimbangan sesuai stoikiometri.
B. Saran
Kita tidak boleh meninggalkan ilmu kimia,karena sangat banyak peranannya
dalam kehidupan.Segala kebutuhan dan kepentingan di kehidupan tak akan menjadi
seperti ini tanpa adanya peranan ilmu kimia.

16
Agar kita lebih memahami apa itu ilmu kimia dan peranannya dalam
kehidupan,ada baiknya kita menambah wawasan dan pengetahuan dengan membaca
artikel-artikel lain yang berkaitan.Mengingat masih banyak kekurangan dalam
makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimia#Reaksi_kimia_organik_lainnya

http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimia#Reaksi_kimia_organik_lainnya

http://id.wikipedia.org/w/index.php?search=REAKSI+KIMIA++ORGANIK&title=
Istimewa%3APencarian

18

Anda mungkin juga menyukai